AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)

 




ARKANA & SABRINA

Sebuta itukah cinta?

 

“ Udah sampai ternyata designer andalan kita..” Sapa Ka Atta ramah saat menjumpai Sabrina dan Cipa telah ada di ruang tamu mereka.

“ Mama…ini udah ada Sabrinanya, Ma…” Panggil Atta lagi

“ Coba lihat Na, mana design punya ku….Ahhhh bagus banget, ini di payetin kan nanti Na? lengannya segini aja yah…hmmm cakep nih warnanya, punya Mama mana??” Atta tampak bersemangat melihat sketsa kebaya milik Sabrina khusus di design untuk pertunangan adiknya yang tinggal seminggu lagi. Sabrina dan Atta sibuk berdiskusi untuk rancangan kebaya dan dress yang akan di pakai nanti, tiba-tiba muncul Vano dan Ibu Ningsi secara bersamaan dari ruang kerja.

“ Eh, ada Sabrina sama Cipa…” Bu Ningsi terkejut

“ Siang Tante Cantik…” Sapa Cipa ramah seperti biasanya.

“ Oh yah, No kenalin ini Sabrina….” Bu Ningsi memperkenalkan Sabrina kepada Vano, tanpa tau kalau mereka berdua sudah pernah berkenalan sebelumnya.

“ Designer kondang favorite tante kan? Grace Sabrina…” Sambung Vano diikuti senyum ramah dan manisnya.

“ Hai Vano…” Sapa Sabrina diikuti jabatan tangan keduanya.

“ Ohhhh Jadi kalian berdua udah saling kenal?? waoooo…suatu kebetulan yang sudah di takdirkan yah…dimana kenal nya?” Kak Atta tampak antusias sekaligus penasaran.

“di grand Opening Appen, waktu itu mba…” Jawab Cipa

“ Siapa yang enggak kenal seorang Sabrina sih Kak? Wanita berprestasi, pintar dan cantik.” Sambung Vano lagi memuji

“ ehemmmm, I see….” goda kak Atta sambil menyiku lengan adik sepupunya itu.

“ Baguslah kalau kalian udah saling kenal, Sekalian yah Na tolong buatin setelan untuk Vano juga. Kamu belum pesan jas ke designer manapun kan No? Biar sekalian dibuatin Sabrina aja, gimana?” Tanya Bu Ningsi

“ Belum Tante, yah nggak nolak sih kalau yang bakal handle untuk acara penting ini designer ternama seperti Sabrina.” Puji Vano lagi

“ Bisa aja Mas Vano ini, udah ganteng, baik, jago merayu ternyata yah suka deh Cipa…” Goda Cipa yang langsung saja diberi kode lirikan mata tajam dari Sabrina agar sahabatnya itu tidak bablas kecentilan di hadapan Vano.

Kak Atta yang melihat percikan-percikan bahagia di mata saudara sepupunya itu menyadari satu hal dan langsung saja berkata.

“ Vano kan belum punya gandengankan yah di acara nanti? mau ngajak siapa? pacar kan Vano nggak punya……” Kode keras diberikan Kak Atta untuk mencairkan suasana bahwa adik sepupunya itu pria tampan, mapan, ganteng dan single.

“ Eh, sendiri aja Kak…” Vano tampak sedikit gerogi

“ Ah, masa sih setampan dan sekece badai gini, single?sendirian lagi di acara penting keluarga, kan agak-agak angker yah…bisa kali mas, ajak-ajak Cipa atau Sabrina juga boleh, hehe yah kalau kita di undang yah Bu yah…” Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, itulah yang di lakukan Cipa, maksud hati merayu si Vano sekaligus melirik ke arah Bu Ningsi untuk diundang juga ke acara penting keluarga Birendra tersebut.

“ Pasti dong Cipa, undangan untuk kalian itu khusus, special…” Langsung di jawab oleh Bu Ningsi

“ ih makasih loh Bu Ningsi, emang paling baik deh…” Puji Cipa

“ Sabrina nanti datang kan ke acara pertunangan minggu depan?” Tanya kak Atta lagi

Diusahain kak, pasti datang kita, aku sama Cipa, iya kan Cip…” Jawab Sabrina

Emberrrrrrrr” Sambung Cipa

“ Ha…..gimana kalau sama Vano aja, nanti di jemput Vano. gimana dek? daripada kamu sendiri yah kan?? bagus nggak ide kaka?” Kak Atta semakin gencat melakukan serangan. Semua mata terkejut dengan ide brilian dari Atta, yang terlihat betul usahanya menjodohkan adik sepupunya dengan Sabrina. Sabrina dan Vano pun saling memandang dan menjadi kaku.

“ Ihhh setuju sama kak Atta, pinter deh…” sambil bertepuk tangan dengan gaya lenjenya, Cipa menjawab.

“ Gimana dek? bisa kan…” Desak Atta lagi, Vano tampak bingung dan gerogi dihadapan Sabrina.

“ Yah..kalau Sabrinanya mau, kak….” Vano benar-benar takut mendapatkan penolakan dari Sabrina.

“ Gimana Na?” Desak Atta lagi, kini semua mata tertuju pada Sabrina, seakan sedang menantikan jawaban penting dari nya. Sabrina tak dapat berbuat apa-apa selain jawaban iya yang keluar dari mulutnya di situasi seperti ini.

“ Yah, kalau nggak ngerepotin Vano, boleh…” Jawaban Sabrina terdengar tidak juga menolak dan tidak juga mengiyakan, semua dikembalikan lagi kepada Vano.

“ Tenang aja Na, Vano mah, nggak pernah keberatan…iya kan dek?” Atta seperti sedang menjadi juru bicara penting dalam percakapan antara Vano dan Sabrina ini. Terlihat senyuman lega nan manis di ujung bibir pria berlesung pipit itu mendengar jawaban Sabrina. Vano mengangguk tanda setuju, Ia tak keberatan sekalipun pergi ke acara penting itu bersama Sabrina.

“ Iya, aku nggak keberatan kok, nanti aku jemput yah ke pertunangannya Arka minggu depan, boleh minta no handphone kamu nggak??” Sambung Vano lagi.

“ Hmmm boleh banget, ini aku kirimin yah mas…..” Sambung Cipa girang. 

