Perempuan & Egonya Part 17
Perempuan
& Egonya
Part
17
"Rein, maafin aku yah, kan tadi udah janji gak bakalan
marah.....maafin dong" Anna
memohon
"enggak..."Sahut
Reinatha
"Yah...maafin dong, aku tuh gak tega lihat mas Nathan
tulus banget" Bela Anna lagi
Reinatha melotot
"Yah Maaf......." Pinta Anna lagi
"Kok elu sempat-sempatnya bela si Nathan sih Ann, yang
saudara elu tuh gue apa dia sih?"
Reinatha kesal
"Yah kasihan tau Rein, Mas Nathan tuh beneran tulus
sayang sama kamu"
"Nathan lagi Nathan lagi....Ann!"
"Rein dengerin dulu, mas Nathan itu cocok sama kamu
Rein, dia tuh baik, tulus, pengertian, sabar terpenting dia sayang sama kamu,
kamu gak bakalan disakitin sedikitpun sama mas Nathan" Bela Anna lagi
"Ann, itu baru kulit luarnya doang yang elu tau soal Nathan! dalamnya tuh
busuk tau gak!"
"Enggak Rein, aku udah kenal mas Nathan dari kecil,
kamu harus kasih kesempatan sama mas Nathan dulu biar kamu tau"
"Bukannya kamu juga punya perasaankan sama mas Nathan?
kenapa kamu sembunyikan sekarang?"
Tanya Anna lagi
"Itu dulu Ann, jauh sebelum gue tau busuknya dia kaya
apa! dan itu suatu kebodohan dulu gue bisa suka sama dia! so...please stop
berusaha seakan-akan kita tuh bakal jadian!" Reinatha meninggalkan Anna dengan rasa bersalahnya.
Hari berlalu seperti biasanya,
Kampus satu-satunya tempat yang menenangkan bagi Reinatha, dia akan begitu
sibuk dengan perkuliahannya hingga dapat lupa soal asmaranya yang kacau
"Bunga siapa nih? kok ada di meja gue?" Reinatha heran
mendapati pagi itu, setangkai mawar putih ada diatas mejanya.
"Ted....bunga elu yah? apa ada yang salah naruh dimeja
gue?" Reinatha memastikan, Teddi yang
sedang memakai earphone melepaskannya dan melihat sekeliling kelas.
"Ada yang salah taruh bunga gak? bunga siapa nih di
meja Reinatha?" Teddi berdiri dan memberi pengumuman
didepan kelas, seketika kelas gaduh merespon
"Enggak tuh.....emang buat Rein kali" Jawab salah satu teman kelas mereka
"Dari pagi gue dateng, itu emang sudah di meja elu kok Rein"
sambung salah seorang lagi
"Punya pengagum rahasia kali Rein....." canda yang lainnya
Teddi merespon dengan menaikan kedua
bahunya tanda tak seorangpun yang tau bunga siapa yang tanpa kartu pesan atau
kartu nama itu bisa ada di meja Reinatha
"Nih orang gila apa gimana sih! kurang kerjaan
banget!" Reinatha mengeluh ketika dikembalikan
bunganya oleh Teddi.
Seminggu berlalu Reinatha masih saja
mendapatkan setangkai bunga yang sama setiap harinya.
"Ted, masa sih gue punya pengagum rahasia dikampus ini?" Reinatha seketika menjadi semakin penasaran akan
siapa pengirim bunga misterius ini, walau sudah coba selalu datang lebih pagi
untuk melihat siapa yang menaruh diatas mejanya, sayang setiap kedatangannya
bunga itu sudah lebih dahulu ada dimejanya.
