Perempuan & Egonya Part 15


Perempuan & Egonya
Part 15

Sesampainya dirumah Oma, Rein bergegas menemui Anna.

"Reinatha, Cucu Oma, kok gak bilang ndo mau datang..." Oma menyambut dengan penuh kehangatan.diciumnya kening orangtua kesayangannya dengan penuh cinta.

"Oma kenalin ini teman kuliah Rein" Sambil memperkenalkan Teddi.

"Kalian jauh-jauh dari Jogja pasti belum makan, makan dulu yah nak..." Ajak Oma halus kepada Teddi dan Reinatha.

"Ted, lu makan duluan yah..aku mau ketemu Anna dulu"
"Oh iya itu Anna kenapa pulang nangis-nagis, ditanyain orang rumah gak dijawab" sambung Oma.
"Lagi PMS kali oma....aku kedalam dulu yah"Rein menuju kamar Anna.

diketoknya pintu kamar Anna.

"Ann ini aku Rein..." Kata Reinatha pelan, memberi kode untuk Anna segera membukakan pintu.
Anna sempat terkejut melihat kehadiran Reinatha yang tak disangkanya, kemudian langsung memeluknya erat seperti tlah lama tak bertemu saudaranya satu itu.Rein berusaha menenangkan tangisan Anna yang mulai terdengar dari balik pelukannya.

"Udah ah nangisnya, ntar gak cantik lagi...cerita dulu gimana kok bisa?" Rein memberikan pertanyaan setelah Anna benar2 dilihatnya sedikit tenang.

"Tadi aku ke acaranya Mas Nathan, pas lagi cari-cari Mas Nathan aku gak sengaja lihat Vinsen sama cewek gandengan mesrah banget, tadinya mau aku panggil tapi pas dengar cewe itu manggil sayang ke Vinsen sambil ngenalin saudaranya yang wisuda juga" Anna mulai berkisah

"Terus........kamu gak manggil? telfon kek apa kek, Vinsen sama sekali lihat kamu gak?"
Tanya Rein mendesak

"Udah, aku manggil tapi kan banyak orang jadi dia gak dengar, aku coba telfon tapi gak diangkat. aku kirim pesan cuma mau ngetes kamu dimana, ini jawabnya" Anna menunjukan isi pesan singkat Vinsen

"Aku dirumah lagi temanin mama" Refleks Reinatha membaca isi pesan Vinsen dengan suara kesalnya.

"Dia Boong dong!!!!!" Sambung Rein lagi

Anna kembali menangis dan melanjutkan ceritanya

"Aku pas baca itu sakit Rein, kok tega sih dia bohongin aku padahal jelas2 dia didepan aku rangkulan sama cewe"

"Vinsen tau gak kamu di Semarang?" Tanya Reinatha lagi
Anna menggeleng

"Dia gak tau, aku emang sengaja gak mau ngasih tau, niatnya mau bikin surprise" Jawab Anna.
Reinatha menarik nafas kesal sambil memeluk saudaranya itu yang masih saja menangis.

"Terus sekarang kamu mau ngapain?" Tanya Reinatha lagi
"Aku gak tau, Rein...." Jawab Anna lemah
"Dia ada ngubungin kamu setelah itu?" Tanya Reinatha lagi
"Enggak....itu Kadonya Mas Nathan jadi belum sempat aku kasih karena setelah lihat itu, aku gak kuat nangis di tempat umum makanya aku pulang, aku juga belum ngucapin selamat sama Mas Nathan" Sambung Anna sambil menujuk pada dua kado dari nya dan Reinatha untuk Nathan di atas meja riasnya.

"Buang aja kadonya, gak penting...."Kata Reinatha

"Ya udah mending sekarang kamu istirahat dulu, ntar kita jalan-jalan yah bareng Teddi biar kamu rilex" Pinta Reinatha, Anna mengangguk setuju.