Tanpa menunggu lama Cipa langsung ambil alih untuk mengirimkan no handphone Sabrina kepada Vano, keduanya tampak sibuk bertukar nomor, sebaliknya Sabrina terkejut mendengar jawaban Vano barusan. Wait!! Pertunangan Arka? Arka siapa? Who is Arka?? bukan Arkatama yang ada dipikiran Sabrina saat ini kan? But!!! keluarga ini adalah keluarga  Birendra! Arka yang kemarin bermasalah dengan nya  juga untuk acara pertunangan. Apa ini ada hubungannya? Sabrina berusaha positive thinking, Yang namanya Arka banyak, yang mau mengadakan acara pertunangan juga banyak, nggak mungkin Arka yang dibicarakan saat ini adalah Arka yang dipikirkan Sabrina.  Tapi hati kecilnya semakin gelisah. Dengan cepatnya Sabrina mengambil ponsel dalam tas dan meng-googling keluarga Ibu Ningsi Birendra, and what the hell????? Wajah tampan Arkatama Birendra terpampang nyata sebagai putra tunggal penerus keluarga Birendra. Arkatama Birendra?????? Wajah Sabrina terlihat shock membaca tiap artikel yang di googling nya barusan. Jadi benar yang dimaksud adalah Arka yang sama! 

 

“ Oh yah Ma, ngomongin Arka, kenapa dia nggak di paketin sekalian aja sama kita jasnya di buatin Sabrina?” Tanya Atta yang memecahkan suasana hening diantara mereka.

Bu Ningsi yang tau akan kejadian sesungguhnya, bahwa putra kesayangannya memiliki  masalah dengan Sabrina di sosial media langsung terdiam dan pura-pura tidak mendengarkan apa yang ditanyakan Atta putrinya barusan.

“ Oh yah Tante, aku ada janji sama Arka, katanya dia mau datang juga disini. Udah lama kita nggak makan siang bareng…” Sambung Vano

Tumben, dia mau ke rumah Mama..biasanya juga susahnya main kesini” Jawab Atta

Bu Ningsi yang menyadari ada situasi canggung dan tidak nyaman dari wajah Sabrina ketika mendengar nama Arka, berusaha mencairkan suasana.

“ Apa bisa, kalau saya pesan Jas satu lagi untuk anak saya, saya dengar-dengar sih sampai sekarang dia belum dapat designer yang sesuai dengan konsep mereka, boleh nggak Na?” Bu Ningsi tampak hati-hati dalam berbicara.

Cipa yang masih belum sadar akan siapa yang sedang dibicarakan dengan senang hati menjawab.

“ Boleh banget Bu, dengan senang hati kami menerimanya, orang bilang mah rejeki nggak boleh di tolak, iya kan Na???” Sambil menoleh ke arah Sabrina, seketika itu juga Sabrina memberi kode untuk tidak mengambil tawaran Bu Ningsi barusan, sayang kode gerak mata dan bibir Sabrina tak juga di pahami Cipa dengan cepat, Cipa mala berbisik.

“ Ada apa sih…?”  Pelan diarahkan ke kuping Sabrina, belum juga Sabrina menjawab bisikan rahasia sahabatnya itu, tiba-tiba bunyi pintu di buka dan dan datanglah pria yang menjadi topik utama dari acara pertunangan ini.

“ Ini dia nih…yang ditunggu, tunggu….”  Kak Atta memberi sambutan akan hadirnya sang adik di tengah-tengah mereka. Sabrina yang menyadari langkah kaki tersebut dari arah belakangnya berusaha menutupi wajahnya untuk dikenali.

“ Hai Arka, apa kabar…” Peluk Vano menyambut kedatanagn Arka

“ Baik..Baik, apa kabar juga lu No? makin sehat gue lihat-lihat, udah lama?”

“ Nggak juga baru aja …” Jawab Vano santai

“ Hai Ma….” Cium Arka ke kening Bu ningsi dan juga kaka perempuannya itu, Betapa terkejutnya Cipa sampai menjatuhkan makanan  yang di pegangnya ketika Arka berbalik badan  ke arah mereka berdua.

“ Arkaaa….Arkatama ini anak Bu Ningsi???” Cipa terkaget-kaget sambil mangap.

“ Iya Cipa, ini anak saya yang mau tunangan itu…” Jawab Bu Ningsi ramah.

Cipa langsung mengambil minum dihadapannya dan menghabiskannya dengan cepat, begitu kaget ternyata ini yang di maksud Sabrina dari tadi memberi kode pada dirinya.

“ Oh yah Dek, kenalin ini designer favorite keluarga kita nomeru unoo…. yang sering Mama sama Kaka pesan itu loh, cantikan perancang busana nya…” Kak Atta terlihat begitu girang memperkenalkan Sabrina dan Cipa kepada Arka.

“ oh…..” Jawab Arka singakat dan dingin melihat Sabrina.

“ Sabrina ini punya butik  di daerah Pusat dia juga pemenang……” Belum selesai Atta mendeskripsikan perancang busana favoritenya itu sang adik merespon dengan ketusnya.

“ Udah tau kok……” Dingin dan tak berperasaan potong Arka menyudahi penjelasan sang kaka. Vano yang takut Sabrina akan tersinggung dengan tingkah dan respon sepupunya itu berusaha mencairkan suasana.

“ Eh, iya dong Kak Atta, Arka pasti udah tau informasi tentang Sabrina. Designer kondang yang di cari-cari semua orang, siapa sih yang nggak kenal….hehehe” Laki-laki tampan dan baik hati ini benar-benar peka akan situasi disekitarnya, walau Ia sendiripun belum tau apa yang sebenarnya terjadi.

“ Iya juga sih, by the way…kamu sama Naya udah dapat belum designernya? kalau belum sama Sabrina aja biar sekalian kita  paketin…” Sambung Atta lagi

“ Udah Kok kak, yang pastinya bisa lebih bagus design nya dari pada designer favorit Mama…” Sindir Arka di hadapan Sabrina langsung. Lagi-Lagi Vano yang tak enak hati mendengarnya, kali ini Ia berusaha lagi untuk mencairkan suasana tegang yang tercipta di antara mereka, Cipa berusaha sekuat tenaga menahan mulutnya untuk tidak berkata kasar, Ia tau persir situasi saat ini, tengah berada di tengah-tengah keluarga Birendra, harus professional seperti kata Sabrina, padahal sudah banyak kata umpatan  yang tersimpan di ujung bibirnya untuk Arka. Sabrina tersenyum sambil merapikan barang-barang bawaannya tadi.