"aku tuh udah nanya mas Iwan (OB Kampus yang selalu
membersihan kelas Reinatha & Teddi) tau enggak, katanya, di kirim sama Ojol
tapi pas gue tanya namanya katanya dari Mister, Mister siapa coba???" Reinatha bingung
"Ted, lu dengar gak sih gue ngomong? Kok elu gak ada
penasaran sedikitpun sama pengirim bunga ini sih, biasanya jiwa ditektif lu
muncul, heran gue!" sambung
Reinatha lagi
"Yah kan elu ngajar kelas bawah juga tuh, siapa tau
salah satu dari mereka yang ngirim, atau bisa jadi........" Teddi mencoba menebak
"bisa jadi siapa? Bagas....yah gak mungkinlah.....!"
"Kalau Nathan mungkin gak?" tanya Teddi lagi
"Nathan???IHHHHHHHH ngapain dia kirim begituan? "
"Yah namanya juga orang lagi usaha apa aja bisakan?" Sambung Teddi
"Enggak mungkin kali Nathan tuh bukan tipe romantis kaya gitu!"
"Jadi elu juga ngarep itu dari Nathankan?"
"Gila lu yah!!! oooogah!!! nih makan tuh bunga!!" Reinatha kesal dan meninggalkan Teddi
Dua hari lagi adalah hari ulang
Tahun Teddi, Anna dan Reinatha sedang berbelanja sesuatu untuk dijadikan
hadiah, Teddi mengundang beberapa teman terdekatnya untuk merayakan hari
bahagianya disebuah restoran.
Sibuk berbelanja disalah satu Mall
di Jogja , ketika tiba pada meja Kasir, Reinatha tak sengaja bertemu Nathan
ditempat yang sama yang ternyata hendak membayar barang belanjaannya juga.
Reinatha mencoba menghindar, namun ketika tatapan matanya tak sengaja mendapati
salah satu barang belanjaan Nathan berupa syal perempuan berwarnah merah
maroon, entah mengapa timbul penasaran dalam benaknya. Pasti itu buat Citra,
yah jelaslah mau buat siapa lagi, tante Risma? gak mungkin itu lebih cocok
untuk gadis seusianya dan bukan buat ibu-ibu. Dasar Buaya!!
"Jogja ini gede yah, kenapa harus gue ketemu elu lagi,
elu lagi dan elu lagi!"
Reinatha mendumel kesal didepan Nathan yang sedang tersenyum padanya.
"Mungkin kita berjodoh" Jawab Nathan sederhana
Mba Kasir yang mendengar perkataan
mereka berdua tersenyum sambil bertanya pada keduanya
"Belanjaannya mau digabungin Mba, Masnya?"
Langsung saja di jawab lantang oleh
Reinatha
"Enggaaaaakkkkkkkk Mbaaa! dipisah, saya gak kenal dia kok"
Wajah Reinatha amat sangat tidak
bersahabat. Nathan hanya tersenyum melihat reaksi Reinatha yang panik sendiri.
Sesudah mendapati barang belanjaannya dari meja Kasir Reinatha langsung saja
berlalu pergi, sedangkan Mba Kasir berkata lembut kepada Nathan
"Sabar yah Mas, cewek emang suka gitu kalau marah"
"Udah biasa kok Mba, marahnya dia mala buat saya tambah
sayang" senyum Nathan ramah, membuat
Mba-mba Kasir lainnya yang mendegar itu tersipu malu gemas akan sikap Nathan
'Yah ampun mas..so sweettt banget sih..."
"Makasih yah Mba..." Nathan telah mendapati barang belanjaannya dan berlalu
pergi, berharap masih dapat mengejar Reinatha, sayang Reinatha sudah pergi
meninggalkan tempat tersebut menjauh sebisanya dari Nathan.
Hari bahagia Teddi telah tiba,
terlihat begitu banyak sahabat Teddi yang datang disana ada Anna, Mas Bima,
juga Reinatha. Reinatha memberi surprise dengan membawakan kue ulang tahun
untuk sahabatnya itu
"Ya ampun.....teman gue tambah Tua! selamat yah Bambang...." Reinatha tampak bahagia berbagi kebahagiaan
bersama orang-orang terdekatnya.
'Makasih loh Mbak Beti" Balas canda Teddi.
