Perempuan & Egonya Part 22
Perempua & Egonya
Part 22
Nathan telah pergi dengan tugas dan tanggung jawab
negaranya, Ia pergi meninggalkan rindu,
Dalam harapku dan
inginku
Kau ada disana
Di setiap langkahku dan mimpiku
Kau ada disana
Mungkin suatu saat nanti
Kau dan aku bersama
Berdua kita jalin kasih
Dalam satu ikatan cinta
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Kaulah hasratku dan cintaku
Kaulah segalanya
Izinkan diriku bersamamu
Kerna sesungguhnya
Kurindukan dekapanmu
Kujanjikan setia
Berdua kita jalin kasih
Dalam satu ikatan cinta, uuuhhh
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya, ooh
Meski ku dan dirinya
Terpisah jarak dan waktu
Namun ku yakin
Dirimu hanya untukku
Tak perlu kau ragu kasih
Ku yakin cinta kita kan abadi
Dan indah pada waktunya
Kau ada disana
Di setiap langkahku dan mimpiku
Kau ada disana
Mungkin suatu saat nanti
Kau dan aku bersama
Berdua kita jalin kasih
Dalam satu ikatan cinta
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Kaulah hasratku dan cintaku
Kaulah segalanya
Izinkan diriku bersamamu
Kerna sesungguhnya
Kurindukan dekapanmu
Kujanjikan setia
Berdua kita jalin kasih
Dalam satu ikatan cinta, uuuhhh
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya
Oh Tuhan tolong
Jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya, ooh
Meski ku dan dirinya
Terpisah jarak dan waktu
Namun ku yakin
Dirimu hanya untukku
Tak perlu kau ragu kasih
Ku yakin cinta kita kan abadi
Dan indah pada waktunya
“Indah Pada Waktunya” by Rizky Febian
Reinatha
menatap langit Jogja yang mulai gelap seperti suasana hatinya saat ini. Awan
dan angin seakan menemani kesendiriannya, dipandanginya buku Diary yang
dihadiahkan Nathan sebelum kepergiannya, Reinatha belum selembarpun menuliskan
kisahnya setelah kepergian Nathan. Hatinya bingung apa yang harus dia kisahkan,
harus dari mana memulainya.
Langit
perlahan mulai menangis, mengundang Reinatha untuk menceritakan rindunya pada
Nathan lewat tulisan-tulisannya. Hatinya tergerak untuk memulai
Hai Nath,
Jogja hujan
untuk pertama kalinya sejak kepergianmu, walau ini bukan sedang musim hujan,
mungkin langit sedang berbela rasa akan perasaan hatiku
Aku
rindu……..
Reinatha
menghentikan tulisan tangannya memberi jeda pada air matanya untuk mengalir
bebas dari matanya, menarik nafasnya dan mengusap tangisnya.
Nath, kamu
apa kabar?
Jangan lupa
makan selama masa pelatihan mu, jaga kesehatan mu disana, ingat kamu nggak
boleh sakit…kamu harus tetap sehat, karena nggak ada aku yang akan ngomelin
kamu!
Nath, I
don’t know harus mulai dari mana..
Kata mu aku
harus jujurkan?
Sudah ku
coba untuk tidak menangis menulis ini karena ini tulisan pertama ku
Aku nggak
mau buku ini basah karena airmata ku…
Aku cengeng
kan? Iya, itu sisi lain dari ku yang perlu kau tau…
Kalau aku
rindu aku bisa sekanak-kanank ini…
I just miss
you
See you soon
Reinatha
Hari terasa begitu panjang dengan rutinitasnya sebagai mahasiswa
juga asisten dosen, banyak cara coba dihabiskan Reinatha dengan menyibukan diri
sendiri, ikut dalam kegiatan sosial di Kampus agar setibanya dirumah hanya rasa
letih yang dirasa dan segera tertidur tanpa perlu menunggu deringan telfon dari
Nathan lagi.
Reinatha memandangi layar ponselnya dengan background foto Nathan, membaca kembali chat-chat sederhana terdahulunya agar rindunya
sedikit mereda. Diambilnya permen karet dan teringat semua kenangan bersama
Nathan, entah ini yang ke berapa kalinya Reinatha tiba-tiba saja akan menangis
ketika mengingat Nathan.