Sore harinya ketika Reinatha dan Teddi sudah bersiap-siap hendak berangkat,

"Ann, lu jadi ikutkan ko belum siap-siap?"Tanya Reinatha memastikan

"Aku nggak ikut boleh nggak?" Pinta Anna

"Loh kenapa?" Tanya Reinatha lagi bingung dengan sikap Anna yang berubah

"Banyak tempat kenangan aku sama Vinsen disini, aku takut bukannnya rilex mala makin kepikiran" Jelas Anna

Teddi yang lebih mengerti akan hal itupun meminta Anna untuk tetap dirumah dan beristirahat saja. Teddi dan Reinatha melanjutkan jalan-jalan sore mereka di kota yang baru bagi Teddi. Sekali-kali Reinatha mengajak Teddi untuk berhenti dan menikmati suasana di tempat yang pernah didatanginya bersama Anna dan kawan-kawan lainnya dulu.

"Weitzzz!Mala bengong!"Tegur Teddi, melihat Reinatha yang lama terdiam

"dulu gue pernah di ajak kesini, baguskan?"

"sama Nathan?"Selidik Teddi
"Udah ah, gak usah dibahas, pokoknya mulai sekarang kalau elu secara sengaja dan tidak sengaja sebut nama Nathan di depan gue, kita bakalan jadi musuh! catet itu"

"wah...wah......kenapa semua cewek tuh gampang banget berubah-ubah" Kaget Teddi
"Maksud lu?"

" Yah elu Rein, sadar gak tadi pagi siapa yang mohon-mohon sama gue buat ke acara wisudanya Nathan! terus malamnya elu barusan gak mau dengar lagi nama Nathan..." Teddi membutuhkan penjelasan

"Pokoknya gak suka aja dengar namanya lagi titik!"

"Gloria Reinatha, heran gue sama elu..."

"Udah gak usah bahas gue, masalah elu gimana? gue lihat-lihat Anna bakalan putus sih sama pacarnya"

"terusssssss?" tanya Teddi

"Kok elu mala nanya sih Ted, harapan gue sih Anna bisa jadi sama elu yang notabene udah gue kenal busuknya"

Teddi tersenyum tipis sambil berkata

"Gak segampang itu Rein masa Anna baru putus elu doain gitu"

"Jadi elu gak mau sama saudara gue?"

"Yah bukan gitu, mau sih gue mau banget sama saudara elu. dia baik, ramah, halus, lembut, setia, cantik "

"Terusss?" selidik Reinatha

"Yah gak enak Rein kalau elu bakal jadi pelarian doang bakal ada hati yang terluka, kaya elu” Teddi melotot ke arah Reinatha

"Kok kaya gue? maksud elu gue pelarian? sama siapa?" Reinatha bingung

" Tau ah.......tanya tuh sama hati lu sendiri"

Reinatha terdiam sesaat,
"Pulang yuk....udah malam nih" Ajak Teddi

sesampainya dirumah Oma

"Mba, nggak ketemu mas Nathan di depan?" Tanya Adlan yang kaget melihat Teddi dan Reinatha telah sampai dirumah lebih cepat dari dugaannya.

"Nathan? emang ada apa?" Teddi bertanya balik, melihat ekspresi Reinatha yang sudah terlanjut bete mendengar nama Nathan lagi

"Tadi mas Nathan kesini baru aja, nyariin mba Reinatha, aku bilang lagi keluar" Jawab Adlan santai

"Ngapain nyariin gue! kurang kerjaan banget" Kata Reinatha kesal

"Yah gak tau...mau ngajak makan kali" tebak Adlan

"Makan aja sendiri, ngapain ngajak-ngajak" Bentak Rein sambil berlalu menuju ke kamar Anna.
Adlan yang bingung melihat tingkah kakak sepupunya itu bertanya pada Teddi