Disela-sela suasana santai mereka
Reinatha memberikan kesempatan pada Teddi dan Anna untuk lebih dekat dan
menjaga jarak dari mereka, besar harapannya agar saudaranya itu bisa jadian
dengan sahabatnya juga. Entah bagaimana, langkah kakinya membawanya keluar dari
keramaian, menuju tempat parkir yang lebih sedikit sepi dan sunyi dan betapa
kagetnya Reinatha melihat ada Nathan disana.
Nathan berdiri dengan kemeja
rapihnya dengan sebuah minuman ditangannya sambil memandang ke langit, Nathan
masih belum menyadari kehadiran Reinatha disana. Reinatha bingung kenapa Nathan
bisa ada disini? terlebih lagi kenapa kakinya menghindar dari keramaian dan
malah stak disini sekarang bersama Nathan yang semampunya telah dia coba untuk
menjauh.
Reinatha mengumpulkan keberanian
untuk menyapa terlebih dahulu
"Nathan....!"
Nathan yang tadinya sedang menatap
ke langit, menoleh perlahan kearah Reinatha yang nampak cantik dan anggunnya
dengan dress hitamnya. dengan senyuman kasnya Nathan tersenyum memandang
Reinatha yang masih berdiri kaku ditempatnya.
"Aku gak ganggu kamu kan?" Tanya Nathan dengan senyuman manisnya
Reinatha makin tak mengerti arah
pembicaraan Nathan
"Kamu.....kamu...."Reinatha
tak tau harus berkata apa.
Nathan datang mendekat, menatap mata
Reinatha cukup lama dengan senyuman kasnya memperhatikan tatanan rambut
Reinatha yang sengaja dibiarkan tergerai bebas malam ini, tak seperti hari-hari
biasanya.
"Aku gak akan lama kok disini" Nathan pergi begitu saja, langkah kakinya sempat terhenti
lalu berbalik ke arah Reinatha dan mengangkat gelasnya sambil berkata
"Kamu cantik seperti biasanya..."
Masih dengan kebingungannya Reinatha
memberanikan diri bertanya kepada Teddi setelah selesai acara.
"Ted......tadi Nathan disini" suara Reinatha lemah
"Kamu ketemu? Maaf yah Rein........aku ngundang dia juga tapi tadi pas
Dia lihat kamu datang, dia memilih menjauh, dia keluar buat cari udara, katanya
biar kamu gak keganggu kalau lihat dia ada disini" Jelas Teddi
Reinatha tersenyum heran, Maunya apa
Nathanael Sean?? Mau lu apa??? You’re ruining my life! malam itu menjadi salah
satu malam yang cukup membingungkan bagi Reinatha! dengan semua kalimat yang
dia dengar beberapa waktu lalu dari Nathan, dengan kejadian di waktu wisuda,
belanjaan Nathan, Kata-kata manis Nathan, dan penjelasan Teddi tadi membuatnya
semakin bingung!!! Just go!! jangan sekali lagi hadir dalam hidup gue
please.....gue cuma mau hidup tenang! Just go Nathan...just go!!!
"Dek, Ibuk telfon besok jadikan balik?"Mas Bima mengingatkan akan acara keluarga weekend ini
dirumah, entah kali ini teman ibuk atau bapak yang mana lagi yang akan datang
ke rumah.