“Rein….aku
boleh masuk?” Tanya Anna
Reinatha tersenyum menjawab keberadaan saudaranya dari balik
kasurnya dengan mata sembabnya
“Kamu
butuh sesuatu?” Anna memastikan,
Reinatha terdiam tak tau harus berkata apa,
semua orangpun tau tanpa perlu bertanya bagaimana keadaannya sekarang atau apa
yang ia butuhkan, mereka tau jawabannya adalah Nathan….
Anna membuka kedua tangannya lebar-lebar memberi ruang untuk
Reinatha memeluknya, Reinatha beranjak dari kasurnya dan memeluk saudaranya itu
dan berdua saling menguatkan tanpa satu katapun terucap, hati mereka sudah
saling memahami lebih dari bicara.
Hari ini Reinatha mulai menulis kembali, membulatkan tekat tanpa
air mata harus sesuatu yang bahagia yang dia tuliskan untuk Nathan
Hai Nath,
Aku tau kamu pasti kangenkan sama aku?
Maaf yah, aku butuh waktu yang lama untuk menyimpan
rinduku agar tak egois seperti ini
Susah tau, untuk berhenti menangis dan
harus menulis aku rindu sambil tersenyum seperti ini
Tak terasa sebentar lagi genap sebulan
kita LDR, disana kamu ngapain aja yah?
Harusnya sebelum kamu pergi kita foto
dulu berdua biar bisa kamu simpan di dompet kamu yah, biar kaya filim Korea
gitu loh..hehehe
But it’s ok…kamu udah tersimpan di hati
aku kok!
Baru sebulan yah? Berarti masih ada 11
bulan lagi…..
Bisa nggak sih pas ulang tahun ku kamu
tiba-tiba datang gitu?
Nggak yah? Sudalah aku terlalu berharap
sampai menghayal berlebihan
Maafkan kehaluan pacarmu ini yah hehe
Btw, Teddi udah jujur sama Anna tentang
perasaannya, akhirnya….
Tapi Anna butuh waktu untuk menjawab,
aku sih berharap mereka segera jadian biar aku ikut bahagia bersama mereka…
Hmmmmm kamu berhutang pada Anna dan
Teddi, karena setelah kamu pergi mereka berdua menjadi malaikat pelindungku di
kampus dan dirumah, mereka selalu mengingatkan ku padamu….
Padahalkan kalau kamu nggak ada, aku
harusnya bisakan lirik-lirik dikit sama senior yang bening tapi kamu tenang saja, kamu sudah menitipkan aku pada orang yang tepat! hehehe
Oh iya, aku hampir lupa…Mas Bima bulan
depan diwisuda, sayang kamu nggak ada disini!
Padahal nih, kalau kamu ada mau aku
kenalin ke Ibuk sama Bapak secara resmi “Ini Pacar akuuuuuuu….gantengkan…”
hehehe
Sekarang aku lebih banyak menghabiskan
waktu untuk kegiatan sosial, terus Pak Mifta mulai mempercayakan aku untuk
terlibat dalam proyek beliau, hebatkan
pacar kamu satu ini????
Aku harus dapat coklat! No no no bunga
aja deh….hmmmmm nggak deh, permen karet saja
Kamu berhutang banyakkkkkkkk permen
karet setelah kepulangan kamu yah ingat itu!!
Nath….
I love you
Reinatha
Reinatha perlahan mulai menata hatinya kembali untuk menyalurkan
rindunya untuk hal-hal positif dan dia menikmatinya, Reinatha semakin rajin menceritakan hal-hal yang
dirasakan dan dialaminya kepada Nathan mulai dari hal-hal kecil dan sederhana,
sesederhana dia mulai menyukai nasi goreng makanan kesukaan Nathan yang
dianggapnya aneh waktu awal perkenalan mereka, menceritakan hal-hal konyol di
kampus dan dirumah.
Taraaaaaaaaaaaaaa…
Aku tau kamu pasti kangen kan sama aku?