“ Baguslah Pak, kalau udah dapat yang sesuai keinginan, kebetulan butik kami juga sudah banyak pesanan jadi sepertinya pesanan Pak Arka harus kami tolak, mohon maaf yah Bu Ningsi…” Senyum Sabrina  tulus dan ramah kepada Bu Ningsi,  Atta juga Vano.

Masih bisa-bisanya dia sombong dan pamer disini” Guman Arka dalam hatinya.

“ Oh yah Pak, semoga sukses yah acara pertunangannya nanti…” Senyum ramah Sabrina sangat professional sebelum meninggalkan ruangan tersebut, karena sudah selesai fitting pesanan Bu Ningsi dan keluarga.

Saya antar ke depan yah…” Vano menawarkan jasa ketika Sabrina dan Cipa hendak pulang. Arka yang masih menyimpan emosi, kembali memberikan serangan.

“ Oh yah, Gracia Sabrina!! Bukannya anda yang sedang di perbincangkan  di akun gossip media sosial yah? bahwa anda kurang professional melayani pelanggan? membatalkan secara sepihak ketika pelanggan anda datang untuk fitting tanpa ada informasi sebelumnya? sayang yah, designer sekondang anda yang adalah favorite keluarga saya ternyata bisa tidak seprofessional itu, hmmmm bagaimana yah? saya sedikit ragu, ini acara penting untuk keluarga saya dan kebetulan anda yang menangani busana untuk keluarga saya juga, apa ada jaminan anda tidak melakukan hal yang sama seperti yang di beritakan tersebut???” Tajam, pedas dan menyinggung di hadapan semua orang Arka melontarkan pertanyaannya kepada Sabrina.

Cipa benar-benar tak bisa lagi mengontrol emosinya hampir saja melabrak Arka dengan kalimat mautnya, namun segera di cegah oleh Sabrina dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.

“ Wah….saya nggak tau kalau saya seterkenal itu di media sosial yah, hehe terimakasih untuk informasinya Pak Arkatama. Saya kira anda cukup pintar yah Pak Arka, sebagai seorang pimpinan dan pengusaha ternama anda tentu tau bagaimana menyaring informasi yang benar dari media sosial, bukan? Tidak semua harus kita telan bulat-bulatkan apa lagi info itu dari akun gossip seperti yang tadi Bapak bilang, hmmmm kalau boleh saya kasih saran ada baiknya Pak Arka minta tolong sama sekertaris Bapak untuk menyaring informasi yang benar kalau Bapak sibuk, Tapi terimakasih loh Pak sudah di ingatkan untuk perbaikan kami kedepannya, akan saya ingat itu…. oh yah satu lagi, untuk keraguan Bapak akan penanganan butik kami untuk acara penting ini, Pak Arka tidak perlu khawatir, Bu Ningsi sudah kenal saya cukup lama, dan saya pastikan saya memenuhi kriteria professional untuk Ibu anda. Klau Pak Arka masih kurang yakin, bisa tanyakan sendiri bagaiman kinerja saya di mata beliau….” Senyum maut diberikan Sabrina untuk Arka.

“ Bu Ningsi, Kak Atta…kami pamit yah, Mari….” Sabrina dan Cipa meningglkan keluarga Birendra dengan sopan di antar oleh Vano menuju tempat parkir.

Atta yang dari tadi mendengar percakapan antara Arka dan Sabrina kemudian mencari informasi dari akun gosip yang diperbincangkan tadi akan kebenaran gosip tersebut.

“ Siapa sih? gila-gilanya bikin informasi menyesatkan seperti ini tentang Sabrina dan butiknya!!” Guman Kak Atta kesal. Lebih mengejutkan lagi ketika Atta mengetahui sumber berita di media sosial tersebut bersumber dari postingan calon adik Iparnya sendiri.

“ Apa-apaan sih ini!!! jadi berita ini dari Naya?????Ma, Mama tau soal ini???”

Bu Ningsi diam saja dan tak menjawab sepatah katapun yang ditanyakan Atta. Attapun kesal sendiri dengan tingkah adiknya.

“ Ini Naya, apa-apaan sih?? pake cara posting-posting segala! Naya punya masalah apa sih sama Sabrina???? Kamu yah dek, nggak bisa apa bilangin calon istri kamu yang sok aktris itu biar nggak nyebar berita kaya gini?”

Kak Atta yang apa-apaan sih! kok mala belain designer nggak jelas itu dari pada Naya?”

“ Heiiiii Arkatama Birendra! wake up, bangun sayang… yah jelas lah gue belain Sabrina, gue kenal dia dari lama, Mama juga tau keluarganya  Sabrina kaya apa. Sabrina itu selalu, always everytime professional dalam kerjaannnya. Nggak mungkin nggak ada apa-apa, Sabrina membatalkan seperti ini. Kamu udah tanya sama Naya belum, ada apa sebenarnya? atau jangan-jangan kamu lagi yang punya masalah pribadi sama Sabrina??? bisa-bisanya kamu bilang Sabrina nggak professional? Kamu tau nggak alasan di balik Sabrina buka butik Find Love? udah baca belum biographynya?? ini… nih, kalau ada petisi, tuntut balik pencemaran nama baik Sabrina gara-gara kasus ini, gue nih, gue….Attakhaliya Birendra yang tandantangan paling pertama! denger tuh!!!!beresin tuh masalah kalian, kaya bocah main posting-posting sampe jadi gossip gini.”

Arka menatap sang Mama berharap mendapatkan pembelaan.

“ Bener kata Kaka kamu, Mama nggak mau urusan ini jadi panjang yah, beresin sama Naya!” Respon Bu Ningsi bijak.

Situasi berbeda di halaman parkiran bu Ningsi, ketika Vano mengantarkan Cipa dan Sabrina.

“ Na,maafin saudara gue yah..dia emang gitu, kalau lagi banyak kerjaan suka kebawa suasana jadi gampang emosi” Vano mencoba menenangkan Sabrina dan Cipa.

“ ehhhhh mana udah gatel banget lagi tadi mulut gue! hampir keceplosan  bongkar kalau tunangan lu tuh nggak bener! bukannya bersyukur udah di selamatin teman gue! Nggak tau terimakasih emang.” Cipa keceplosan saking terlalu lama menahan emosinya di hadapan Vano.