"Mba Rein habis makan apa sih Mas, galak banget"
"Abis makan paku tadi dia" canda Teddi

dikamar Anna nampak masih bersedih

"Heiii......masih sedih aja nih" tegur Reinatha
"Kok cepat sih jalannnya" Anna melihat jam didinding puluk 07.30
"Gak seru ah gak ada elu..." canda Reinatha
"Maaf yah........Oh yah tadi Mas Nathan kesini nyariiin kamu, tapi nanti jam 08.00 aku suruh kesini lagi karena tadinya aku pikir kamu baru pulang jam segitu" Jelas Anna
"Apaaaaaaaaaaaaa???" Reinatha kaget bukan main

"Gak...enggak...enggak......" Reinatha panik
"Rein, kenapa?" Tanya Anna bingung
"Oh gak, aku tuh baru ingat besok tuh kita ada kuliah pagi aku lupa harus pulang sekarang" Secepat itu Reinatha menemukan alasan untuk tidak bertemu dengan Nathan lagi

"Harus sekarang banget? besok subuh ajakan bisa Rein "
'Gak Ann....harus sekarang banget, Kamu mau ikut pulang gak?"Tawar Reinatha
"Nggak ah, aku disini dulu..." Jawab Anna
"Ya udah aku cari Teddi dulu..." Reinatha keluar dari kamar Anna dengan panik dan terburu-buru

"Oma, lihat Teddi nggak?" Tanya Reinatha
"Lagi makan sama Adlan didepan" Jawab Oma
"Oma, Rein pamit yah... besok tuh Rein ada kuliah pagi Rein harus pulang sekarang"
"Ya ampun ndo...buru-buru banget, besok subuh aja gimana? malam ini tidur dulu disini"
"Gak bisa Oma, ini tuh urgent banget, nanti Rein datang lagi kok janji "
"Yo wes hati-hati di jalan, nyetirnya jangan ngebut-ngebut"
"Iya Oma"
Reinatha buru-buru menghampiri Teddi yang sedang makan dengan santainya sambil bercerita bersama Adlan.

"Ted, cabut yuk..."
"Cabut kemana?"
"Ya pulang...ayooo buru..."
' pulang? ke Jogja? Jam segini? besok aja ah...." Jawab Teddi
" Ih gak bisa, sekarang..... besok tuh kelasnya Pak Mifta"
"Kan jam 09.00 kita pagi-pagi banget dari sini"
"Iya mba, keburu kok kalau subuh berangkatnya" Sambung Adlan
"Gak bisa Ted, gue belum belajar gue belum ngerjain tugas juga ayok ah...." Rengek Reinatha
"Lah elu gimana sih....."
"Udah marahnya nanti aja, gue tunggu di mobil "

"Wait.......Reinatha tunggu, apa yang bikin elu sepanik ini sih?" Nathan?" Tebak Teddi
" Yah masa depan gue lah, kuliahan gue...apa hubungannya sama Nathan! buru...gak usah banyak protes gue tunggu di mobil...bye Adlan...."diciumnya kening adik sepupunya itu sambil berlalu pergi
"Mbak mu tuh dek, aneh..."Kata Teddi
Adlan hanya tersenyum tipis.

Di teras depan, nampak serang pria tinggi yang hendak mengetok pintu rumah namun tak jadi diketoknya begitu melihat Reinatha keluar dari dalam.

"Cari siapa yah mas?" Tanya Reinatha
"Malam Mba....mau ketemu Anna, Annanya ada?"
"Mas siapa yah?" Tanya Reinatha lagi
"Saya Vinsen pacarnya Anna " Jawab pria tinggi itu dengan senyum ramah

"OHHHHH JADI ELU YANG NAMANYA VINSENNNN" suara teriakan Reinatha menghebohkan seisi rumah.

Vinsen yang terkejut melihat reaksi Reinatha

"Maaf mba, saya cuma mau ketemu Anna" Katanya lagi sopan

"Annanya gak mau ketemu sama elu! Lagian elu berani-beraninya datang kemari! mau cari mati elu" Teriak Reinatha lagi kesal.

