AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)
ARKANA &
SABRINA
Sebuta itukah cinta?
“
Udah sampai ternyata designer andalan kita..” Sapa Ka Atta ramah saat
menjumpai Sabrina dan Cipa telah ada di ruang tamu mereka.
“
Mama…ini udah ada Sabrinanya, Ma…” Panggil Atta lagi
“
Coba lihat Na, mana design punya ku….Ahhhh bagus banget, ini di payetin kan
nanti Na? lengannya segini aja yah…hmmm cakep nih warnanya, punya Mama mana??” Atta tampak
bersemangat melihat sketsa kebaya milik Sabrina khusus di design untuk
pertunangan adiknya yang tinggal seminggu lagi. Sabrina dan Atta sibuk
berdiskusi untuk rancangan kebaya dan dress yang akan di pakai nanti, tiba-tiba
muncul Vano dan Ibu Ningsi secara bersamaan dari ruang kerja.
“
Eh, ada Sabrina sama Cipa…” Bu Ningsi terkejut
“
Siang Tante Cantik…” Sapa Cipa ramah seperti biasanya.
“
Oh yah, No kenalin ini Sabrina….” Bu Ningsi memperkenalkan Sabrina kepada Vano, tanpa
tau kalau mereka berdua sudah pernah berkenalan sebelumnya.
“
Designer kondang favorite tante kan? Grace Sabrina…” Sambung Vano
diikuti senyum ramah dan manisnya.
“
Hai Vano…” Sapa Sabrina diikuti jabatan tangan keduanya.
“
Ohhhh Jadi kalian berdua udah saling kenal?? waoooo…suatu kebetulan yang sudah
di takdirkan yah…dimana kenal nya?” Kak Atta tampak antusias
sekaligus penasaran.
“di
grand Opening Appen, waktu itu mba…” Jawab Cipa
“
Siapa yang enggak kenal seorang Sabrina sih Kak? Wanita berprestasi, pintar dan
cantik.” Sambung Vano lagi memuji
“
ehemmmm, I see….” goda kak Atta sambil menyiku lengan adik sepupunya
itu.
“
Baguslah kalau kalian udah saling kenal, Sekalian yah Na tolong buatin setelan
untuk Vano juga. Kamu belum pesan jas ke designer manapun kan No? Biar sekalian
dibuatin Sabrina aja, gimana?” Tanya Bu Ningsi
“
Belum Tante, yah nggak nolak sih kalau yang bakal handle untuk acara penting
ini designer ternama seperti Sabrina.” Puji Vano lagi
“
Bisa aja Mas Vano ini, udah ganteng, baik, jago merayu ternyata yah suka deh
Cipa…” Goda Cipa yang langsung saja diberi kode lirikan mata tajam dari Sabrina agar
sahabatnya itu tidak bablas kecentilan di hadapan Vano.
Kak Atta yang melihat
percikan-percikan bahagia di mata saudara sepupunya itu menyadari satu hal dan
langsung saja berkata.
“
Vano kan belum punya gandengankan yah di acara nanti? mau ngajak siapa? pacar
kan Vano nggak punya……” Kode keras diberikan Kak Atta untuk mencairkan
suasana bahwa adik sepupunya itu pria tampan, mapan, ganteng dan single.
“
Eh, sendiri aja Kak…” Vano tampak sedikit gerogi
“
Ah, masa sih setampan dan sekece badai gini, single?sendirian lagi di acara
penting keluarga, kan agak-agak angker yah…bisa kali mas, ajak-ajak Cipa atau
Sabrina juga boleh, hehe yah kalau kita di undang yah Bu yah…” Sekali mendayung
dua tiga pulau terlampaui, itulah yang di lakukan Cipa, maksud hati merayu si
Vano sekaligus melirik ke arah Bu Ningsi untuk diundang juga ke acara penting
keluarga Birendra tersebut.
“
Pasti dong Cipa, undangan untuk kalian itu khusus, special…” Langsung di
jawab oleh Bu Ningsi
“
ih makasih loh Bu Ningsi, emang paling baik deh…” Puji Cipa
“
Sabrina nanti datang kan ke acara pertunangan minggu depan?” Tanya kak Atta
lagi
“ Diusahain kak, pasti
datang kita, aku sama Cipa, iya kan Cip…” Jawab Sabrina
“ Emberrrrrrrr” Sambung Cipa
“
Ha…..gimana kalau sama Vano aja, nanti di jemput Vano. gimana dek? daripada
kamu sendiri yah kan?? bagus nggak ide kaka?” Kak Atta semakin gencat
melakukan serangan. Semua mata terkejut dengan ide brilian dari Atta, yang terlihat
betul usahanya menjodohkan adik sepupunya dengan Sabrina. Sabrina dan Vano pun
saling memandang dan menjadi kaku.
“
Ihhh setuju sama kak Atta, pinter deh…” sambil bertepuk tangan
dengan gaya lenjenya, Cipa menjawab.
“
Gimana dek? bisa kan…” Desak Atta lagi, Vano tampak bingung dan gerogi
dihadapan Sabrina.
“
Yah..kalau Sabrinanya mau, kak….” Vano benar-benar takut mendapatkan penolakan dari
Sabrina.
“ Gimana Na?” Desak Atta lagi, kini semua mata tertuju pada Sabrina, seakan sedang menantikan jawaban penting dari nya. Sabrina tak dapat berbuat apa-apa selain jawaban iya yang keluar dari mulutnya di situasi seperti ini.
“
Yah, kalau nggak ngerepotin Vano, boleh…” Jawaban Sabrina terdengar
tidak juga menolak dan tidak juga mengiyakan, semua dikembalikan lagi kepada
Vano.
“
Tenang aja Na, Vano mah, nggak pernah keberatan…iya kan dek?” Atta seperti
sedang menjadi juru bicara penting dalam percakapan antara Vano dan Sabrina
ini. Terlihat senyuman lega nan manis di ujung bibir pria berlesung pipit itu
mendengar jawaban Sabrina. Vano mengangguk tanda setuju, Ia tak keberatan
sekalipun pergi ke acara penting itu bersama Sabrina.
“
Iya, aku nggak keberatan kok, nanti aku jemput yah ke pertunangannya Arka
minggu depan, boleh minta no handphone kamu nggak??” Sambung Vano
lagi.
“
Hmmm boleh banget, ini aku kirimin yah mas…..” Sambung Cipa girang.