"Jadi Mas....tapi adek boleh gak, nggak ikut acara
makan-makan itu, bosan tau Mas, paling ibuk sama bapak nostalgia zaman mereka
sekolah dulu, kan kita gak kenal juga teman ibuk sama bapak yang mana" Protes Reinatha
"Bilang sendirilah sama ibuk, Lagian ada baiknya juga
kok, kan kita tadinya gak kenal sama teman-teman ibuk bapak jadinya kenalkan
sekarang, punya banyak koneksi jadinya"
Jelas Mas Bima
"Ah mas Bima gak asik ah, anak baik susah diajak jadi
penjahat dikit"
"Lagian, Mas bisa kenalan sama mba Dian (Pacar Mas Bima dari zaman dulu
sampai sekarang)dari mana coba? dari pertemuan ibuk bapak sama teman lamanya
juga kan? Nah tuh dek, siapa tau ada hasilnya juga besok sama kamu dek"
Goda Mas Bima
"Itu zaman kapan mas, udah gak berlaku dizaman ini, bukan masanya
lagi"
"Gak ada yang tau kali dek, udah sana siap-siap
pesawatnya besok pagi "
"Lagian Ibuk aneh-aneh aja Jogja Jakarta dibeliin tiket
pesawat lagi, kan bisa pake kereta, Mas Bima juga bisa nyetirkan"
"Kata ibuk, biar cepat aja karena mau acara
makan-makannya dari sore, udah ikut aja banyak protes deh dek!"
"Susah yah jadi anak baik!" Goda Reinatha
Jakarta.....Heiiiiii I'm back! Kok
aku rindu yah akan kota ini, tak tau kalau bakal serindu ini, Goshhhhh I miss
you Jakarta dan segala isinya, macetnya, ributnya, lampunya, gedungnya,
manusianya, cuacanya ahhhh semuanya.......
Acaranya baru nanti sore, entalah
acara para orangtua yang kau hanya perlu hadir ditengah-tengahnya dan
diperkenalkan sebagai anaknya that's it!!! sabar Reinatha, ini enggak akan lama
seperti biasanya, santuiiiii....ahhhhh aku rindu kamar ini rindu serindu
rindunya!
"Adek mana mas?" Tanya Ibuk saat telah selesai bersiap-siap
menyambut tamu, yang tidak lain adalah teman lama Ibuk dan Bapak
"Dari tadi dikamarnya kok Buk!" Jawab Mas Bima
"Udah, ini pasti molor nih kalau udah di kamarnya,
tolong bangunin Mas"
Di Kamar Reinatha, benar saja
kerinduan akan suasana kamarnya membuatnya tertidur cukup lama.
"Dek, buru itu tamu Ibuk udah pada datang" Paksa Bima menunggu
Reinatha yang sedang mandi
"Mas, mba Dian datang kan?" Reinatha berteriak dari kamar mandi memastikan calon kaka
iparnya akan ada juga disana agar dia tak kesepian seorang diri
"Dateng kok....bentar lagi"
" Akhirnya ya Tuhan......."
"Ini masih
lama apa gimana dek?"
"Mas Bima duluan aja aku nyusul, kalau ada mba Dian suruh langsung ke
kamar ku yah mas tolongggggggggg" teriak Reinatha lagi
25 menit berlalu Reinatha telah
selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya,
"Heiiiii..........!" Kaget Dian dari belakang Reinatha
"Ya ampun mba......cakep banget" Diciumnya calon kaka iparnya
itu dengan penuh kegirangan
"Di bawah ada cowo cakeploh dek, gak turun?" Tanya Dian
"Aku tuh sebenarnya malas tau enggak mba sama acara
Ibuk yang kaya gini-gini, tapi yah mau gimana lagi..." Curhat Reinatha
"Udah enjoy aja dek, seru juga kok kita jadi punya banyak teman dari
anak-anak ibuk dan bapak kita kan...."Rayu Dian
"Iya sih Mba....tapi Mba Dian pernah capek gak sih ikut
acara kaya gini?"
"Enggak dong sayang, kan ketemu Bima jadi gak capek
dong hehehehe"
"Salah aku tanya nya..."
Bima datang menjemput Dian agar
segera turun menyambut tamu yang telah datang dibawah, meningglkan Reinatha
yang masih bersiap diri untuk turun. Reinathapun akhirnya turun, langsung saja
di tarik sang Ibuk untuk membantunya di dapur membawakan minuman ke depan.
"Buk, ini tuh teman ibuk yang mana lagi sih? Tante
Rosa? Tante Intan? atau....." Dumel
Reinatha
"Bukan! ini teman Ibuk yang di Semarang, Tante Risma.