Maaf yah Nath, beberapa hari ini aku
sibuk,
You knowlah Mas Bima akhirnya diwisuda
besok aku sama Ibuk serta Mba Dian sibuk booking photographer, restoran, cari pakaian
macam-macamlah….tau sendirikan sesibuk apa pacarmu ini…..
Tadi aku sempat cerita tentang kamu sama
Ibuk dan Bapak,
Penasaran nggak apa kata mereka?
Kamu tau nggak kata Ibuk gini
“yang waktu itu datang ke rumah kan?
Yang anggota TNI itu yang tinggi, gagah, tampan”
Udah..udah jangan GeeR yah, itu baru
kata Ibuk, kata Bapak gini
“Suruh lah main-main ke rumah lagi biar
bisa ngobrol sama Bapak”
Uhhhhhh yang jauh disana, tapi
sepertinya udah dapat lampu ijo dari orangtua aku!
Ahhh Kamu curang…..hehehe
Besok aku akan tampil cantik tau! Kamu
nggak pernahkan lihat aku berkebaya cantik dengan riasan, sayang sih kamu
jauh…..tapi tenang aja nanti aku akan kirim foto buat kamu
bodo amat deh itu foto mau sampai ke
kamu apa nggak sama kaya pesan-pesanku sebelumnya hehehe
Handphone kamu bakalan heng sekalinya
dapat notif dari aku…
Nath, kamu dapat salam dari Nathan
Junior
Katanya nggak usah khawatir, Dia akan
jagain aku dengan baik Komandan
Miss you
Reinatha
Hari Wisuda Bima pun datang, semua sibuk merayakan kebahagiaan,
lulus sebagai mahasiswa terbaik, dan langsung mendapat panggilan kerja saat
kelulusannya juga…Orang tua dan adik mana yang tak bangga punya anak dan kakak
sehebat ini. Semua orang tampak bahagia berfotoria penuh tawa riang gembira
“
Ann…Annn tolong fotoin aku dong seluruh badan yah”
Pinta Reinatha
“Ayo…Ayoooo
siap yah, posenya yang cantik, satu, dua, tiga…lagi lagi ganti gaya”
“Cie
yang kirim buat pacar” Goda Anna saat mengintip isi Chat Reinatha
“Nggak
tau juga ini bakal sampai atau nggak !nggak papa deh asal kirim aja dulu………..cie,
yang pacarnya udah datang” Reinatha balik menggoda Anna saat
melihat Teddi datang ke acara wisuda Mas Bima.
Oh yah I just skip the important information, kalau dua malaikat
penjagaku ini sudah resmi jadian yeahhhhhhh……
Acara wisuda telah selesai dan sekarang acara makan bersama
keluarga serta kerabat dekat untuk
merayakan kebahagian Bima.
“Dek Hp kamu mana Dek,
fotoin Ibuk dong…”
“Yah
Hp adek udah mati Buk, pake Hp Mas Bima aja kameranya bagus kok...”
“Pak
ayo Pak….Kita foto dulu berdua, kita udah lama nggak ada foto berdua” Ajak Ibu
Entah kenapa mendengar itu, hati Reinatha sedikit bersedih mengingat kalau Nathan dan dirinya juga belum memiliki foto mesrah seperti Ibuk
dan Bapak saat ini. Ditengah-tengah makan siang keluarga yang bahagia ini
tiba-tiba
“Halo……Halo
siapa nih?” Anna menerima panggilan dari nomor baru
“Siapa?” Tanya Reinatha
dan Teddi memastikan
“Nggak
tau, nggak ada suaranya nih….” Jawab Anna
‘Udah
matiin-matiin kita mau makan nih ganggu aja” Teriak Reinatha
Mereka melanjutkan makannya,Hp Anna berbunyi lagi untuk kedua
kalinya dari nomor yang sama
“Duh nomor yang tadi lagi….”
Anna mengeluh
“Angkat dulu siapa tau
penting” Kata Teddi
“Nggak…nggak
nggak…..gue nggak mau yah lagi seru-seru gini pada terima telfon”
Bentak Reinatha
“Tuh
kan di telfon lagi…..” Anna kembali mengeluh
“Sini biar gue lihat!