Tanpa menunggu lama Cipa
langsung ambil alih untuk mengirimkan no handphone Sabrina kepada Vano,
keduanya tampak sibuk bertukar nomor, sebaliknya Sabrina terkejut mendengar
jawaban Vano barusan. Wait!! Pertunangan Arka? Arka siapa? Who is Arka?? bukan
Arkatama yang ada dipikiran Sabrina saat ini kan? But!!! keluarga ini adalah
keluarga Birendra! Arka yang kemarin
bermasalah dengan nya juga untuk acara pertunangan. Apa ini ada hubungannya?
Sabrina berusaha positive thinking, Yang namanya Arka banyak, yang mau
mengadakan acara pertunangan juga banyak, nggak mungkin Arka yang dibicarakan
saat ini adalah Arka yang dipikirkan Sabrina.
Tapi hati kecilnya semakin gelisah. Dengan cepatnya Sabrina mengambil
ponsel dalam tas dan meng-googling keluarga Ibu Ningsi Birendra, and what the
hell????? Wajah tampan Arkatama Birendra terpampang nyata sebagai putra tunggal
penerus keluarga Birendra. Arkatama Birendra?????? Wajah Sabrina terlihat shock
membaca tiap artikel yang di googling nya barusan. Jadi benar yang dimaksud adalah Arka yang sama!
“
Oh yah Ma, ngomongin Arka, kenapa dia nggak di paketin sekalian aja sama kita
jasnya di buatin Sabrina?” Tanya Atta yang memecahkan suasana hening diantara
mereka.
Bu Ningsi yang tau akan
kejadian sesungguhnya, bahwa putra kesayangannya memiliki masalah dengan Sabrina di sosial media
langsung terdiam dan pura-pura tidak mendengarkan apa yang ditanyakan Atta
putrinya barusan.
“
Oh yah Tante, aku ada janji sama Arka, katanya dia mau datang juga disini. Udah
lama kita nggak makan siang bareng…” Sambung Vano
“ Tumben, dia mau ke rumah Mama..biasanya juga susahnya main kesini”
Jawab Atta
Bu Ningsi yang menyadari ada
situasi canggung dan tidak nyaman dari wajah Sabrina ketika mendengar nama
Arka, berusaha mencairkan suasana.
“
Apa bisa, kalau saya pesan Jas satu lagi untuk anak saya, saya dengar-dengar sih
sampai sekarang dia belum dapat designer yang sesuai dengan konsep mereka,
boleh nggak Na?” Bu Ningsi tampak hati-hati dalam berbicara.
Cipa yang masih belum sadar
akan siapa yang sedang dibicarakan dengan senang hati menjawab.
“
Boleh banget Bu, dengan senang hati kami menerimanya, orang bilang mah rejeki
nggak boleh di tolak, iya kan Na???” Sambil menoleh ke arah
Sabrina, seketika itu juga Sabrina memberi kode untuk tidak mengambil tawaran
Bu Ningsi barusan, sayang kode gerak mata dan bibir Sabrina tak juga di pahami
Cipa dengan cepat, Cipa mala berbisik.
“
Ada apa sih…?” Pelan diarahkan ke kuping Sabrina, belum juga Sabrina menjawab bisikan rahasia sahabatnya itu, tiba-tiba
bunyi pintu di buka dan dan datanglah pria yang menjadi topik utama dari acara
pertunangan ini.
“
Ini dia nih…yang ditunggu, tunggu….” Kak Atta memberi sambutan akan hadirnya sang
adik di tengah-tengah mereka. Sabrina yang menyadari langkah kaki tersebut dari
arah belakangnya berusaha menutupi wajahnya untuk dikenali.
“
Hai Arka, apa kabar…” Peluk Vano menyambut kedatanagn Arka
“
Baik..Baik, apa kabar juga lu No? makin sehat gue lihat-lihat, udah lama?”
“
Nggak juga baru aja …” Jawab Vano santai
“
Hai Ma….” Cium Arka ke kening Bu ningsi dan juga kaka perempuannya itu, Betapa
terkejutnya Cipa sampai menjatuhkan makanan yang di pegangnya ketika Arka berbalik badan ke arah mereka berdua.
“
Arkaaa….Arkatama ini anak Bu Ningsi???” Cipa terkaget-kaget sambil
mangap.
“
Iya Cipa, ini anak saya yang mau tunangan itu…” Jawab Bu Ningsi ramah.
Cipa langsung mengambil
minum dihadapannya dan menghabiskannya dengan cepat, begitu kaget ternyata ini
yang di maksud Sabrina dari tadi memberi kode pada dirinya.
“
Oh yah Dek, kenalin ini designer favorite keluarga kita nomeru unoo…. yang
sering Mama sama Kaka pesan itu loh, cantikan perancang busana nya…” Kak Atta
terlihat begitu girang memperkenalkan Sabrina dan Cipa kepada Arka.
“
oh…..” Jawab Arka singakat dan dingin melihat Sabrina.
“
Sabrina ini punya butik di daerah Pusat
dia juga pemenang……” Belum selesai Atta mendeskripsikan perancang busana
favoritenya itu sang adik merespon dengan ketusnya.
“
Udah tau kok……” Dingin dan tak berperasaan potong Arka menyudahi penjelasan sang kaka.
Vano yang takut Sabrina akan tersinggung dengan tingkah dan respon sepupunya
itu berusaha mencairkan suasana.
“
Eh, iya dong Kak Atta, Arka pasti udah tau informasi tentang Sabrina. Designer
kondang yang di cari-cari semua orang, siapa sih yang nggak kenal….hehehe” Laki-laki
tampan dan baik hati ini benar-benar peka akan situasi disekitarnya, walau Ia
sendiripun belum tau apa yang sebenarnya terjadi.
“
Iya juga sih, by the way…kamu sama Naya udah dapat belum designernya? kalau
belum sama Sabrina aja biar sekalian kita paketin…” Sambung Atta
lagi
“
Udah Kok kak, yang pastinya bisa lebih bagus design nya dari pada designer
favorit Mama…” Sindir Arka di hadapan Sabrina langsung. Lagi-Lagi Vano yang tak enak
hati mendengarnya, kali ini Ia berusaha lagi untuk mencairkan suasana tegang
yang tercipta di antara mereka, Cipa berusaha sekuat tenaga menahan mulutnya
untuk tidak berkata kasar, Ia tau persir situasi saat ini, tengah berada di
tengah-tengah keluarga Birendra, harus professional seperti kata Sabrina, padahal
sudah banyak kata umpatan yang tersimpan di ujung bibirnya untuk Arka. Sabrina
tersenyum sambil merapikan barang-barang bawaannya tadi.