“ Ha???? Apa??? Tunangan nggak bener????”

Vano menyadari umpatan Cipa barusan. Sabrina dan Cipa panik.

Enggak, bukan gitu maksud Cipa….ini juga nih, suka gitu kalau lagi emosi, kebawa suasana jadi ngelantur ngomongnya. Kamu punya saudara yang nggak terkontrol sama, aku juga punya temen nih nggak terkontrol mulutnya kalau lagi marah, hehehehehe” Bela Sabrina menutupi, agar Vano tak curiga.

“ Oh gitu…..kirain, hehehe….ya udah kalian hati-hati yah, aku udah save nomor kamu, kapan-kapan kalau aku chat di balas yah, …”

“ pasti….hehe bye…..” Pamit Sabrina.

 

Sepanjang perjalanan pulang…

“ Ahhh maaf  Beb, mulut gue kebablasan…” Cipa takut Sabrina marah padanya

Semoga aja Vano nggak curiga deh…”

“ Gue sih berharapnya, Vano curiga, terus cari tau yang benernya terus terbongkar deh semua ke Arka, biar tau dia!”

“ Cippaaaaaaaaaaa.” Sabrina melototkan matanya.

“ Yah, Maep Beb…..”

Sesampainaya di Butik Find Love, ternyata Sri dan rekan kerjanya datang untuk meminta maaf akan sikap Bos mereka kepada Sabrina beberapa waktu yang lalu hingga heboh di sosial media.

“ Kok pada disini? kalian nggak kerja? ntar di omelin bos kalian yang ughhhhhh….” Cipa terkejut melihat mereka ada di butik itu.

“ Kita mau minta maaf….”Sri tampak takut dan gugup

“ Minta maaf sama siapa? emang ada masalah apa?? sama karyawan saya yah…siapa?” Tanya Sabrina bertubi-tubi.

“ Bukan, tapi kita kesini mau minta maaf sama mba Sabrina….”

“ Sama saya? memang kalian punya salah apa sama saya?”

“ Kita mau minta maaf atas sikap bos kita, yang ……” Belum selesai Sri dan temannya menjelaskan, langsung di potong saja oleh Cipa.

Arka yah yang suruh kalian ke sini?” selidik Cipa

Bukan…Bukan jeng, ini inisiatif kita berdua karena mba Sabrina sudah bantuin kita waktu itu tapi bos kita mala bersikap kaya gitu, jadi bahan gossip di sosial media mba Sabrinanya…..”

“ ohhhhhhhhhhh kirain…..” Cetus Cipa

“ Kalian nggak salah apa-apaloh, enggak perlu minta maaf segala…biarin aja itu juga cuma gossip, lama-lama juga hilang beritanya”

“ Tapi kita jadi enggak enak sama mba Sabrina dan yang lainnya..”

“ Udah enggak usah di pikirin, santai…ya sudah saya tinggal ke dalam dulu”

Seperginya Sabrina ke dalam ruangannya, membuat Cipa leluasa menyelidiki Sri dan temannya itu.

“ Yakin kalian, enggak di suruh Bos kalian untuk minta maaf ke sini?”

“ Nggak Jeng, sumpah demi Allah, Pak Arka enggak nyuruh kita ke sini…”

“ Bilangin yah sama Bos kalian itu, sampai kapan pun Sabrina udah enggak bakalan mau design busana mereka lagi, suruh cari yang lain…” Sikap culas Cipa mulai dikeluarkan.

“ Tapi Jeng, kalau boleh tau…memang kenapa mba Sabrina tiba-tiba enggak mau buatin pakaian untuk Pak Arka sama Ibu Naya lagi?” Selidik Sri

“ Masa gitu aja kamu nggak tau sih? kamu tuh sekertarisnya kan harusnya lebih peka urusan gini..gini, selidiki tuh tunangan bos kamu. Sudah bener belum kelakuannya, sudah bagus di tolongi Sabrina, eh nggak tau diri! Emang kamu nggak kenal sama calon tunangan bos kalian yah?”

“ Yah nggak kenal-kenal banget sih, Cuma sering datang aja ke kantor tiba-tiba minta di belikan hadiah, sering deh kaya gitu, terus besoknya di posting deh di IGnya, sering banget mala ngegerecokin jadwal kerja Pak Arka untuk temani dia shopping. ” Jiwa pergibahan Sri dan Cipa mulai menyatu.

“ Tuh kan….bener-bener deh, kayaknya ada masalah kejiwaan deh si selebgram itu…ih baek-baek deh kalian kalau dia jadi istri bos kalian”

“ Nasib kita nggak bakal panjang di perusahaan Pak Arka, Jeng” Sedih Sri dan temannya.

“ Kudu hati-hati deh yah kalian berdua, kalau bisa nasehatin tuh bos kalian sebelum terlambat masuk jurang, ah udah ahhhhhh gossip mulu yang ada ntar gue keceplosan lagi”

“ Emang ada apa Jeng?”

“ Ih kepo deh anda-anda ini, udah ah gue tuh nggak bisa di ajak gibah gini, bocor yang ada….caritau sendiri deh, ntar juga lama-lama bakal kebongkar, bangke di simpen lama-lama juga busuk kan shay….”

Sri dan temannya mulai menaruh curiga. Sepeninggalnya mereka dari Butik, Sri tiba-tiba menerima sebuah panggilan telfon.

Gimana Sri?” Tanya suara di balik telfon

“ Sepertinya ada yang perlu di cari tau deh bu, soalnya tadi Jeng Cipa bilang kalau bangkai yang di simpan lama kelamaan juga akan busuk, gitu bu…” Jawab Sri.

“ Terus apa kata Sabrina?”

“ Mba Sabrina mala nggak ngomong apa-apa bu..”

“ Ok, kalau gitu, makasih yah informasinya. Kamu boleh kembali ke kantor. kalau ada apa-apa segera kabari saya yah…”

“ Baik shiap Bu….”

 

sementara itu di kediaman Birendra…

“ Apa yah maksud Cipa dengan bangke yang akan tercium……” Atta berpikir panjang berusaha menyelesaikan teka teki yang sedang terjadi karena penolakan Sabrina untuk mendesign pakaian untuk adik kesayangannya itu.