Kan waktu itu kamu ke rumah oma di Semarang, kamu tau kan? tadi kamu ditanyain
Tante Risma soalnya....Suaminyakan tugas disini, Nah sekarang mereka datang
sekaligus pamit mau balik ke Semarang masa tugas suaminya udah selesai di
Jakarta"
Reinatha mendapat seragan jantung
mendadak
"Wait Buk! Mereka? maksud Ibuk, tante Risma enggak
datang sendiri kesini????????"Reinatha
mulai susah bernafas
"Iya, bareng suami sama anaknya tuh didepan" Jawab Ibuk santai
"Kiel kan.... Hezkiel!" Reinatha memastikan
"Ada dua kok anaknya cowok semua, satu lagi siapa
namanya....Na..........aduh Ibuk lupa lagi.....Nan....."Ibuk mencoba mengingat ingat namanya
Reinatha mulai panik dan gugup
"Buk, aku sakit perut deh....ke toilet bentar yah, bentar aja"
Reinatha berniat kabur lewat pintu samping
"Ya udah jangan lama-lama yah..."
Akhirnya! Niat untuk pergi menjauh
selama acara berlangsung berhasil, langkah pertama adalah Reinatha harus secara
sembunyi-sembunyi keluar lewat pintu samping rumahpun telah berhasil. masih
dengan tingkah seperti pencuri yang sedang mengendap-endap secara perlahan,
Reinatha tak sadar bila gerak geriknya di luar sedang diperhatikan seseorang.
"Kamu ngapain???? kabur?????"
Suara seseorang yang tanpa dilihat
rupanya mencoba menegur Reinatha
"Suuuuuuuustttttttttttttttttttttt" Reinatha memberi kode untuk
diam
sampai badannya tak sengaja
menambrak sosok yang menegurnya tadi dengan aksi sembunyi-sembunyinya, betapa
kagetnya melihat itu adalah Nathan.
"Kok elu disini? Bukannya di dalam??"
Reinatha protes, bagaimana tidak dia
mencoba melarikan diri dari Nathan, alhasil Nathan pula yang dia jumpai diluar.
"Aku baru aja nyampe, terus lihat tingkah aneh
kamu....kamu ngapain sih?"
Tanya Nathan memastikan
"Oh....itu, enggak..Enggak ngapa-ngapaiin tadi
cuma.....cuma iseng doang, iya iseng doang kok" bela Reinatha gugup tertangkap basa
"Iseng apamau kabur?"
"Kabur? ihhhh ngapain!!"
"Siapa tau, tau aku mau datang terus enggak mau ketemu
aku jadi ingin kabur" Tebak
Nathan
"Ihhhhhh pede banget lu yah! Jangan sok kegantengan deh!" Reinatha mencoba menghindar, namun lagi-lagi Nathan
menarik tangannya hingga tubuhnya begitu dekat dalam dekapan Nathan, Mata
Reinatah terlihat panik. Nathan berbisik halus ke telinganya
“Aku pernah coba lari dari perasaanku sendiri, tapi itu
enggak berhasil hingga akhirnya aku disini, kembali kepada perasaan ku...itu
untuk kamu"
Reinatha menghempaskan tangan Nathan
yang menahan langkahnya untuk pergi
"Kamu lupa satu hal, itu perasaan kamu, bukan perasaan aku! Dan aku gak
punya tanggung jawab sedikitpun atas perasaan kamu itu, simpan perasaan itu
buat diri kamu sendiri, aku gak mau tau dan gak perlu tau" Reinatha
tampak serius menatap Nathan dan sungguh-sungguh akan ucapannya
"Rein, aku emang gak minta kamu untuk tanggung jawab
akan perasaan ini, aku hanya mau kamu jujur akan perasaan kamu sendiri,
berhenti berlari, berhenti menjauh...."