“
Baguslah Pak, kalau udah dapat yang sesuai keinginan, kebetulan butik kami juga sudah banyak
pesanan jadi sepertinya pesanan Pak Arka harus kami tolak, mohon maaf yah Bu
Ningsi…” Senyum Sabrina tulus dan ramah kepada Bu Ningsi, Atta juga Vano.
“Masih bisa-bisanya dia sombong dan pamer disini” Guman Arka dalam
hatinya.
“
Oh yah Pak, semoga sukses yah acara pertunangannya nanti…” Senyum ramah
Sabrina sangat professional sebelum meninggalkan ruangan tersebut, karena sudah
selesai fitting pesanan Bu Ningsi dan keluarga.
“ Saya antar ke depan yah…” Vano menawarkan jasa ketika Sabrina dan
Cipa hendak pulang. Arka yang masih menyimpan emosi, kembali memberikan
serangan.
“
Oh yah, Gracia Sabrina!! Bukannya anda yang sedang di perbincangkan di akun gossip media sosial yah? bahwa anda
kurang professional melayani pelanggan? membatalkan secara sepihak ketika
pelanggan anda datang untuk fitting tanpa ada informasi sebelumnya? sayang yah,
designer sekondang anda yang adalah favorite keluarga saya ternyata bisa tidak
seprofessional itu, hmmmm bagaimana yah? saya sedikit ragu, ini acara penting
untuk keluarga saya dan kebetulan anda yang menangani busana untuk keluarga
saya juga, apa ada jaminan anda tidak melakukan hal yang sama seperti yang di
beritakan tersebut???” Tajam, pedas dan menyinggung di hadapan semua orang
Arka melontarkan pertanyaannya kepada Sabrina.
Cipa benar-benar tak bisa
lagi mengontrol emosinya hampir saja melabrak Arka dengan kalimat mautnya, namun
segera di cegah oleh Sabrina dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.
“
Wah….saya nggak tau kalau saya seterkenal itu di media sosial yah, hehe
terimakasih untuk informasinya Pak Arkatama. Saya kira anda cukup pintar yah
Pak Arka, sebagai seorang pimpinan dan pengusaha ternama anda tentu tau
bagaimana menyaring informasi yang benar dari media sosial, bukan? Tidak semua
harus kita telan bulat-bulatkan apa lagi info itu dari akun gossip seperti yang
tadi Bapak bilang, hmmmm kalau boleh saya kasih saran ada baiknya Pak Arka
minta tolong sama sekertaris Bapak untuk menyaring informasi yang benar kalau
Bapak sibuk, Tapi terimakasih loh Pak sudah di ingatkan untuk perbaikan kami
kedepannya, akan saya ingat itu…. oh yah satu lagi, untuk keraguan Bapak akan
penanganan butik kami untuk acara penting ini, Pak Arka tidak perlu khawatir,
Bu Ningsi sudah kenal saya cukup lama, dan saya pastikan saya memenuhi kriteria
professional untuk Ibu anda. Klau Pak Arka masih kurang yakin, bisa tanyakan
sendiri bagaiman kinerja saya di mata beliau….” Senyum maut diberikan
Sabrina untuk Arka.
“
Bu Ningsi, Kak Atta…kami pamit yah, Mari….” Sabrina dan Cipa
meningglkan keluarga Birendra dengan sopan di antar oleh Vano menuju tempat
parkir.
Atta yang dari tadi
mendengar percakapan antara Arka dan Sabrina kemudian mencari informasi dari akun gosip yang diperbincangkan tadi akan
kebenaran gosip tersebut.
“
Siapa sih? gila-gilanya bikin informasi menyesatkan seperti ini tentang Sabrina
dan butiknya!!” Guman Kak Atta kesal. Lebih mengejutkan lagi ketika Atta mengetahui
sumber berita di media sosial tersebut bersumber dari postingan calon adik
Iparnya sendiri.
“
Apa-apaan sih ini!!! jadi berita ini dari Naya?????Ma, Mama tau soal ini???”
Bu Ningsi diam saja dan tak
menjawab sepatah katapun yang ditanyakan Atta. Attapun kesal sendiri dengan
tingkah adiknya.
“
Ini Naya, apa-apaan sih?? pake cara posting-posting segala! Naya punya masalah
apa sih sama Sabrina???? Kamu yah dek, nggak bisa apa bilangin calon istri kamu
yang sok aktris itu biar nggak nyebar berita kaya gini?”
“ Kak Atta yang apa-apaan sih! kok mala belain designer nggak jelas itu
dari pada Naya?”
“
Heiiiii Arkatama Birendra! wake up, bangun sayang… yah jelas lah gue belain
Sabrina, gue kenal dia dari lama, Mama juga tau keluarganya Sabrina kaya apa. Sabrina itu selalu, always
everytime professional dalam kerjaannnya. Nggak mungkin nggak ada apa-apa,
Sabrina membatalkan seperti ini. Kamu udah tanya sama Naya belum, ada apa
sebenarnya? atau jangan-jangan kamu lagi yang punya masalah pribadi sama
Sabrina??? bisa-bisanya kamu bilang Sabrina nggak professional? Kamu tau nggak
alasan di balik Sabrina buka butik Find Love? udah baca belum biographynya??
ini… nih, kalau ada petisi, tuntut balik pencemaran nama baik Sabrina gara-gara kasus ini,
gue nih, gue….Attakhaliya Birendra yang tandantangan paling pertama! denger
tuh!!!!beresin tuh masalah kalian, kaya bocah main posting-posting sampe jadi
gossip gini.”
Arka menatap sang Mama
berharap mendapatkan pembelaan.
“
Bener kata Kaka kamu, Mama nggak mau urusan ini jadi panjang yah, beresin sama
Naya!” Respon Bu Ningsi bijak.
Situasi berbeda di halaman
parkiran bu Ningsi, ketika Vano mengantarkan Cipa dan Sabrina.
“
Na,maafin saudara gue yah..dia emang gitu, kalau lagi banyak kerjaan suka
kebawa suasana jadi gampang emosi” Vano mencoba menenangkan Sabrina dan Cipa.
“
ehhhhh mana udah gatel banget lagi tadi mulut gue! hampir keceplosan bongkar kalau tunangan lu tuh nggak bener! bukannya bersyukur udah di selamatin
teman gue! Nggak tau terimakasih emang.” Cipa keceplosan saking terlalu lama menahan emosinya di hadapan Vano.