Nomornya aneh lagi pasti mau nipu nih…” Reinatha kemudian mematikan telfon
tersebut
“Ya
udah aku matiin aja yah hPnya…” Kata Anna lagi
Situasi yang berbeda di salah satu daerah pedalaman Thailand,
Nathan sedang berusaha menghubungi Reinatha dengan meminjam Hp dari salah satu
teman baraknya dan kemudian menghubungi Anna yang sayang selalu di reject
panggilannnya.
“Nathan c’mon they’re waiting for us …” Kata salah satu temannya
yang sedang menunggu Nathan memanjat Pohon yang tinggi untuk mendapatkan sinyal
“Wait,
Bro…I just need a minute to send this “ Saking susahnya mencari
sinyal hingga harus memanjat lebih tinggi tiba-tiba tanpa disengaja kakinya
menginjak pada dahan yang rapuh hingga akhirnya Nathan terjatuh
“Somebody
help….help….” Temannya mencari bala bantuan, sedangkan Nathan merintih
kesakitan dengan kakinya yang terluka
Acara makan bersama keluarga inipun selesai, Anna mengecek isi
Hpnya lagi dan betapa terkejutnya ketika membaca pesan dari nomor yang dari tadi
coba menghubunginya
“AHHHHHHHHHHHH!!” Teriak
Anna kaget
“Ada
apa sih?” Tanya Teddi
“Reinathhhhhhhhaaaaaaaaaa”
Teriak Anna histeris sambil menunjuk isi pesan dalam Hpnya
“Tuh Reinatha…” Tunjuk
Teddi kearah Reinatha
“Adaapa
sih, manggil gue yah?” Reinatha mendekat sambil membawa bouqet bunga milik Bima
“Rein,
Please maafin gue…gue beneran nggak tau……” Anna terlihat
memohon sebelum menjelaskan apa yang terjadi
“Ada apa sih? Apa sih maksud
elu?” Reinatha heran
“Dari tadi yang nelfon itu
Mas Nathan…” Anna tak kuat melanjutkan kalimatnya
“Alllaaaaaa nggak mungkin
hehe, “ Reinatha tak percaya, sampai dilihatnya wajah Teddi ikutan berubah
setelah membaca isi pesan dalam Hp Anna. Di rebutnya Hp Anna dan dibacanya
sendiri isi pesan tersebut
“Ann,
ini aku Nathan, Reinathanya ada? Aku udah coba telfon ke Hpnya tapi nggak
bisa-bisa”
2 bulan lamanya tak ada kabar dan ini tiba-tiba saja Nathan! Reinatha
bingung harus bahagia atau bersedih
‘Coba telfon Ann….telfon
lagi…” Pinta Reinatha bersemangat
Berkali-kali mereka mencoba menghubungi kembali nomor tersebut
hasilnya tetap saja tidak bisa dihubungi.
“Nggak bisa dihubungi Rein”
Kata Anna lemes
Reinatah menarik nafas panjang, iya menyesal mematikan sendiri
panggilan tlfn itu dengan tangannya kalau saja dia tau itu dari Nathan…..kalau
saja Hpnya tidak pakai acara lowbat, kalau saja ia tau itu Nathan……
Malam itu Reinatha pulang dengan rasa bersalahnya…amat sangat
bersalah, itu satu-satunya kesempatan dia dapat mendengar lagi suara kekasihnya
tersebut setelah 2 bulan lamanya.
“Hei.”
Dipandangnya Boneka Nathan Junior dikasurnya
“Maaf aku bodoh hari ini…..”
Sambil memeluk boneka itu erat-erat
Waktu terus berjalan, Mas Bima harus kembali ke Jakarta untuk
memulai pekerjaan barunya, akhirnya LDR selama 4 tahunnya terbayar dengan baik,
kini Mas Bima akan lebih punya banyak waktu bersama Mba Dian. Mas Bima bisa
bertahan selama 4 Tahun sedangkan aku Cuma setahun dan banyak pengeluhan? Dasar
lemah!!!!!
Nathan ku…
Nathan ku? Hmmmmm sounds good hehehe
Aku masih belum bisa move on atas
kebodohan ku beberapa minggu lalu karena menolak panggilan darimu! Jangan
salahkan Anna! Itu salah ku…aku yang menolak panggilan mu waktu itu tapi demi
Tuhan aku nggak sengaja melakukannya….