Reinatha tersenyum tipis, menatap
Nathan
"Nath, Jangan buang-buang waktu kamu untuk berharap! you know what? kamu
mau aku jujur? ok.....kamu cuma pelarian saat hati ku terluka, jelas
sekarang???" Reinatha tegas
Nathan diam tak membalas, perkataan
Reinatha. Nathan menurunkan pandangan dari mata Reinatha dan membalikan badan
untuk meninggalkan Reinatha, tapi kemudian dia berbalik lagi dan berkata
"Kalau perasaan ku terlalu berat untuk kamu terima,
paling tidak kamu enggak akan menolak bunga dari ku, satu lagi Rein....kamu
enggak cocok untuk berbohong"
Sambil tersenyum Nathan berlalu begitu saja meninggalkan Reinatha.
Reinatha makin kesal dibuatnya,
setelah kepergian Nathan Reinatha melihat Bagas yang datang dengan membawa a
bouquet bunga untuk menghadiri acara malam itu, mewakili Ibunya yang tak bisa
hadir dan tak sengaja melihat percakapan Reinatha dan Nathan barusan.
"Bagas....................!" Panggil Reinatha, sayang Bagas tak menghiraukan sapaan
Reinatha sama sekali dan berlalu masuk menemui Ibuk dan Bapak Reinatha didalam.
Betapa menyeramkan makan malam ini
berlangsung bagi Reinatha dalam rumahnya di meja yang sama harus melihat ada
Bagas dan Nathan dengan situasi yang benar-benar membingungkan baginya, semua
orang nampak bahagia berkisah kecuali mereka bertiga yang saling memberikan
tatapan-tatapan menyeramkan satu sama lain.
Reinatha ingin meluruskan masalah
yang terjadi diantaranya dengan Bagas, sayang dia selalu tak mendapat waktu
yang tepat untuk dapat berbicara dengan Bagas.
"Tante, aku pamit yah...." Pamit Bagas
"Salam Buat mama yah, cepat sembuh, Kamu sekarang udah jarang main-main
kesini, Dek anterin Bagas kedepan"Pinta Ibuk, jelas saja salah ku tak
bercerita kalau hubungan aku dan Bagas telah berakhir. Pantas saja Ibuk tak tau
menau soal ini.
"Aku juga pamit yah Tante, Om makasih buat makan
malamnya, aku harus balik ke Jogja malam ini" Pamit Nathan
"Buru-buru banget! udah malam loh ini"
" Besok harus piket Tante, jadi malam ini harus
balik" Nathan terlihat sopan
"Kamu kan di Jogja, Tante titip Reinatha yah
sering-sering lihat dia "
"Ibuk, apaan sih....aku bukan anak kecil loh "Protes Reinatha
"Biarin gak papakan Nathan, Tante enggak ngerepotin
kamu kan?" Tanya Ibuk lagi
"Enggak kok Tante, pasti saya jagain Reinatha disana" Jawab Nathan
Jagain gue? Gila kali yah!!!! Jagain
perasaan sendiri aja gak bisa mau sok-sokan jagain gue! Protes Reinatha dalam
pikirannya.
Moment terbangke adalah disaat elu
harus berdiri ditengah-tengah dua pria yang sempat bertengkar hebat karena
kebodohan elu sendiri! Nathan dan Bagas yang tadinya telah pamit untuk pulang,
mala tak jadi pulang dan saling tatap-tatapan mengerikan di tempat parkir,
Reinatha mulai dibuat takut.
"Kalian mau sampai kapan saling lihat-lihatan kaya gitu? Udah sana
pulang" Usir Reinatha
"Aku mau ngomong sama kamu!" Bagas menarik tangan Reinatha menjauh dari Nathan, Nathan
kemudian menahan tangan Bagas untuk membawa Reinatha pergi, seperti de javu
kejadian inipun terulang lagi.