“
Ha???? Apa??? Tunangan nggak bener????”
Vano menyadari umpatan Cipa
barusan. Sabrina dan Cipa panik.
“ Enggak, bukan gitu maksud Cipa….ini juga nih, suka gitu kalau lagi
emosi, kebawa suasana jadi ngelantur ngomongnya. Kamu punya saudara yang nggak
terkontrol sama, aku juga punya temen nih nggak terkontrol mulutnya kalau lagi marah, hehehehehe”
Bela Sabrina menutupi, agar Vano tak curiga.
“
Oh gitu…..kirain, hehehe….ya udah kalian hati-hati yah, aku udah save nomor
kamu, kapan-kapan kalau aku chat di balas yah, …”
“
pasti….hehe bye…..” Pamit Sabrina.
Sepanjang perjalanan pulang…
“
Ahhh maaf Beb, mulut gue kebablasan…” Cipa takut
Sabrina marah padanya
“ Semoga aja Vano nggak curiga deh…”
“
Gue sih berharapnya, Vano curiga, terus cari tau yang benernya terus terbongkar
deh semua ke Arka, biar tau dia!”
“
Cippaaaaaaaaaaa.” Sabrina melototkan matanya.
“
Yah, Maep Beb…..”
Sesampainaya di Butik Find
Love, ternyata Sri dan rekan kerjanya datang untuk meminta maaf akan sikap Bos
mereka kepada Sabrina beberapa waktu yang lalu hingga heboh di sosial media.
“
Kok pada disini? kalian nggak kerja? ntar di omelin bos kalian yang ughhhhhh….” Cipa
terkejut melihat mereka ada di butik itu.
“
Kita mau minta maaf….”Sri tampak takut dan gugup
“
Minta maaf sama siapa? emang ada masalah apa?? sama karyawan saya yah…siapa?” Tanya Sabrina
bertubi-tubi.
“
Bukan, tapi kita kesini mau minta maaf sama mba Sabrina….”
“
Sama saya? memang kalian punya salah apa sama saya?”
“
Kita mau minta maaf atas sikap bos kita, yang ……” Belum selesai Sri dan
temannya menjelaskan, langsung di potong saja oleh Cipa.
“ Arka yah yang suruh kalian ke sini?” selidik Cipa
“ Bukan…Bukan jeng, ini inisiatif kita berdua karena mba Sabrina sudah bantuin kita waktu itu tapi bos kita mala bersikap kaya gitu, jadi bahan gossip
di sosial media mba Sabrinanya…..”
“
ohhhhhhhhhhh kirain…..” Cetus Cipa
“
Kalian nggak salah apa-apaloh, enggak perlu minta maaf segala…biarin aja itu
juga cuma gossip, lama-lama juga hilang beritanya”
“
Tapi kita jadi enggak enak sama mba Sabrina dan yang lainnya..”
“
Udah enggak usah di pikirin, santai…ya sudah saya tinggal ke dalam dulu”
Seperginya Sabrina ke dalam
ruangannya, membuat Cipa leluasa menyelidiki Sri dan temannya itu.
“
Yakin kalian, enggak di suruh Bos kalian untuk minta maaf ke sini?”
“
Nggak Jeng, sumpah demi Allah, Pak Arka enggak nyuruh kita ke sini…”
“
Bilangin yah sama Bos kalian itu, sampai kapan pun Sabrina udah enggak bakalan
mau design busana mereka lagi, suruh cari yang lain…” Sikap culas Cipa
mulai dikeluarkan.
“
Tapi Jeng, kalau boleh tau…memang kenapa mba Sabrina tiba-tiba enggak mau buatin
pakaian untuk Pak Arka sama Ibu Naya lagi?” Selidik Sri
“
Masa gitu aja kamu nggak tau sih? kamu tuh sekertarisnya kan harusnya lebih
peka urusan gini..gini, selidiki tuh tunangan bos kamu. Sudah bener belum
kelakuannya, sudah bagus di tolongi Sabrina, eh nggak tau diri! Emang kamu
nggak kenal sama calon tunangan bos kalian yah?”
“
Yah nggak kenal-kenal banget sih, Cuma sering datang aja ke kantor tiba-tiba
minta di belikan hadiah, sering deh kaya gitu, terus besoknya di posting deh di
IGnya, sering banget mala ngegerecokin jadwal kerja Pak Arka untuk temani dia
shopping. ” Jiwa pergibahan Sri dan Cipa mulai menyatu.
“
Tuh kan….bener-bener deh, kayaknya ada masalah kejiwaan deh si selebgram itu…ih
baek-baek deh kalian kalau dia jadi istri bos kalian”
“
Nasib kita nggak bakal panjang di perusahaan Pak Arka, Jeng” Sedih Sri dan
temannya.
“
Kudu hati-hati deh yah kalian berdua, kalau bisa nasehatin tuh bos kalian
sebelum terlambat masuk jurang, ah udah ahhhhhh gossip mulu yang ada ntar gue
keceplosan lagi”
“
Emang ada apa Jeng?”
“
Ih kepo deh anda-anda ini, udah ah gue tuh nggak bisa di ajak gibah gini, bocor
yang ada….caritau sendiri deh, ntar juga lama-lama bakal kebongkar, bangke di
simpen lama-lama juga busuk kan shay….”
Sri dan temannya mulai
menaruh curiga. Sepeninggalnya mereka dari Butik, Sri tiba-tiba menerima sebuah
panggilan telfon.
“ Gimana Sri?” Tanya suara di balik telfon
“
Sepertinya ada yang perlu di cari tau deh bu, soalnya tadi Jeng Cipa bilang
kalau bangkai yang di simpan lama kelamaan juga akan busuk, gitu bu…” Jawab Sri.
“
Terus apa kata Sabrina?”
“
Mba Sabrina mala nggak ngomong apa-apa bu..”
“
Ok, kalau gitu, makasih yah informasinya. Kamu boleh kembali ke kantor. kalau
ada apa-apa segera kabari saya yah…”
“
Baik shiap Bu….”
sementara itu di kediaman
Birendra…
“
Apa yah maksud Cipa dengan bangke yang akan tercium……” Atta berpikir
panjang berusaha menyelesaikan teka teki yang sedang terjadi karena penolakan
Sabrina untuk mendesign pakaian untuk adik kesayangannya itu.
