Perempuan & Egonya Part 20

Perempuan & Egonya 
Part 20

Ya Tuhan, kalau bisa aku meminta panjangkanlah malam ini…
Sebentar saja lebih lama dengannya
Karena aku tau walau masih berada disampingnya aku masih saja rindu,
Entalah perasaan seperti apa yang sedang Engkau limpahkan pada ku
Tanggungan rindu ku terlalu besar, aku di buatnya luluh, jatuh sejatuh jatuhnya dalam romansa yang tidak pernah terjadi padaku sebelumnya….
Boleh aku egois, Tuhan….Jangan datangkan Mentari terlalu cepat aku masih mau disini, masih mau disampingnya itu saja….
Begitulah sejuta keinginan yang membanjiri pikiran Reinatha saat terus terusan menatap kekasihnya itu.


“Mau makan? Aku suapin yah?” Tanya Nathan lembut

Disuapi kekasihnya itu yang masih tersipu malu akan kejujuran hatinya persekian menit tadi dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

“Aku boleh nanya nggak?” Suara Reinatha tak kalah lembutnya

“Boleh dong, apa yang nggak sih buat kamu…” Senyuman Nathan begitu mempesona, sambil terus menyuapi Reinatha yang mulai manja padanya

Citra itu teman kamu? Sejak kapan? Kenapa kamu nggak jadian aja sama Dia, Dia cantik, baik, pinter sih kayaknya, ramah Dia juga kaya peduli banget waktu kamu di Rumah Sakit” Selidik Reinatha, bukan perempuan namanya kalau naluri menggalinya  informasinya tidak ada.

“Citra? Dia itu teman sekolah aku dari SMP”

Kok gitu doang jawabannya…” Reinatha berharap ada jawaban yang lebih panjang lagi

“Terusss…………..?”

Yah kenapa nggak mau jadian sama Dia, bukannya Dia juga sukakan sama kamu?” Mulai terdengar nada-nada cemburu dari Reinatha

“Simple sih, karena dia bukan orang yang aku tunggu…”

“Emang orang yang kamu tunggu kaya gimana?”

Ini yang lagi didepan aku, yang mulai mencuriga dan cemburu dengan caranya yang buat aku gemas” Dicubitnya pipi Reinatha manja

ihhhhhhh sakit…” Manja Reinatha

Kamu bisa nggak sih jangan terlalu sering membuat jantung ku berdebar kencang seperti ini ” Rayu Nathan lagi

Apaan sih, orang aku biasa aja kok…” dumel Reinatha masih dengan wajah menggemaskannya
Iya juga sih, ngapain juga  bahas Citra, yang jelas-jelas sudah dibilang sendiri diantara mereka nggak ada hubungan apa-apa, memang benar Citra pernah menyukai Nathan tapi itukan dulu, Kenapa aku mala ingin tau masa lalunya yang hanya akan buat aku cemburu dan kecewa tanpa alasan yang jelas yah? Ahhhh Dasar Bodo! Aku nggak mau menghabiskan malam ini dengan kecemburuan tanpa alasan yang aku ciptakan sendiri!!!

Acara telah selesai, Nathan mengantarkan Reinatha pulang, Di dalam mobil Reinatha terlihat sedang menutupi rasa dinginnya dari Nathan, Nathan yang peka akan reaksi Reinatha mematikan AC dan membuka kaca jendela mobil

“Kok dibuka?” Tanya Reinatha

Nggak papa, biar kamu bisa lihat keluar juga” Jawab Nathan

Sayang tindakan itu tetap saja membuat Reinatha merasa kedinginan dengan dress sedikit terbuka yang dikenakannya, Nathan kemudian menghentikan mobil secara tiba-tiba

“Kok berhenti?” Tanya Reinatha lagi

“Maaf yah aku pacar yang  kurang peka…” Nathan melepaskan jas yang dipakainya lalu menutupi badan  Reinatha, jarak mereka kini sangat berdekatan, Reinatha sempat mengira Nathan akan tiba-tiba menciumnya lagi hingga Reinatha menutupkan matanya untuk menunggu ciuman itu sampai di wajahnya, sayang dugaannnya salah.