Kalau gue tanya langsung, Sabrina bukan tipe yang gampang menceritakan urusan pribadi di luar rana pekerjaannya…hemmmmmmm” Guman Atta dalam hati kecilnya. Tiba-tiba saja Atta tercetus ide, menyewa beberapa orang untuk menyelidiki adiknya sendiri Arkatama dan Naya secara diam-diam kemudian melaporkan kembali kegiatan mereka padanya. Bukan Attakhaliya Birendra jika tidak menyalurkan rasa penasarannya untuk mendapatkan sebuah jawaban yang membuatnya lega.

“ Bagaimana kalau Arka tau, dia akan marah besar sama kamu, diam-diam meminta orang menyelidikinya dan juga calon tunangannya.” Respon Bu Ningsi saat Atta menceritakan rencananya tersebut.

Yah mau gimana Ma? kalau kita tanya langsung sama Arka juga Sabrina, kita nggak bakal dapat jawaban apapun dari mereka kan? Mama cukup setuju aja sama ide Atta ini, karena aku yakin ada sesuatu yang terjadi di balik penolakan Sabrina…”

“ Inikan cuma masalah baju, nggak usah di perbesar-besarkan lah…biarin adek kamu sama pilihannya sendiri…” Bu Ningsi kembali bijak sebagai orangtua.

“ Ok, fine ini hanya masalah baju tapi nggak tau kenapa lihat ekspresi wajah Sabrina tadi, Aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi. Yah paling nggak, Mama pedulilah sama reputasi Sabrina, toh anak mama juga si Arka kan yang munculin berita ini menjatuhkan reputasi Sabrina, paling nggak kita tau gitu loh ma alasan sesungguhnya…”

“ Kamu tuh yah, sama persis kaya almarhum Bapak kamu, jiwa mencari taunya tinggi, bahkan hal sepele kaya gini di buat serius…”

“ Yah, Mama sama kaya Arka, sama-sama positive thingking bawaanya, gampangan percaya sama orang dan royal. belum tentukan orang itu baik sama kita juga..”

“ Hmmm mama ngerti nih arah kamu mau kemana, maksud kamu Naya??”

“ Yah siapa lagi yang Atta nggak suka kalau bukan calon menantu mama yang itu”

“ Kak, adek kamu itu bentar lagi mau nikah. Biarkan dia bahagia sama pilihannya sendiri, Mama sebagai orangtua dan kamu sebagai satu-satunya kaka yang Arka punya, kita harus support dia  apapun pilihannya, yang penting Arka bahagia…”

“ Yah tapi Arka tuh bisa dapat yang……”

“ Atta, mama enggak suka kalau kamu banding-bandingin orang lain, apalagi itu pilihan adek kamu sendiri!”

“ Fine! terserah mama deh…toh tanggal pertunangan, lamaran  dan pernikahan mereka udah di setujui kan, Atta cuma mengutarakan perasaan aja, kalau emang enggak sukak….”

Tiba-Tiba Arka dan Vano masuk ke ruangan yang sama menemui Bu Ningsi dan Atta.

Melihat sang adik datang, Atta tiba-tiba hilang selera.

“ Tuh! anak mama yang bentar lagi mau kewong dateng, nasehatin Ma, biar tau bumbu-bumbu berumah tangga itu nggak sesederhana rumah makan Padang….”

Kata Atta sinis sambil berlalu pergi melewati Arka dan Vano, sambil melihat Vano Atta melontarkan kalimat.

Untuk lu ni yah No, besok-besok kalau mau kewong cari pasangan yang baik yah, yang bisa ambil hati semua keluarga tanpa terkecuali, yang setara gitulah sama kamu, Nahhhh kaya Sabrina tadi tuh cocok tuh sama kamu yah….” Atta menatap sang adik sinis dan berlalu pergi. Vano yang mendengar umpatan Kak Atta tersenyum tipis  bahagia di ujung bibirnya, dimata Kak Atta dirinya cocok bila bersama Sabrina. Berbeda dengan Arka yang kesal mendengar sindiran kakanya.

“ Kak Atta kenapa sih Ma? ada masalah apa lagi sih, kok sewot banget?”

“ Kaya nggak tau kaka kamu aja, ibu hamil kan begitu moodnya berubah-ubah, udah pada makan No? yuk, kita makan dulu yukkkk.” Ajak Bu Ningsi.

 

 

H-2 acara lamaran sekaligus pertunangan Arka, Sabrina mendapatkan undangan dari Bu Ningsi.

“ Uh huuuuuuu ulalaaaa…. undangan untuk pesta muuuahalll datang nih.” Teriak Cipa menerima undangan tersebut. Sabrina yang terganggu dengan tingkah Cipa, mulai angkat bicara.

Lu aja deh yang pergi wakilin Butik yah…”

Hei…Hei..Hei, anda jangan semena-mena yah, mentang-mentang Bos main nyuru-nyuru aja, udah jelas-jelas disini di tulis Kepada yth Ibu Gracia Sabrina beserta staf Find Love Butik”

“Kenapa? tiba-tiba berubah pikiran, e’nek yah lihat muka ularnya si Naya? apa kasihan sama Arka nya, karena mau aja ditipu si siluman ular???” Tanya Cipa lagi

“ Nggak tau, malas aja…..”

“ Nggak boleh gitu dong, ingat udah janjian kan sama si ganteng Vano? gue denger-denger ada yang udah keluar makan siang berdua nih…hemmm one step closer yah Waaa….”

“ Yah kan cuma makan bareng doang, kebetulan pas lagi keluarbuat kerjaan di area yang sama terus  Vano ngechat ya udah janjian ketemu deh terus makan….”

“Gue lihat-lihat lu cocok juga tau Beb sama si Vano…”

“ Mulai nih halusinasinya mulai …mulai….”

“ Lu nggak mau gitu, coba dekat dulu sama si Vano?” Umpan Cipa lagi

Deket apaan sih? ini nih, mulut-mulut gini nih bahaya penyebar berita…orang cuma temen dibilang coba deket, eh giliran gue cuek di bilang ayo dong Na buka hati….”

“ Siapa tau kalian jodoh…Vano tampang-tampangnya cowo baik-baik, peka lagi…”

“ Terussssssssssss? apa hubungannya dia baik dan peka sama gue?”