"Maaf Mba saya gak ngerti, ini ada apa yah?" Vinsen panik

"Gak usah pura-pura bego lu! gue sumpahin bego beneran baru tau rasa lu!!! ngapain elu masih cari-cari saudara gue? elu tuh punya malu gak sih, udah ketauan selingkuh masih berani muncul disini!!!" amarah Reinatha tak bisa dikontrol lagi.

semua orang keluar mendengar suara tinggi Reinatha, termaksud Anna.
Vinsen yang melihat Anna mencoba mendekati Anna, tapi kemudian dihalang oleh Reinatha

"Mau ngapain elu masuk rumah gue?" bentak Reinatha lagi

Teddi yang juga berada disitu langsung melerai Reinatha sebelum dia menjadi semakin gila lagi mencakar-cakar wajah Vinsen

"Ngapain kamu kesini?"Anna bersuara dari jarak yang cukup jauh tanpa mendekat sedikitpun ke tempat Reinatha dan Vinsen berdiri

"Ann ini ada apa sih? kok jadi rame kaya gini aku gak ngerti....kamu gak bilang kalau kamu datang" Kata Vinsen

" Hei! otak sama mulut lu itu sama-sama busuk yah ternyata! Kalau Anna kasih tau elu dia datang, dia gak mungkin lihat sendiri seberapa busuknya elu selingkuh selama ini di belakang dia" Tegas Reinatha

"Selingkuh??? Annn aku gak selingkuh..." Bela Vinsen

"Cukup Sen...aku tau, aku lihat semuanya diacara wisuda tadi. kamu masih bilang kamu gak selingkuh?" Teriak Anna kecewa.

"Ann aku......aku minta maaf aku gak bermaksud duain kamu"

"Terus apa????" Teriak Anna lagi

" Aku capek Vinsen, kamu selalu berubah-ubah ternyata ini semua yang terjadi dibalik berubahnya sikap kamu selama ini"

" Ok, aku salah Ann, aku minta maaf...aku hanya gak bisa kita LDRan ...aku...."
"kamu gak bisa? ok......kita putus " Anna menghapus air matanya dan berkata tegas kepada Vinsen didepan semua orang.

Teddi langsung menarik Reinatha menjauh ke arah mobil,

"entar dulu, gue belum selesai..." Reinatha melepaskan tangan Teddi dan kembali ke hadapan Vinsen

" Ini pertama dan terakhir kali gue ketemu sama elu....berani elu nyakitin saudara gue lagi, elu berhadapan sama gue" Ancam Reinatha sambil berlalu pergi

"Tunggu Rein....aku ikut pulang" Teriak Anna tiba2, Teddi dan Reinatha kaget dibuatnya.
'Oma...Anna pamit yah"
"Hati-hati yah ndo....nyetirnya pelan-pelan aja, kabarin kalau udah sampai yah"
"Iya oma....kita pamit yah..."
Begitulah Anna meninggalkan Vinsen tanpa banyak kalimat penjelasan, jauh keluar dari kota Semarang dan dari kenangannnya bertahun-tahun dengan ditemani airmatanya. Reinatha dan Teddi hanya terdiam sambil sekali-kali mengecek lewat spion depan mobil kondisi Anna dibelakang.
Teddi mencoba mencairkan suasana.

"hahahahhahahhaha" Tiba-tiba saja Teddi tertawa
"ihhhhh kenapa lu? kesambet?" tanya Reinatha
"gue tuh lucu Rein, ngeliat ekspresi galak lu sama Vinsen tadi (sambil mengulang intonasi suara dan gaya Reinatha ) Ini Pertama dan terakhir kali gue ketemu sama elu....berani elu nyakitin saudara gue lagi, elu berhadapan sama gue" Teddi mencoba mereka ulang kejadian, membuat semua tertawa, Annapun ikut tertawa

"Gila...gilaaa elu preman banget tau gak Rein, sayang tadi gak gue rekam" canda Teddi lagi
"Wah....jahat....lu Ted, hahaha"

Tiba-tiba Anna mendapatkan telfon masuk disela tawa bahagia mereka.