“eeeeeeeeeee makasih…” Reinatha malu akan reaksinya yang salah kira

“Masih berasa dingin nggak?”

“nggak kok udah nggak” Jawab Reinatha menutupi rasa malunya

Kini Reinatha telah berbaring di ranjangnya dengan senyuman penuh kebahagiaan di wajahnya, sambil sekali-kali mengecek hpnya menunggu pesan dari Nathan bahwa ia pun telah sampai, di bukanya galeri foto-foto mereka berdua di pesta tadi dan di ganti kontak profil Nathan dalam layar ponselnya “ Penjahat” Nama kontak Nathan masih belum di rubahnya, Rein hanya mengganti foto untuk kontak Nathan dengan foto mereka berdua di pesta tadi dan kemudian menambahkan simbol hati pada nama kontak Nathan menjadi “ Penjahat 💖 “

Aku udah sampai, selamat tidur sayang…” Pesan baru di dapatnya dari Nathan

“Kok tidur sih, ni orang nggak kangen apa yah!” dumel Reinatha kesal  ketika membaca pesan itu

“Kalau aku bilang kangen, ntar dia geEr! Nggak ah,Yah tapi jangan tidur juga, ah…..nyebelin !!!”

Reinatha kesal akan dirinya sendiri yang begitu Rindunya walau baru saja bertemu
Tiba-tiba saja di sela-sela kesalnya akan pesan dari Nathan yang seakan tak mengerti perasaannnya, mendapatkan ponselnya berdering dan itu dari kontak bertuliskan Penjahat Hati

Nathan? Telfon juga kan elu…pasti kangen  juga sama aku, iya kan?” kata Reinatha sebelum mengangkat telfon dari Nathan tersebut

Hai Nath,” Sapa Reinatha

ihhh ko manggilnya gitu, yang halus dong….sayang, gitu..” canda Nathan

“iya..iya….kenapa telfon?” Reinatha seolah-olah sedang menunggu Nathan berkata rindu padanya

aku mau mastiin kamu udah tidur belum, ternyata belum, kamu masih ngapain sih ini udah malam loh sayang besok bukannnya ada kelas pagi?’

‘itu doang???” Reinatha berkata dalam hatinya

Halo…yang…sayang…Reinatha” Sapa Nathan lagi karena menunggu jawaban dari Reinatha

iya…iya, bentar lagi aku tidur kok, kamu ngapain belum tidur?”

“Yah nungguin kamu tidur dulu…”

ihhhh bucin banget sih…”

“Makasihnya untuk malam ini.. udah sana tidur, mimpin aku yah”Pamit Nathan

“iya……kamu juga yah, bye….”

“nyebelin banget sih, kirain bakalan rindu! Tau-tau mastiin doang udah tidur apa belum ahhhhhh Nathan ngeselin! Kenapa jadi gue doang yang diperbudak rindu sih????ahhhhh keselllllllllllllllll!!! Teriak Reinatha

Seminggu berlalu dengan status sebagai sepasang kekasih, kejutan-kejutan kecil, makan romantis berdua dan tawa-tawa bahagia menemani hari-hari Nathan juga Reinatha, Reinatha menjadi semakin penuh semangat dan berbunga-bunga melalui hari. Suatu hari Nathan memutuskan untuk memberikan kejutan  datang secara diam-diam ke kampus Reinatha, menjemputnya pulang. Mungkin benar kata orang ketika memiliki kekasih aura seseorang akan berubah drastis, Nathan datang dengan tampannya, gagah, rapih  dan mempesona kaum hawa yang melihat padanya, karena ini suatu kejutan Nathan memutuskan untuk menunggu Reinatha di tempat parkir sampai dia selesai kuliah. Sayang kedatangan Nathan menarik perhatian para gadis yang hanya sekedar lewat dan bertemu dengannya disana, membuat suasana menjadi ramai.