“ Susah yah kalau ngomong sama manusia yang tidak punya perasaan, bener kata Agnes hati dan sensitifitas kepekaan akan asmara lu tuh udah tenggelam yah di Kutub Antartika?”

“ Cipa, mau gue tambahin kerjaan lagi apa gimana nih?”

“ Ogah….bye……”

‘” Tapi kalau Vano naksir elu duluan gimana?” Cipa kembali dan berbisik di telinga Sabrina

“ Cippppppaaaaaaaaaaaaaaaaa………” Geram Sabrina kesal.

 

 

Sementara itu, Atta telah mendapat informasi dan  bukti foto-foto perselingkuhan calon adik iparnya dari informan yang di bayar untuk menyelidiki Arka dan Naya secara diam-diam.

Mendengar dan melihat bukti foto yang ada di hadapannya, Atta speechless, kaku, diam dan gemetar, sungguh berita yang tidak di duga olehnya bahwa selama ini adiknya menjalin kasih dengan seorang seperti Naya, yang suka bergonta ganti pasangan untuk mendapatkan kemewahan semata.

Kurang Apa, Arka sama dia coba???gila yah!!!!” Atta gemetar dan emosi sendiri, Atta kemudian membuka isi sosial media Nayatanaya melihat isi postingannya akhir-akhir ini sedang berbahagia bersama Arka yang besok adalah hari bahagia mereka berdua.

“ Gila!!! sinting ini perempuan…Arka harus tau….” Habis sudah kesabaran Atta, ingin segera membongkar busuknya calon adik iparnya, namun ketika hendak keluar dengan segala kepanikan dan buru-burunya tanpa melihat lagi orang disekelilingnya Atta bertabrakan dengan Sabrina yang juga baru saja ingin masuk ke Caffe tersebut.

“ Kak Atta……” Sabrina terkejut, sambil membantu Atta merapikan file dan barang-barangnya yang jatuh berserakan.

“ Sabrina, kamu disini?”

“Iya Kak, aku ada meeting sama client tapi tiba-tiba clientnya batalin meeting hari ini karena urusan mendadak. Kak Atta sama siapa? udah mau balik? maaf yah kak aku nggak lihat-lihat dulu main tabrak aja…”

“ Na, ada yang mau aku tanyain sama kamu….” Atta tampak serius sambil memegang tangan Sabrina, memastikannya untuk tidak pergi.

Lama keduanya terlarut dalam obrolan serius, Sabrina hanya diam mendengarkan cerita Atta. Sekali-kali Ia terlihat empati akan cerita Atta, namun tak jua sepatah katapun di keluarkan Sabrina untuk membenarkan cerita Atta tersebut.

Apa ini alasan kamu batalin pesanan Arka? karena kamu tau, Naya seperti apa? apa itu benar Na???”

Sabrina tetap tidak juga menjawab.

Kenapa kamu diam aja sih Na, saat tau semua ini? kenapa nggak cerita ke aku atau bilang langsung ke Arka??” Sabrina masih saja terdiam seribu bahasa.

“ Itu pilihan kamu untuk tetap diam Na, tapi Arka itu adik aku satu-satunya, aku nggak bisa diam aja melihat dia hancur seperti ini, aku udah punya semua bukti-buktinya, aku akan beberkan semua ke Arka”

Sabrina menarik nafas panjang dan mulai berbicara saat melihat Atta semakin meluapkan isi hatinya.

“ Terus… Apa yang kak Atta harapkan setelah memberi tahu tentang perselingkuhan Naya?”

“ Maksud kamu?”

“ Kak Atta berharap mereka putus? Kak Atta berharap pertunangan mereka gagal? Kak Atta yakin, Arka akan baik-baik saja dengan semua ini? Kak Atta sudah pikirkan resiko besar apa yang akan terjadi bila membongkar ini sekarang? bagaimana perasaan Bu Ningsi, terlebih lagi perasaan adik Kak Atta sendiri??? Apa dia akan baik-baik saja???” Sabrina memberikan pertanyaan bertubi-tubi kepada Atta yang duduk dihadapannya.

Seketika Atta teringat apa yang dikatakan Ibunya, bahwa Arka bahagia dengan pilihannya sendiri, mereka sebagai keluarga harusnya mendukung keputusan Arka. Attapun kini  terdiam.

dari seberang  Caffe terlihat Arka yang sedang keluar bersama Naya dari sebuah Butik untuk berbelanja. Arka melihat sang Kaka tengah serius berbincang bersama Sabrina sambil Sabrina mengembalikan amplop coklat yang berisi bukti perselingkuhan Naya yang di tunjukan Atta padanya tadi.

Itu kak Atta, nggapain sama Sabrina…” Guman Arka dalam hatinya.

“ Sayang, kamu lihat apa sih?” Tanya Naya penasaran sambil mengikuti arah pandangan Arkana, sontak saja betapa takut dan terkejutnya Naya mendapati, Sabrina dan Atta sedang bersama di dalam caffe.

“ Sayang, itu Kak Atta ngapain sama Sabrina???ngapain sayangggg” Naya mulai hilang kendali atas kepanikannya sendiri.

“ Aku juga nggak tau sayang, tapi sepertinya mereka ngomongin masalah baju, busana Kak Atta sama Mama, Sabrina  disignernya”

Kamu yakin sayang??? mereka nggak lagi merencanakan sesuatu kan sayang?”

Maksud kamu?” Arka mulai curiga

Yah maksud aku, kita kan punya masalah sama Sabrina, bisa saja Sabrina sedang menghasut kaka kamu kan kita nggak tau sayang……” Hasut Naya licik

Nggak mungkinlah sayang….” Bela Arka

Yah bisa jadi sayang…siapa tau, tinggal besok hari bahagia kita, kalau tiba-tiba terjadi apa-apa, kita nggak ada yang tau…sayang please, percaya sama aku, apapun yang nanti di katakana kaka kamu atau Sabrina, kamu harus percaya sama aku mungkin mereka berniat memisahkan kita.” Bujuk Naya lagi. Arka terdiam sesaat dan merenung ada benarnya juga yang dikatakan Naya, Atta tidak begitu menyukai Naya, tapi apa mungkin Sabrina sedang menghasut kakanya saat ini. Sepertinya Naya hanya merasa takut yang berlebihan, Arkapun berusaha untuk  menenangkannya.