“ Kalau gue tanya langsung, Sabrina bukan tipe yang gampang menceritakan
urusan pribadi di luar rana pekerjaannya…hemmmmmmm” Guman Atta dalam hati
kecilnya. Tiba-tiba saja Atta
tercetus ide, menyewa beberapa orang untuk menyelidiki adiknya sendiri Arkatama
dan Naya secara diam-diam kemudian melaporkan kembali kegiatan mereka padanya.
Bukan Attakhaliya Birendra jika tidak menyalurkan rasa penasarannya untuk
mendapatkan sebuah jawaban yang membuatnya lega.
“
Bagaimana kalau Arka tau, dia akan marah besar sama kamu, diam-diam meminta
orang menyelidikinya dan juga calon tunangannya.” Respon Bu Ningsi saat Atta
menceritakan rencananya tersebut.
“ Yah mau gimana Ma? kalau kita tanya langsung sama Arka juga Sabrina,
kita nggak bakal dapat jawaban apapun dari mereka kan? Mama cukup setuju aja
sama ide Atta ini, karena aku yakin ada sesuatu yang terjadi di balik penolakan
Sabrina…”
“
Inikan cuma masalah baju, nggak usah di perbesar-besarkan lah…biarin adek kamu
sama pilihannya sendiri…” Bu Ningsi kembali bijak sebagai orangtua.
“
Ok, fine ini hanya masalah baju tapi nggak tau kenapa lihat ekspresi wajah
Sabrina tadi, Aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi. Yah paling nggak, Mama
pedulilah sama reputasi Sabrina, toh anak mama juga si Arka kan yang munculin
berita ini menjatuhkan reputasi Sabrina, paling nggak kita tau gitu loh ma
alasan sesungguhnya…”
“
Kamu tuh yah, sama persis kaya almarhum Bapak kamu, jiwa mencari taunya tinggi,
bahkan hal sepele kaya gini di buat serius…”
“
Yah, Mama sama kaya Arka, sama-sama positive thingking bawaanya, gampangan
percaya sama orang dan royal. belum tentukan orang itu baik sama kita juga..”
“
Hmmm mama ngerti nih arah kamu mau kemana, maksud kamu Naya??”
“
Yah siapa lagi yang Atta nggak suka kalau bukan calon menantu mama yang itu”
“
Kak, adek kamu itu bentar lagi mau nikah. Biarkan dia bahagia sama pilihannya
sendiri, Mama sebagai orangtua dan kamu sebagai satu-satunya kaka yang Arka
punya, kita harus support dia apapun pilihannya, yang penting Arka
bahagia…”
“
Yah tapi Arka tuh bisa dapat yang……”
“
Atta, mama enggak suka kalau kamu banding-bandingin orang lain, apalagi itu
pilihan adek kamu sendiri!”
“
Fine! terserah mama deh…toh tanggal pertunangan, lamaran dan pernikahan mereka udah di setujui kan,
Atta cuma mengutarakan perasaan aja, kalau emang enggak sukak….”
Tiba-Tiba Arka dan Vano masuk
ke ruangan yang sama menemui Bu Ningsi dan Atta.
Melihat sang adik datang,
Atta tiba-tiba hilang selera.
“
Tuh! anak mama yang bentar lagi mau kewong dateng, nasehatin Ma, biar tau
bumbu-bumbu berumah tangga itu nggak sesederhana rumah makan Padang….”
Kata Atta sinis sambil
berlalu pergi melewati Arka dan Vano, sambil melihat Vano Atta melontarkan
kalimat.
“ Untuk lu ni yah No, besok-besok kalau mau kewong cari pasangan yang
baik yah, yang bisa ambil hati semua keluarga tanpa terkecuali, yang setara
gitulah sama kamu, Nahhhh kaya Sabrina tadi tuh cocok tuh sama kamu yah….”
Atta menatap sang adik sinis dan berlalu pergi. Vano yang mendengar umpatan Kak
Atta tersenyum tipis bahagia di ujung
bibirnya, dimata Kak Atta dirinya cocok bila bersama Sabrina. Berbeda dengan
Arka yang kesal mendengar sindiran kakanya.
“
Kak Atta kenapa sih Ma? ada masalah apa lagi sih, kok sewot banget?”
“
Kaya nggak tau kaka kamu aja, ibu hamil kan begitu moodnya berubah-ubah, udah
pada makan No? yuk, kita makan dulu yukkkk.” Ajak Bu Ningsi.
H-2 acara lamaran sekaligus
pertunangan Arka, Sabrina mendapatkan undangan dari Bu Ningsi.
“
Uh huuuuuuu ulalaaaa…. undangan untuk pesta muuuahalll datang nih.” Teriak Cipa
menerima undangan tersebut. Sabrina yang terganggu dengan tingkah Cipa, mulai
angkat bicara.
“Lu aja deh yang pergi wakilin Butik yah…”
“ Hei…Hei..Hei, anda jangan semena-mena yah, mentang-mentang Bos main
nyuru-nyuru aja, udah jelas-jelas disini di tulis Kepada yth Ibu Gracia Sabrina
beserta staf Find Love Butik”
“Kenapa?
tiba-tiba berubah pikiran, e’nek yah lihat muka ularnya si Naya? apa kasihan
sama Arka nya, karena mau aja ditipu si siluman ular???” Tanya Cipa lagi
“
Nggak tau, malas aja…..”
“
Nggak boleh gitu dong, ingat udah janjian kan sama si ganteng Vano? gue
denger-denger ada yang udah keluar makan siang berdua nih…hemmm one step closer
yah Waaa….”
“
Yah kan cuma makan bareng doang, kebetulan pas lagi keluarbuat kerjaan di area
yang sama terus Vano ngechat ya udah
janjian ketemu deh terus makan….”
“Gue
lihat-lihat lu cocok juga tau Beb sama si Vano…”
“
Mulai nih halusinasinya mulai …mulai….”
“
Lu nggak mau gitu, coba dekat dulu sama si Vano?” Umpan Cipa lagi
“ Deket apaan sih? ini nih, mulut-mulut gini nih bahaya penyebar
berita…orang cuma temen dibilang coba deket, eh giliran gue cuek di bilang ayo
dong Na buka hati….”
“
Siapa tau kalian jodoh…Vano tampang-tampangnya cowo baik-baik, peka lagi…”
“
Terussssssssssss? apa hubungannya dia baik dan peka sama gue?”
“
Susah yah kalau ngomong sama manusia yang tidak punya perasaan, bener kata
Agnes hati dan sensitifitas kepekaan akan asmara lu tuh udah tenggelam yah di
Kutub Antartika?”