“Ibu Asdos dicariin tau-taunya disini..” Goda Anna saat menemui Reinatha diperpustakaan

“Masih lama bu disini? nggak kasihan tuh pacarnya jadi incaran kaum hawa diluar” Tambah Teddi menggoda Reinatha yang tengah sibuk menyelesaikan tugasnya

“Aaaaaa? Apa sih maksudnya? “ Reinatha belum sepenuhnya konek

Teddi dan Anna tertawa menggodanya lagi,

ehhhh Mas Nathan dimana jam segini?” Tanya Anna lagi, Reinatha melihat jamnya dan memastikan apa yang sedang dilakukan Nathan jam segini

“Lagi kerja lah “ Sambil terus sibuk dengan aktivitasnya

“ Lagi kerja? Ohhhh kerja digodain cewe-cewe gitu?” goda Teddi lagi

Reinatha menghentikan aktivitas belajarnya dan menatap Teddi dengan tatapan ingin membunuh karena baru saja memfitnah kekasihnya itu,

Lihat tuh Ann, baru dengar kata-kata kita aja mukanya udah mau meledak, gimana kalau lihat sendiri yah?’ goda Teddi lagi

Annapun ikut tertawa dan memanas-manaskan situasi yang belum juga dipahami oleh Reinatha

“Gimananya yah kalau lihat sendiri, nggak tau deh…..bisa terbakar kali” sambung Anna

ini berdua pada kenapa sih? Belum pada makan? Laperr? Kehabisan obat apa gimana?”

By the way, udah di telfon belum pacar tersayangnya ada dimana? Lagi ngapain? Lagi sama siapa?” Sambung Teddi lagi memperkeruh suasana

“Yah ngapain, lagian aku tuh udah tau jam segini dia ngapain dan dimana nggak perlu lah telfon-telfon segala..”

coba aja dulu…yah buat mastiin sih” sambung Anna lagi membatu Teddi

Reinathapun terpancing akan apa yang dikatakan Teddi dan Anna, ditelfonnya Nathan dan terdengar suara Nathan seperti sedang dalam keramaian

Yang….kamu dimana? Itu suara apatuh?” Reinatha terdengar menyelidiki

Iya Yang… ini aku lagi, aduh bentar-bentar mba ini saya lagi ngomong sama pacar saya, sebentar yah….maaf yah…” Nathan seperti tengah sibuk

“Iya mas, tapi ini dicatat dulu no telfon saya, ini IG saya mas….” Terdengar suara gaduh perempuan-perempuan sampai ke telinga Reinatha

“Yang, sekarang juga kasih tau aku, kamu dimana? Itu suara siapa?” Reinatha terpancing emosi

“Ini Yang, aku tuh lagi di tempat parkir kampus kamu, mau jemput kamu….. Haloo..halooo Yang, Rein….”

Mendengar itu Reinatha mematikan telfonya dan buru-buru pergi membawa tumpukan buku-bukunya menuju lokasi Nathan

“ihhh mala ditinggal, Rein tungguin” Teriak Anna, Teddi dan Annapun berlari mengikuti Reinatha. 

Dengan penuh rasa emosi Reinatha menuju ke tempat parkir dan benar saja yang dilihatnya banyak cewe-cewe sedang mengelilingi Nathan,  tanpa banyak bicara Reinatha menggerakan bukunya menepuk-nempuk secara sembarangan agar menjauhi kerumunan Nathan didalamnya

Pada ngapain sih disini…bubar…bubar bubar…ini cowo gue! Ganjen banget sih…” Teriak Reinatha kesal, Nathan yang melihat aksi heroik Reinatha tertawa tipis

“elu juga ngapain kesini tanpa bilang-bilang sih? Mau pamer yah? Sok ganteng banget sih…!” Reinatha melampiaskan kemarahannya pada Nathan yang hanya tersenyum dari tadi

Kok marahnya sama aku sih, sama mereka dong… kan salah teman-teman kamu, aku nggak ngapa-ngapain loh….”