Karena kebodohan itu aku berhenti
berkisah pada mu….I am so stupid I know!
I am sorry…..
Hari ini, hari pertama tanpa Mas Bima
dirumah….
Kamu tau kan kisah Mas Bima? Dia LDR
selama 4 tahun loh….
Hebatkan Kaka ku?
Hmmmmmmm harusnya aku menggali lebih
banyak ilmu darinya tentang LDR selama dia masih ada disini L
Kamu pergi….
Mas Bima pergi….
Aku sepi…..
Nath, Bulan depan ulang Tahun aku…
Aku selalu bermimpi tiba-tiba saja kamu datang
sambil bawa kue ulang tahun untuk ku
Aku terlalu berharap yah??
Maaf……
But it’s ok masih ada Anna dan Teddi
disini
Kamu baik-baik yah disana
Love you
Reinatha
Kalender berganti dengan begitu cepatnya Hari ini hari Ulang Tahun
Reinatha, Anna dan Teddi memberikan surprise
“Tiup lilinya…tiup lilinya
sekarang juga sekarang juga sekarang juga…” Anna dan Teddi terlihat bahagia
membawakan kue ulang tahun lengkap dengan hadiah masing-masing tepat di tengah
malam pergantian hari
“Ayo
Make a wish dulu….” Kata Anna
Reinatha memanjatkan permohonannya dan meniup lilin ulang tahunnya
“Thank you yah….kalian sweet
banget”
Diantara bahagianya tiga sahabat ini tiba-tiba Hp Reinatha
berbunyi sebuah panggilan telfon yang sudah lama dia tunggu-tunggu sebagai salah
satu permohonannya hari ini, sayang datangnya bukan dari orang yang amat sangat
dia harapkan
“Hai
Gas….”
“Happy
birthday yah Rein….Semoga kamu selalu bahagia”
“Makasih
yah masih ingat ulang tahun aku”
“Oh
yah, kamu mau hadiah apa? Kebetulan besok aku mau ke Jogja nih”
“Nggak
usah pake hadiah segala, doain aku aja yah…”
“Hmmmm
gimana yah,kan setiap ulang tahun kamu aku selalu kasih hadiah masa tahun ini aku nggak kasih”
Percakapan Bagas dan Reinatha sempat terjeda beberapa saat dalam
diam karena canggung akan kalimat Bagas barusan yang mungin masih mengingat
suasana ulang tahun Reinatha, dimana Reinatha masih menjadi kekasihnya
‘Oh
yah jam berapa kamu sampai di Jogja?” Tanya Reinatha mencairkan
suasana
“Jam 12 aku sampai disana,
aku jemput kamu kita makan siang bareng yah, bolehkan?”
“Iya
Boleh kok…”
Sesampainya Bagas di Jogja langsung menjemput Reinatha dan
memberikan hadiah ulang tahun kepadanya
“Ihhh
pakai acara repot-repot segala ngasih kado…..”
“Nggak
papa itu juga titipan dari mama buat kamu” Jawab Bagas ramah
“Makasih
yah…”
“Oh
yah, aku kira kamu bakal sama pacar kamu, siapa namanya? Hmmmm Nathan! Kok dia
nggak ada? kalian lagi marahan yah? Kan ini hari ulang Tahun kamu Rein your special day….”
“Kita
baik-baik aja kok….”
“So
where he is?” Bagas ingin tau
“Dia
lagi di Thailand tugas Negara…”
‘Waoooooo
on your birthday? Yah, paling nggak dia orang pertama yang ngucapin
selamat ulang tahunlah…….it doesn’t matter”
Reinatha terdiam mendengar perkataan Bagas barusan, melihat
ekspresi wajah Reinatha Bagas dapat menebak kalau Nathan bahkan tidak
memberikan ucapan selamat kepadanya
“Rein,
c’mon….kok sedih gitu, kenapa?? dia nggak ngasih kabar? Oh Dude……I can’t believe
it!”
“Tempatnya
nggak ada sinyal…..”