“
Cipa, mau gue tambahin kerjaan lagi apa gimana nih?”
“
Ogah….bye……”
‘”
Tapi kalau Vano naksir elu duluan gimana?” Cipa kembali dan berbisik di
telinga Sabrina
“
Cippppppaaaaaaaaaaaaaaaaa………” Geram Sabrina kesal.
Sementara itu, Atta telah
mendapat informasi dan bukti foto-foto perselingkuhan calon adik iparnya dari
informan yang di bayar untuk menyelidiki Arka dan Naya secara diam-diam.
Mendengar dan melihat bukti
foto yang ada di hadapannya, Atta speechless, kaku, diam dan gemetar, sungguh
berita yang tidak di duga olehnya bahwa selama ini adiknya menjalin kasih
dengan seorang seperti Naya, yang suka bergonta ganti pasangan untuk mendapatkan kemewahan semata.
“ Kurang Apa, Arka sama dia coba???gila yah!!!!” Atta gemetar dan
emosi sendiri, Atta kemudian membuka isi sosial media Nayatanaya melihat isi
postingannya akhir-akhir ini sedang berbahagia bersama Arka yang besok adalah
hari bahagia mereka berdua.
“
Gila!!! sinting ini perempuan…Arka harus tau….” Habis sudah kesabaran Atta,
ingin segera membongkar busuknya calon adik iparnya, namun ketika hendak keluar
dengan segala kepanikan dan buru-burunya tanpa melihat lagi orang
disekelilingnya Atta bertabrakan dengan Sabrina yang juga baru saja ingin masuk
ke Caffe tersebut.
“
Kak Atta……” Sabrina terkejut, sambil membantu Atta merapikan file dan
barang-barangnya yang jatuh berserakan.
“
Sabrina, kamu disini?”
“Iya
Kak, aku ada meeting sama client tapi tiba-tiba clientnya batalin meeting hari
ini karena urusan mendadak. Kak Atta sama siapa? udah mau balik? maaf yah kak
aku nggak lihat-lihat dulu main tabrak aja…”
“
Na, ada yang mau aku tanyain sama kamu….” Atta tampak serius sambil
memegang tangan Sabrina, memastikannya untuk tidak pergi.
Lama keduanya terlarut dalam
obrolan serius, Sabrina hanya diam mendengarkan cerita Atta. Sekali-kali Ia
terlihat empati akan cerita Atta, namun tak jua sepatah katapun di keluarkan
Sabrina untuk membenarkan cerita Atta tersebut.
“ Apa ini alasan kamu batalin pesanan Arka? karena kamu tau, Naya seperti
apa? apa itu benar Na???”
Sabrina tetap tidak juga
menjawab.
“ Kenapa kamu diam aja sih Na, saat tau semua ini? kenapa nggak cerita ke
aku atau bilang langsung ke Arka??” Sabrina masih saja terdiam seribu
bahasa.
“
Itu pilihan kamu untuk tetap diam Na, tapi Arka itu adik aku satu-satunya, aku
nggak bisa diam aja melihat dia hancur seperti ini, aku udah punya semua
bukti-buktinya, aku akan beberkan semua ke Arka”
Sabrina menarik nafas panjang dan mulai berbicara saat melihat Atta semakin meluapkan isi hatinya.
“
Terus… Apa yang kak Atta harapkan setelah memberi tahu tentang perselingkuhan
Naya?”
“
Maksud kamu?”
“
Kak Atta berharap mereka putus? Kak Atta berharap pertunangan mereka gagal? Kak
Atta yakin, Arka akan baik-baik saja dengan semua ini? Kak Atta sudah pikirkan
resiko besar apa yang akan terjadi bila membongkar ini sekarang? bagaimana
perasaan Bu Ningsi, terlebih lagi perasaan adik Kak Atta sendiri??? Apa dia akan
baik-baik saja???” Sabrina memberikan pertanyaan bertubi-tubi kepada Atta
yang duduk dihadapannya.
Seketika Atta teringat apa
yang dikatakan Ibunya, bahwa Arka bahagia dengan pilihannya sendiri, mereka
sebagai keluarga harusnya mendukung keputusan Arka. Attapun kini terdiam.
dari seberang Caffe terlihat Arka yang sedang keluar bersama
Naya dari sebuah Butik untuk berbelanja. Arka melihat sang Kaka tengah serius
berbincang bersama Sabrina sambil Sabrina mengembalikan amplop coklat yang
berisi bukti perselingkuhan Naya yang di tunjukan Atta padanya tadi.
“ Itu kak Atta, nggapain sama Sabrina…” Guman Arka dalam hatinya.
“
Sayang, kamu lihat apa sih?” Tanya Naya penasaran sambil mengikuti arah
pandangan Arkana, sontak saja betapa takut dan terkejutnya Naya mendapati,
Sabrina dan Atta sedang bersama di dalam caffe.
“
Sayang, itu Kak Atta ngapain sama Sabrina???ngapain sayangggg” Naya mulai
hilang kendali atas kepanikannya sendiri.
“
Aku juga nggak tau sayang, tapi sepertinya mereka ngomongin masalah baju,
busana Kak Atta sama Mama, Sabrina
disignernya”
“ Kamu yakin sayang??? mereka nggak lagi merencanakan sesuatu kan
sayang?”
“ Maksud kamu?” Arka mulai curiga
“ Yah maksud aku, kita kan punya masalah sama Sabrina, bisa saja Sabrina
sedang menghasut kaka kamu kan kita nggak tau sayang……” Hasut Naya licik
“ Nggak mungkinlah sayang….” Bela Arka
“Yah bisa jadi sayang…siapa tau, tinggal besok hari bahagia kita, kalau
tiba-tiba terjadi apa-apa, kita nggak ada yang tau…sayang please, percaya sama
aku, apapun yang nanti di katakana kaka kamu atau Sabrina, kamu harus percaya sama
aku mungkin mereka berniat memisahkan kita.” Bujuk Naya lagi. Arka terdiam
sesaat dan merenung ada benarnya juga yang dikatakan Naya, Atta tidak begitu
menyukai Naya, tapi apa mungkin Sabrina sedang menghasut kakanya saat ini.
Sepertinya Naya hanya merasa takut yang berlebihan, Arkapun berusaha untuk menenangkannya.