“Oh masih bisa senyam-senyum yah, haaaa? Senang yah digituin?” Reinatha meniru gaya perempuan-perempuan tadi yang berusaha menarik perhatian Nathan

“ihhhh lucu deh pacar aku kalau lagi marah…” gemas Nathan

“Nggak usah megang-megang…”

Nathan hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu cemburu Reinatha

Lapar nggak sih abis marah-marah sayang…makan yuk?” Goda Nathan

“Makan aja sendiri, ajak aja tuh tadi siapa yang udah sempat kasih no telfonnya segala…” Reinatha masih cemburu dengan wajah galaknya

hahahahha ya ampun sayang, nggak ada beneran deh ini cek sendiri” Sambil memberikan Hpnya untuk dicek oleh Reinatha

Jangan marah-marah dong, ntar cantiknya berkurang ayok, makan yuk, ada yang mau aku bilang” Bujuk Nathan

Apaan?”

“Ya ayoo jalan dulu, mau yah please…” Bujuk rayu Nathan dengan wajah manisnya, akhirnya meluluhkan hati Reinatha

Nathan memberitahu Reinatha bahwa dirinya akan berangkat ke Manado dalam masa tugas selama seminggu, mulai besok

“Seminggu yah?”Nada suara Reinatha terdengar sedih

“Yah kalau latihan gabungannya dipercepat bisa lebih cepat dari seminggu sayang…” Nathan menjelaskan

Kenapa nggak di Jogja aja sih?” Manja Reinatha

Nathan tertawa mendengar dan melihat reaksi kekasihnya yang akan ditinggalkannya seminggu itu

Kan kita bisa telfonan, Video call, seminggu nggak lama kok Yang…” Bujuk Nathan

Tapikan aku nggak bisa sesuka hati telfon kamu, kaya disini”

“Iya….ngerti, jangan sedih dong aku yang akan telfon kamu setiap jam istirahat, aku janji”

“Bener yah…..”

“iya sayang….”

Aku hanya pergi tuk’ sementara bukan tuk’ meninggalkan mu selamanya
Ku pastikan kembali pada dirimu tapi kau jangan nakal….aku pasti kembali by Pasto band

Adalah sepenggal lirik yang selalu di dengarkan Reinatha saat Nathan dalam masa tugas militernya di Manado, baru juga sehari ditinggal Nathan, Reinatha mulai galau, semua aktivitasnya menjadi melambat dan selalu sering mengecek notif di Hpnya.

“Jangan didengerin kali Rein, lagu galau ntar tambah galau…” Ingat Anna

“Terus gimana dong?”

“Yah enjoy aja….”

“Yah enjoynya itu gimana?”

“iya yah, gimana yah?”

“Perasaan kemaren-kemaren pacaran aku LDR biasa aja, kok ini Cuma ditinggal seminggu urusan tugas gue galau banget yah…mana pulangnya masih lama lagi baru juga sehari”

“Yah artinya pacaran kamu kali ini itu pakai hati….”

“Emang yang kemaren-kemaren nggak pake hati?"

“Yah maybe kamu Cuma pake pikiran waktu itu..”

“Hari ini baru hari Kamis, Kamis ke Selasa masih lama yah…ahhh mana beda sejam lagiManado sama Jogja” Umpat Reinatha

“Rein..Rein….benar-benar di mabuk asmara kayaknya” Anna mulai bingung dengan tingah Reinatha yang tak seperti biasanya

“Ya ampun weeked tanpa pacar itu hampa yah Mas…” Reinatha yang tengah duduk menghabiskan hari minggunya bersama Mas Bima di Kamar Bima masih saja galau menanti kepulangan Nathan

“Bucin lu dek…..”