"Lu mau bawa kemana Reinatha?"Bentak Nathan
" Bukan urusan lu!!" Balas Bagas
"Bakal jadi urusan gue kalau soal Reinatha" Jawab Nathan
"Elu siapanya Reinatha sih? Kalian udah jadian?" Bagas menatap
Reinatha dengan tatapan menyelidik
"Udah...udah....stop!! Didalam tuh banyak orang! Kalian gak malu
dilihatin banyak orang? Masih mau ribut disini? Udah sana pulang, Bagas please
jadi dewasa hubungan kita udah kelar kita udah putus, dan elu Nath...just
go" Reinatah melepaskan tangannya sendiri.
Bagas dan Nathanpun akhirnya pergi,
selama perjalanan pulang dalam mobilnya Bagas menelfon seseorang sambil sekali
berkata
"Gue kirim plat motornya, habisin dia!"
"Siap Bos"
Terdengar suara jawaban dibalik telfon
Malam itu menjadi malam terburuk
bagi Reinatha bagaimana tidak, Dia tak menyangka akan bertemu dengan Bagas dan
Nathan lagi dan itupun dirumahnya sendiri! Malam itupun menjadi malam terburuk
bagi Nathan dalam perjalan pulangnya ke Jogja seorang diri, dia di hadang 5
orang bermotor dan bertopeng di tengah jalan.
Nathan sempat melawan bertarung
dengan tangan kosong dan hampir saja menang namun sayang seorang dari pria
bertopeng itu tiba-tiba menghidupkan motornya dan menabrak Nathan dari arah
belakang. Nathan jatuh tersungkur ke aspal, bersimpah darah tak sadarkan diri,
melihat kondisi Nathan yang telah jatuh tak berdaya dan mulai berdatangan
banyak orang, ke 5 orang misterius yang adalah suruan Bagas itupun kabur.
Nathan di larikan ke Rumah Sakit.
Keesokan paginya Reinatha bangun
dengan malasnya, dichasnya Hpnya yang telah kehabisan baterai dari semalam,
dijumpainya Ibuk dan Bapaknya yang sedang sarapan.
"Pagi sayang......Dek semalam Tante Risma telfon, katanya.....Nath"
"Bentar...bentar Buk, aku sakit perut" Reinatha berlari ke toilet
Sekembalinya dari Toilet, dilihatnya
Bapak yang pagi-pagi telah di depan TV menonton berita, dan didengarnya berita
kasus begal semalam yang terjadi di daerah Jogja, pelaku pembegalan sedang di
cari sedangkan korban sedang di Rawat disalah satu Rumah sakit di Jogja dengan
kondisi kehilangan banyak darah dan saat ini belum sadarkan diri, diketahui
korban adalah salah satu anggota TNI angakatan Udara yang sedang pulang dari
acara keluarga di Jakarta seorang diri.
"Makin jahat aja nih orang-orang, anggota TNI di begal" Protes
Reinatha mendegar berita tersebut
"Pak...Pak gedeein pak suara TVnya" Pinta Ibuk yang tiba-tiba datang dari arah dapur, Reinatha
masih sibuk dengan sarapannnya.
"Ya ampun......Kasihan Risma yah Pak" Kata Ibuk dengan wajah
sedinya lagi
"Coba telfon lagi buk, tanyain mereka udah sampai Jogja
belum" Pinta Bapak ikutan panic
Wait??? Tante Risma?? ada apa sih
nih!
Tiba-Tiba Mas Bima keluar dari
kamarnya dengan panik mendekati Reinatha
"Dek, Anna telfon katanya Nathan di Rumah sakit sekarang di begal
semalam sekarang dalam masa kritis, kehilangan banyak darah dan mereka lagi
cari donor darah yang tepat"
Reinatha menjatuhkan segelas susu
yang dipegangnya. Shock teramat sangat shock, jantungnya seakan berontak untuk
keluar mendengar berita itu, Nathan yang semalam baru dilihatnya dan pagi ini
dia di rumah sakit???????
Tuhan tidak sedang bercandakan pada
ku????

Comments
Post a Comment