“ Iya sayang, aku percaya kok sama kamu…”
Sepanjang perjalanan pulang
bersama Arka, Naya menyusun rencana baru. Ia telah menaruh firasat bahwa Sabrina dan
Atta tadi pasti sedang membicarakannya, karena itu rencana selanjutnya telah
dipersiapkan Naya, Ia berbohong kepada Arka bahwa akhir-akhir ini Omnya yang
dulu membiayai sekolahnya telah datang ke Jakarta, Naya mengarang kisah
bahwa selingkuhan yang di lihat Sabrina dan Atta adalah keluarganya yang
terpisah sudah cukup lama dan baru bertemu kembali, sambil menunjukan foto pria
tersebut kepada Arka.
Sesampainya Arka dirumah,
telah berkumpul Bu Ningsi dan Atta untuk membicarakan masalah serius.
“ Arka, mama mau bicara…”Bu Ningsi yang telah mendengar cerita dari
putinya merasa perlu turun tangan sebelum semuanya terlambat. Arka duduk dengan santainya tanpa rasa
curiga sedikitpun, Attapun menyodorkan amplop coklat berisi foto-foto Naya
bersama selingkuhannya.
“
Apa ini?” Tanya Arka
“
Kamu buka aja sendiri” Jawab Atta ketus.
Arka membuka isi amplop
tersebut dan memperhatikan lembar demi lembar foto Naya didalamnya, tanpa
ekspresi apapun Arka kembali bertanya.
“ Maksud kaka apa?”
“
Batalkan pertunangan kamu besok, kamu udah lihat sendirikan, Naya selingkuh di
belakang kamu”
“
Oh, jadi ini yang diberikan Sabrina sama kaka???heee….enggak nyangka selicik itu
dia yah buat gagalin pertunangan aku sama Naya!” Jawaban yang tak di
duga-duga keluar dari mulut Arka.
“ Apa hubungannya sama Sabrina? Kamu harusnya malu sama Sabrina, Sabrina
udah berusaha nolong kamu untuk selamat dari perempuan itu!!” Atta semakin
emosi.
“
Naya!! namanya Naya Kak, bukan perempuan itu….please, dia calon istri aku,
tolong Kak Atta untuk hargai itu!!” suara Arka ikut meninggi. Bu Ningsi tak bisa berbuat
apa-apa saat mendapati kedua anaknya bertengkar dihadapannya.
“
Oh jadi kamu lebih belaain Naya yah sekarang!!Apa?? Apa Arka??? Apa yang sudah
di bilang dia sama kamu, sampai kamu sebegitu percaya nya, bahkan dengan bukti
yang udah jelas-jelas di depan mata kamu ini. Kurang buta apa lagi sih kamu
Arka.” Atta kembali terpancing emosi.
“
Kak Atta cukup! aku enggak mau berdebat panjang sama kaka! please…..”
“
I will not stop that, sampai kamu yakinin kita semua bahwa bukti yang aku punya itu
salah dan bahwa CALON ISTRI KAMU itu enggak selingkuh di belakang kamu selama
ini!!! c’mon say that….what is it Arka? APAAAAA???” Teriak Atta
emosi
Arka tersenyum kesal melihat
tingkah sang kaka.
“
Benar kata Naya, kalian ternyata berniat menghancurkan pertunangan ini…”
“
What ??? menghancurkan??? dia yang sudah ngancurin ini duluan! sayangnya seorang
ARKATAMA BIRENDRA yang terlalu buta dengan semua yang udah terjadi”
“
Kak Atta CUKUP! Aku tau siapa pria di foto itu!”
“
Siapa???Siapa?? tipu apa lagi yang Naya udah bilang sama kamu haaaa???”
“
Pria itu adalah om nya, Naya udah cerita semuanya karena dia tau kalau kak Atta
dan Sabrina bakal lakuin ini, please kak aku mohon…aku udah tau semuanya!
tolong jangan kaka terlalu ikut campur urusan ini”
“
Maaaa… do you hear that? Mama denger enggak tadi Arka bilang apa?? Omnya Naya?
Ma…Mama,bisa bedainkan mana selingkuhan sama mana keluarga? Om?? Heiii Arka
sadarrrrr!!”
“
Arka, mama……” Bu Ningsi angkat bicara
“
Ma please…apapun yang mama dan kak Atta akan bilang, pertunangan besok antara
aku dan Naya akan tetap berlangsung. TITIK.” Arkapun pergi begitu saja
meninggalkan sang Ibu dan kakanya dengan penuh emosi.
Hari yang dinantikan semua
orangpun tiba, kecuali keluarga Birendra yang tak sedikitpun tampak keceriaan
di wajah mereka menyambut datangnya hari bahagia sang pewaris tunggal Appen tersebut.
Naya berbusana putih elegan dan cantik mendekati meja resepsionis sebelum acara
di mulai dan berbisik kepada sang resepsionis.
“
Mba, tolong daftar tamu atas nama Grace Sabrina, di coret aja dari daftar list…” Perintah Naya
angkuh kepada sang EO acara.
“ Tapi bu, mba Sabrina ini masuk daftar tamu undangan dari pihak Ibu
Ningsi…”
“
Saya tunangannya Arka, sebentar lagi akan menjadi istrinya Arkatama Birendra,
berarti Bu Ningsi mertua saya! Kamu masih bisa ngelawan yah??? ikutin aja
perintah saya, paham”
“
Iya baik Bu!”
Terlihat para undangan
memasuki tempat acara satu persatu, Sri dan para karyawan dari kantor Arka sudah berdatangan
untuk turut ambil bagian dalam kebahagia acara penting Bos mereka. .
“ Wala Sri, gimana nasib kita habis ini yah kalau Bu Naya benar-benar
jadi istrinya Pak Arka?”
“ Pasrahhh aku wa…..apa kita pindah kerja ke tempat Bu Atta aja yah, kalau di pecat bu Naya tiba-tiba?” Sri ngide.
“ Boleh juga tuh, tapi ngomong-ngomong kok aku nggak lihat Mba Sabrina
yah? Bukannya diundang langsung yah sama Bu Ningsi?”
“
Iya yah, apa jangan-jangan enggak datang yah, gara-gara punya masalah kemaren
sama Pak Arka dan Bu Naya?”