Iya sayang, aku percaya kok sama kamu…”

Sepanjang perjalanan pulang bersama Arka, Naya menyusun rencana baru. Ia telah menaruh firasat bahwa Sabrina dan Atta tadi pasti sedang membicarakannya, karena itu rencana selanjutnya telah dipersiapkan Naya, Ia berbohong kepada Arka bahwa akhir-akhir ini Omnya yang dulu membiayai sekolahnya telah datang ke Jakarta, Naya mengarang kisah bahwa selingkuhan yang di lihat Sabrina dan Atta adalah keluarganya yang terpisah sudah cukup lama dan baru bertemu kembali, sambil menunjukan foto pria tersebut kepada Arka.

Sesampainya Arka dirumah, telah berkumpul Bu Ningsi dan Atta untuk membicarakan masalah serius.

Arka, mama mau bicara…”Bu Ningsi yang telah mendengar cerita dari putinya merasa perlu turun tangan sebelum semuanya terlambat. Arka duduk dengan santainya tanpa rasa curiga sedikitpun, Attapun menyodorkan amplop coklat berisi foto-foto Naya bersama selingkuhannya.

“ Apa ini?” Tanya Arka

“ Kamu buka aja sendiri” Jawab Atta ketus.

Arka membuka isi amplop tersebut dan memperhatikan lembar demi lembar foto Naya didalamnya, tanpa ekspresi apapun Arka kembali bertanya.

Maksud kaka apa?”

“ Batalkan pertunangan kamu besok, kamu udah lihat sendirikan, Naya selingkuh di belakang kamu”

“ Oh, jadi ini yang diberikan Sabrina sama kaka???heee….enggak nyangka selicik itu dia yah buat gagalin pertunangan aku sama Naya!” Jawaban yang tak di duga-duga keluar dari mulut Arka.

Apa hubungannya sama Sabrina? Kamu harusnya malu sama Sabrina, Sabrina udah berusaha nolong kamu untuk selamat dari perempuan itu!!” Atta semakin emosi.

“ Naya!! namanya Naya Kak, bukan perempuan itu….please, dia calon istri aku, tolong Kak Atta untuk hargai itu!!” suara Arka ikut meninggi. Bu Ningsi tak bisa berbuat apa-apa saat mendapati kedua anaknya bertengkar dihadapannya.

“ Oh jadi kamu lebih belaain Naya yah sekarang!!Apa?? Apa Arka??? Apa yang sudah di bilang dia sama kamu, sampai kamu sebegitu percaya nya, bahkan dengan bukti yang udah jelas-jelas di depan mata kamu ini. Kurang buta apa lagi sih kamu Arka.” Atta kembali terpancing emosi.

“ Kak Atta cukup! aku enggak mau berdebat panjang sama kaka! please…..”

“ I will not stop that, sampai kamu yakinin kita semua bahwa bukti yang aku punya itu salah dan bahwa CALON ISTRI KAMU itu enggak selingkuh di belakang kamu selama ini!!! c’mon say that….what is it Arka? APAAAAA???” Teriak Atta emosi

Arka tersenyum kesal melihat tingkah sang kaka.

“ Benar kata Naya, kalian ternyata berniat menghancurkan pertunangan ini…”

“ What ??? menghancurkan??? dia yang sudah ngancurin ini duluan! sayangnya seorang ARKATAMA BIRENDRA yang terlalu buta dengan semua yang udah terjadi”

“ Kak Atta CUKUP! Aku tau siapa pria di foto itu!”

“ Siapa???Siapa?? tipu apa lagi yang Naya udah bilang sama kamu haaaa???”

“ Pria itu adalah om nya, Naya udah cerita semuanya karena dia tau kalau kak Atta dan Sabrina bakal lakuin ini, please kak aku mohon…aku udah tau semuanya! tolong jangan kaka terlalu ikut campur urusan ini”

“ Maaaa… do you hear that? Mama denger enggak tadi Arka bilang apa?? Omnya Naya? Ma…Mama,bisa bedainkan mana selingkuhan sama mana keluarga? Om?? Heiii Arka sadarrrrr!!”

“ Arka, mama……” Bu Ningsi angkat bicara

“ Ma please…apapun yang mama dan kak Atta akan bilang, pertunangan besok antara aku dan Naya akan tetap berlangsung. TITIK.” Arkapun pergi begitu saja meninggalkan sang Ibu dan kakanya dengan penuh emosi.

Hari yang dinantikan semua orangpun tiba, kecuali keluarga Birendra yang tak sedikitpun tampak keceriaan di wajah mereka menyambut datangnya hari bahagia sang pewaris tunggal Appen tersebut. Naya berbusana putih  elegan dan cantik mendekati meja resepsionis sebelum acara di mulai dan berbisik kepada sang resepsionis.

“ Mba, tolong daftar tamu atas nama Grace Sabrina, di coret aja dari daftar list…” Perintah Naya angkuh kepada sang EO acara.

Tapi bu, mba Sabrina ini masuk daftar tamu undangan dari pihak Ibu Ningsi…”

“ Saya tunangannya Arka, sebentar lagi akan menjadi istrinya Arkatama Birendra, berarti Bu Ningsi mertua saya! Kamu masih bisa ngelawan yah??? ikutin aja perintah saya, paham”

“ Iya baik Bu!”

Terlihat para undangan memasuki tempat acara satu persatu, Sri dan para  karyawan dari kantor Arka sudah berdatangan untuk turut ambil bagian dalam kebahagia  acara penting Bos mereka. .

Wala Sri, gimana nasib kita habis ini yah kalau Bu Naya benar-benar jadi istrinya Pak Arka?”

Pasrahhh aku wa…..apa kita pindah kerja  ke tempat Bu Atta aja yah, kalau di pecat bu Naya tiba-tiba?” Sri ngide.

Boleh juga tuh, tapi ngomong-ngomong kok aku nggak lihat Mba Sabrina yah? Bukannya diundang langsung yah sama Bu Ningsi?”

“ Iya yah, apa jangan-jangan enggak datang yah, gara-gara punya masalah kemaren sama Pak Arka dan Bu Naya?”