“Biarin, eh tapi Mas kok bisa sih berbulan-bulan nggak ketemu sama Mba Dian, Rindunya kaya apa tuh? Aku aja yang ditinggal seminggu kangennya minta ampun”

“Itu kalau buat yang baru pacaran, masih kasmaran masih menggebu-gebu rasa cintanya kalau udah lama yah dengan sendirinya rasa percaya dan menahan rindu jadi semakin kuat…”

“Pokoknya aku nggak mau jauh-jauh dari Nathan”

“ihhh egois kamu dek, orang Nathan itukan punya pekerjaan apalagi anggota TNI pasti akan sering pergi-pergi”

“Biarin, siapa suruh suka sama aku” Canda Reinatha

Anna tiba-tiba datang menyampaikan pesan pada Reinatha dengan wajah paniknya

“Rein ada tamu didepan…”

“Ha??? Nathan? Itu pasti Nathan…ahhhhhh cepat banget dia pulangnya” Reinatha melompat kegirangan

Mas pinjam parfumnya yah…”Disemprotnya parfum Bima mewangii seluruh tubuh dan  seisi ruangan 

Reinatha berlari terburu-buru kearah depan menyambut kedatangan Nathan, ekspresi wajahnya berubah ketika yang dijumpainya ternyata bukan Nathan

Bagasssssssssss”

“Hai Rein, apa kabar?

Reinatha terdiam terkejut melihat Bagas kini berada didepannya

Kita boleh biacara sebentar nggak..”

“hmmmmm boleh…” Reinatha tampak tak yakin dengan jawabannya sendiri

“Tapi nggak disini,kamu ada waktu nggak keluar sebentar”

“eeee, ok tunggu sebentar yah”

Reinatha masuk ke kamar, mengambil jaket dan Hpnya sambil memastikan kembali apa dirinya perlu memberitahukan Nathan akan kehadiran Bagas saat ini apa tidak, Nathan juga mungkin lagi sibuk, lebih baik aku nggak usah kasih tau dulu, pikir Reinatha


“Gimana kuliahnya sekarang, aku dengar-dengar udah jadi Asdos..selamat yah”

“Makasih Gas…” Reinatha masih nampak canggung

Kamu kok sekarang jadi jarang pulang ke Jakarta, betah yah disini?”

“ Yah gitulah Gas, udah mulai nyaman disini..Oh yah, Kak Bunga apa kabar?”

Kak Bunga baik, dia titip salam buat kamu….Rein, aku….” Bagas menantap Reinatha dengan serius, Reinatha menati kalimat lanjutan dari Bagas

Aku masih punya kesempatan kedua nggak, untuk kita?”

Mendengar pertanyaan Bagas, Rein mengatur pola nafasnya untuk tetap tenang

“Gas……”

“Rein, please…aku bakal lakuin apa aja untuk kamu kembali, please….” Mata Bagas terlihat memohon

“Aku tau aku salah, aku nyesel banget dan aku nggak mau kehilangan kamu Rein…aku janji, aku bakal lakuin apa saja asal kamu maafin aku dan kita bisa kembali kaya dulu lagi”

Tiba-tiba saja Reinatha menggengam tangan Bagas yang nampak sedih dan tersenyum ramah padanya

“Gas, Cinta nggak bisa dipaksakan, merelakan akan jauh lebih baik dari pada terus-terusan menggenggamnya sedangkan genggaman itu sudah kosong”

“Maksud kamu?”

“aku udah punya pacar….” Reinatha tersenyum ramah

“Siapa?”

“Namanya Nathan, kamu tau kok orangnya”

Bagas berdiri, mengatur nafas dan menghapus airmatanya

Gas…..”

“Aku nggak papa Rein, kalau dia bisa buat kamu bahagia aku ikut bahagia kok”

Reinatha spontan memluk Bagas untuk menenangkan perasaan Bagas yang kacau dan bersyukur Bagas kini jadi semakin lebih dewasa menerima keadaan mereka berdua

Tapi kita bisa tetap temenan kan?” Tanya Bagas, Reinatha tersenyum sambil mengangukan kepala tanda setuju

Pulang yuk…udah mau hujan juga tuh” Ajak Reinatha

Rein, kamu duluan aja yah aku ke toilet dulu”

Di belakang Toilet, dengan ekspresi wajah marah dan liciknya, Bagas mencari kontak yang bisa dihubungi dan terlihat seperti sedang menelfon seseorang

“Namanya Nathan, Bagaimanapun caranya gue nggak mau si brengsek itu dekat-dekat sama Reinatha……”

“Siap Bos….” Jawab seseorang dari balik telfon








Comments

Popular posts from this blog

AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)