“
Tapi yang ngundang Ibu direktur Komisaris Bu Ningsi langsung bukan Pak Arka, pingin lihat aku apa
mba Sabrina datang enggak yah….” Kepo Sri
“
Aku nih yah kalau jadi mba Sabrina, aku datang
pakai baju yang paling bagus dan elegan dari yang punya acara, biar jadi
pusat perhatian semua orang, apalagi mba Sabrina kan cantik yah fix, nggak
bakal ada yang merhatiin mba Naya…lihat tuh kelakuannya masih sempat-sempatnya
insta story yah, nggak ada elegannya sama sekali di samping Pak Arka”
“
Ya Alloh, malang kali nasib Bos ku ini dapat calon istri kaya mba Naya” Umpat Sri
Di Area luar telah datang
Sabrina dengan dress merah maroon polos terbuka memperlihatkan punggung dan
pinggangnya yang mulus tanpa sehelai benangpun di bagian belakang dan tertutup
sopan pada bagian depannya, lekukan tubuh bak bidadari sempurna, riasan cantik
dan berkelas dengan aksesoris berkelas perpaduan antar anting berlian dan tas kecil manis bertabur kristal melengkapi
penampilannya, sempurna bak Dewi. Kehadirannya bersama Vano dan Cipa seketika
menjadi pusat perhatian semua orang yang sedang dalam antrian barisan masuk ke
dalam ballroom.
“
Kalian duluan yah, aku ke toilet dulu” Pamit Vano sopan, Sabrinapun
melepaskan rangkulan tangannya untuk membiarkan Vano pergi sebentar.
“
Sepertinya ada yang gerogi…di rangkul Sabrina, jadi ke toilet deh, ahh abang
ganteng jadi salah tingkah kan..uhhhh lucu deh” Goda Cipa, Sabrina
meresponnya dengan mencubit gemas sahabatnya itu.
Sampai di depan meja resepsionis
“Grace
Sabrina, please….” Suara anggun Sabrina memberikan senyuman kepada sang
penerima tamu. Para resepsionis saling bertatap dan tampak panik sendiri karena
list nama Sabrina sudah di coret dari daftar tamu seperti permintaan Naya.
Cipa mengulang kembali
perkataan Sabrina agar sang resepsionis dapat mempersilahkan mereka masuk.
“
Helo mba, atas nama Grace Sabrina dan staf Find Love Butik…”
Sang resepsionis tampak
gugup saat berkata “ Maaf Mba Sabrina,
tapi mba Sabrina nggak ada dalam daftar tamu undangan”
“
APAAAA???” Cipa terkejut mendengarnya
“
Kok nggak ada? coba-coba di cek lagi mba…daftar tamu undangan dari pihak
laki-laki, Ibu Ningsi Birendra” Perintah Cipa lagi.
“ Mohon maaf Mas, tapi benar-benar tidak ada dalam list kami….” Sang
resepsionis terlihat tertekan.
“ Sebentar! anda jangan bercanda yah, saya telfon Bu Ningsinya langsung”
Hardik Cipa, mendengar itu sang resepsionis semakin pucat, Sabrina berusaha
menghentikan Cipa.
“
Mereka datang bersama saya, Gilvano Birendra” Dari belakang terdengar
suara Vanno yang menyelamatkan mereka berdua dari rasa malu dihadapan para tamu
undangan lainnya.
“
Silahkan Pak, lewat sini meja nomor 3, mari saya antar” Sang resepsionis
mengantarkan mereka masuk, Vano kembali menggandeng Sabrina, menyelamatkannya
dari banyak pasang mata diluar dan melangkah masuk elegan ke dalam. Bak sang
Ratu yang memasuki istana kerajaan, berkelas, anggun dan cantik, semua mata
langsung tertuju kepada Sabrina dan Vano, begitupun dengan Naya, yang
terheran-heran bagaimana caranya Sabrina bisa masuk.
“ Demi apa, kita nggak ada di list tamu undangan?? Nggak mungkin kan Bu
Ningsi kaya gitu sama kita Beb…” Cipa yang masih tak terima dengan kejadian
di meja resepsionis tadi mengumpat.
“Mungkin resepsionisnya bingung saking banyak tamu yang datang.”
Vano coba menenangkan. Vano selalu mencuri pandang kearah Sabrina yang
dikaguminya.
Cipa yang tiba-tiba melihat
penampilan Naya tiba-tiba berkata “ Itu
dressnya, bagusan juga design punya elu Na, hehehe”
“ Susttttt nggak boleh gitu!”
Sabrina sedang mencari
keberadaan Atta diantara kerumunan orang-orang yang datang, Sabrina tentu saja masih penasaran dengan tindakan
Atta setelah mengetahui kebenaran tersebut, sayang tak juga Sabrina melihat Atta
di dalam ballroom tersebut, hingga acarapun di mulai.
Tiba pada acara inti dimana,
keduanya Naya dan Arka saling bertukar cincin, Sabrina di kejutkan oleh kehadiran Atta yang
tampak setengah sadar duduk tepat disampingnya sambil membawa dua gelas anggur
merah, yang satu langsung saja diberikan kepadanya tanpa basa-basi, Atta menatap
sang adik dengan tatapan biasa saja, tak ada wajah bahagia di matanya. Sabrina
memahami kekecewaan yang terlukis jelas dari ekspresi Atta yang duduk tepat disampingnya itu dalam diam. MC memberikan pengumuman untuk Arka menyematkan
cincin di jari manis Naya. Ekspresi Arkapun berubah drastis, matanya bukan
melihat ke arah sang kekasih yang ada dihadapannya, pandangannya justru tertuju
tajam ke Sabrina, sambil tersenyum tipis penuh emosi kepada Sabrina, Arka menyematkan cincin ke jari Naya.
Sabrina memahami situasi yang terjadi saat ini.
Arka menatapnya dengan penuh
emosi, seakan Sabrina perlu dipertontonkan dengan kebahagiaannya bersama Naya,
sebaliknya Atta menatap sang adik dengan penuh kekecewaan. Sabrina tersenyum
tipis merasa lucu sendiri bisa berada dalam drama yang sebenarnya bukan
urusannya.
Apa cinta membuat orang sebodoh
ini??
Begitu sulit menerima kebenaran di
depan mata hanya karena landasan perasaan yang kata orang itu” Cinta”
atau mungkin kita terlalu takut melepaskan dengan alasan Cinta itu juga…
Ternyata….
kau bisa sebodoh ini karena cinta…
Sabrina
tersenyum santai, dingin dan berkelas sambil mengangkat segelas anggur miliknya
ke arah Arka dan Naya sebagai tanda turut berbahagia dalam kebodohan mereka
berdua atas nama Cinta…
TO
BE CONTINUED….

Comments
Post a Comment