"Hallo Mas, iya...ada sama aku" Kata Anna lembut sambil memberikan Hp kepada Reinatha
"Siapa?" Tanya Reinatha
"Mas Ntahan" Bisik Anna
Ekspresi wajah Reinatha berubah drastis. terlihat usahanya menutupi alasan dibalik kepulangannnya tak berhasil.

"Ada apa?" Tanya Reinatha ketus

"Rein, aku dirumah Oma sekarang, kata Adlan kamu udah pergi" Suara Nathan terdengar berharap dibalik telfon

"Kan udah aku bilang, aku datang buat Anna bukan buat kamu. ngapain kamu nyari aku?" Jawab Reinatha sedikit kasar

" Kamu gak ingin ketemu aku?" Suara Nathan masih berharap

"Yah enggak lah, ngapain ketemu kamu coba!" Reinatha masih dengan keras kepalanya tak mengakui kedatangannnya. dimatikan begitu saja telfon Nathan tanpa pamit.

Nathan terdiam sesaat, sia-sia sudah usahanya menggunakan Hp Hezkiel untuk mengirim pesan pada Reinatha untuk datang pagi tadi, usahanya meminta Ibunya tante Risma menelfon Reinatha untuk datang, meminta bantuan Kiel untuk melihat keluar apakah Reinatha hadir pada acaranya atau tidak. Reinatha benar-benar tak ingin menemuinya setelah kejadian itu bersama Bagas.
"Mungkin aku sudah terlalu kejam padanya waktu itu" Pikir Nathan kenapa Reinatha begitu berbeda hari ini. Tidak mudah bagi seorang Nathan untuk mengakui Rindunya pada seorang Reinatha, Meningglkan acara makan malam keluarga perayaan kelulusannnya untuk menemui Reinatha.
Di bukanya kotak berlapis kertas kado coklat dengan tulisan happy graduation yang diterimanya dari Anna tadi,


"Rein lagi keluar Mas, bentar lagi balik....oh iya ini ada titipan kado dari Reinatha..." begitulah kalimat yang diingat Nathan saat kedatangannnya pertama kali mencari Reinatha.

"Jam...." Nathan tersenyum menerima kadonya

Jam ini baru berjalan bila ada sedikit dorongan dari sang pemakai untuk mengaktifkannnya pertama kali, tombol kecil yang tersembunyi rapi disampingnya terkadang tak terlalu bernilai bagi sebuah nilai Jam. Namun karena kecilnya dia inilah, sebuah jam dapat hidup, bergerak atau mati.
seperti itupun Hati....
terkadang Hati perlu sedikit di dorong untuk benar-benar nyakin kearah mana dia harus berdetak
Ini hanya soal waktu,seperti yang dihadiahkan Reinatha
sadar atau tidak sadar, dia memberikan ini dengan satu tujuan yang aku tau "Aku harus menunggu"
menunggu amarahnya meredah, menunggu egonya pergi, menunggu kasihnya datang kembali....
Reinatha menghadiahkan ku waktu, waktu yang harus ku pastikan ingin aku hidupkan,aku jeda atau aku hentikan.
dan ini pilihan ku dari awal....
aku ingin waktu ini terus maju, tak boleh mundur sekalipun.
maju untuk tetap mencintainya dalam diam
maju untuk mencintai semua keras dan egonya...
aku hanya perlu menunggu,
dan terus mencintainya Reinatha...
sebuah nama yang sudah terlanjur memberikan waktunya dalam hatiku
Nathanael Sean💓


Comments

Popular posts from this blog

AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)

Perempuan & Egonya Part 20