“ Tapi yang ngundang Ibu direktur Komisaris  Bu Ningsi langsung bukan Pak Arka, pingin lihat aku apa mba Sabrina datang enggak yah….” Kepo Sri

“ Aku nih yah kalau jadi mba Sabrina, aku datang  pakai baju yang paling bagus dan elegan dari yang punya acara, biar jadi pusat perhatian semua orang, apalagi mba Sabrina kan cantik yah fix, nggak bakal ada yang merhatiin mba Naya…lihat tuh kelakuannya masih sempat-sempatnya insta story yah, nggak ada elegannya sama sekali di samping Pak Arka”

“ Ya Alloh, malang kali nasib Bos ku ini dapat calon istri kaya mba Naya” Umpat Sri

 

Di Area luar telah datang Sabrina dengan dress merah maroon polos terbuka memperlihatkan punggung dan pinggangnya yang mulus tanpa sehelai benangpun di bagian belakang dan tertutup sopan pada bagian depannya, lekukan tubuh bak bidadari sempurna, riasan cantik dan berkelas dengan aksesoris berkelas perpaduan antar anting berlian dan tas kecil manis bertabur kristal melengkapi penampilannya, sempurna bak Dewi. Kehadirannya bersama Vano dan Cipa seketika menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang dalam antrian barisan masuk ke dalam ballroom.

“ Kalian duluan yah, aku ke toilet dulu” Pamit Vano sopan, Sabrinapun melepaskan rangkulan tangannya untuk membiarkan Vano pergi sebentar.

“ Sepertinya ada yang gerogi…di rangkul Sabrina, jadi ke toilet deh, ahh abang ganteng jadi salah tingkah kan..uhhhh lucu deh” Goda Cipa, Sabrina meresponnya dengan mencubit gemas sahabatnya itu.

Sampai di depan meja resepsionis

“Grace Sabrina, please….” Suara anggun Sabrina memberikan senyuman kepada sang penerima tamu. Para resepsionis saling bertatap dan tampak panik sendiri karena list nama Sabrina sudah di coret dari daftar tamu seperti permintaan Naya.

Cipa mengulang kembali perkataan Sabrina agar sang resepsionis dapat mempersilahkan mereka masuk.

“ Helo mba, atas nama Grace Sabrina dan staf Find Love Butik…”

Sang resepsionis tampak gugup saat berkata “ Maaf Mba Sabrina, tapi mba Sabrina nggak ada dalam daftar tamu undangan”

“ APAAAA???” Cipa terkejut mendengarnya

“ Kok nggak ada? coba-coba di cek lagi mba…daftar tamu undangan dari pihak laki-laki, Ibu Ningsi Birendra” Perintah Cipa lagi.

Mohon maaf Mas, tapi benar-benar tidak ada dalam list kami….” Sang resepsionis terlihat tertekan.

Sebentar! anda jangan bercanda yah, saya telfon Bu Ningsinya langsung” Hardik Cipa, mendengar itu sang resepsionis semakin pucat, Sabrina berusaha menghentikan Cipa.

“ Mereka datang bersama saya, Gilvano Birendra” Dari belakang terdengar suara Vanno yang menyelamatkan mereka berdua dari rasa malu dihadapan para tamu undangan lainnya.

“ Silahkan Pak, lewat sini meja nomor 3, mari saya antar” Sang resepsionis mengantarkan mereka masuk, Vano kembali menggandeng Sabrina, menyelamatkannya dari banyak pasang mata diluar dan melangkah masuk elegan ke dalam. Bak sang Ratu yang memasuki istana kerajaan, berkelas, anggun dan cantik, semua mata langsung tertuju kepada Sabrina dan Vano, begitupun dengan Naya, yang terheran-heran bagaimana caranya Sabrina bisa masuk.

Demi apa, kita nggak ada di list tamu undangan?? Nggak mungkin kan Bu Ningsi kaya gitu sama kita Beb…” Cipa yang masih tak terima dengan kejadian di meja resepsionis tadi mengumpat.

Mungkin resepsionisnya bingung saking banyak tamu yang datang.” Vano coba menenangkan. Vano selalu mencuri pandang kearah Sabrina yang dikaguminya.

Cipa yang tiba-tiba melihat penampilan Naya tiba-tiba berkata “ Itu dressnya, bagusan juga design punya elu Na, hehehe”

Susttttt nggak boleh gitu!”

Sabrina sedang mencari keberadaan Atta diantara kerumunan orang-orang yang datang, Sabrina tentu saja masih penasaran dengan tindakan Atta setelah mengetahui kebenaran tersebut, sayang tak juga Sabrina melihat Atta di dalam ballroom tersebut, hingga acarapun di mulai.

Tiba pada acara inti dimana, keduanya  Naya dan Arka saling bertukar cincin, Sabrina di kejutkan oleh kehadiran Atta yang tampak setengah sadar duduk tepat disampingnya sambil membawa dua gelas anggur merah, yang satu langsung saja diberikan kepadanya tanpa basa-basi, Atta menatap sang adik dengan tatapan biasa saja, tak ada wajah bahagia di matanya. Sabrina memahami kekecewaan yang terlukis jelas dari ekspresi Atta yang duduk tepat disampingnya itu dalam diam. MC memberikan pengumuman untuk Arka menyematkan cincin di jari manis Naya. Ekspresi Arkapun berubah drastis, matanya bukan melihat ke arah sang kekasih yang ada dihadapannya, pandangannya justru tertuju tajam ke Sabrina, sambil tersenyum tipis penuh emosi kepada Sabrina, Arka menyematkan cincin ke jari Naya. Sabrina memahami situasi yang terjadi saat ini.

Arka menatapnya dengan penuh emosi, seakan Sabrina perlu dipertontonkan dengan kebahagiaannya bersama Naya, sebaliknya Atta menatap sang adik dengan penuh kekecewaan. Sabrina tersenyum tipis merasa lucu sendiri bisa berada dalam drama yang sebenarnya bukan urusannya.

 

Apa cinta membuat orang sebodoh ini??

Begitu sulit menerima kebenaran di depan mata hanya karena landasan perasaan yang kata orang itu” Cinta”

atau mungkin kita terlalu takut melepaskan dengan alasan Cinta itu juga…

Ternyata….

kau bisa sebodoh ini karena cinta…

 

Sabrina tersenyum santai, dingin dan berkelas sambil mengangkat segelas anggur miliknya ke arah Arka dan Naya sebagai tanda turut berbahagia dalam kebodohan mereka berdua atas nama Cinta…

TO BE CONTINUED….


Comments

Popular posts from this blog

Perempuan & Egonya Part 20