“What
the hell!!! Bagian dunia mana yang masih nggak punya sinyal, c’mon Rein be
logical….yah paling nggak hari ini lah even just a text for happy birthday gitu!”
Reinatha menggelengkan kepalanya tanda dia tidak menerima seperti
yang dia harapkan yah sebuah ucapan ulang Tahun dari Nathan
“Do you still remember how
we broke up?” Tanya Bagas lagi, Reinatha menyimak menunggu kalimat sambungan
dari Bagas
“Aku
cowo yah Rein, yah terserah kamu percaya atau nggak. Kita dulu juga kaya gitu…I
mean aku kamu nggak, aku menghilang beberapa waktu saat kamu di Semarang I was cheating
on you”
“Yah
itu beda kasusnya Gas, Nathan nggak mungkin selingkuh…Dia sedang bertugas nggak
mungkin ada waktu buat selingkuh”
“See…dulu
kamu juga gitukan nggak percaya kalau aku selingkuh? aku tuh cowok Rein, I
know what man wants, bohong kalau dia nggak ngelirik yang lain disana, sampai
nggak ngasih kabar? Fix…udah berapa lama kalian kaya gini?”
“6 Bulan…..”
Jawab Reinatha dengan wajah sedihnya
“See I told you….Setengah
tahun tanpa kabar? Gila lu Rein! Pacaran sama hantu???? Aku dulu sama kamu 2
minggu hilang kabar aja aku udah sama Dewi….yah sorry itu bejatnya gue dulu!!”
“You
just waste your time Rein, kamu buang-buang waktu dengan menunggu yang nggak
pasti….ayolah kemana Rein yang pintar yang aku kenal, it’s your birthday…”
“Tau
ah Gas, aku juga berharap nggak kaya gini hubungan ini….aku masih punya waktu 6
bulan lagi buat nunggu kepulangannya”
“hehehehehehehehehehe….
Aku nggak nyangka Rein yang idealis yang aku kenal itu udah nggak tau dimana? A
year Rein, nunggu tanpa ada feedback, sesusah apasih Thailand itu sampai sinyal
untuk memberi kabar saja nggak bisa??”
“Yah
mungkin….namanya juga latihan militer sifatnya rahasia Negara jadi benar-benar
ditempat yang tak terjangkau”
“oh
c’mon………dalam sinetronpun nggak seperti itu Rein”
“Tau
ah Gas, aku bingung……………..”
Perkataan Bagas selalu terngiang-ngiang di kepala Reinatha, Hari
ulang tahunnya telah berlalu bulan kelahirannyapun telah berganti dan Reinatha
masih belum juga mendapatkan kabar dari Nathan. Memandangi pesawat tempur yang
dihadiahkan Nathan diatas meja riasnya membuat Reinatha bertanya
“Emang
sesusah itu yah memberi kabar?”
“Aku
penting nggak sih…?”
Sambil melihat kalender di atas mejanya yang telah dilingkari merah
pada tanggal tertentu dengan tulisan spidol ungu “Annive Penjahat Hati “
“Bahkan
saat Anniversary kitapun aku hanya akan berteman dengan bayang-bayang mu saja”
Dear
Nathan….
Kata
orang hubungan yang berjalan selama setahun akan semakin kuat kedepannya,
Kamu
percaya itu?
Aku
percaya….
Tapi,
bila hubungan itu dijalani secara berdua bukan seorang diri.
Reinatha menghentikan tulisannya, memberi jeda pada
pikirannya dan mengundang perasannnya untuk melanjutkan kalimatnya kembali
Nath,
Aku
seharusnya marah padamu!
Iya
aku marah karena hari ulang Tahunku kau lewatkan begitu saja seperti tidak ada
yang special
Tapi
aku bingung bagaimana caranya marah padamu, kau bahkan tak ada dihadapanku
Hari
ini,
Hari
anniversary hubungan kita yang awalnya manis dan bahagia…
Nath,
Aku
capek….
Aku
lelah….
Kau
tak pernah ada lagi disaat aku butuh
Perlahan
aku mulai ragu….
Aku
harus apa? Katakan aku harus bagaimana bila aku ragu….?
Akan
lebih mudah bila kau ada disini dan berbagi perasaan ini,
Aku
seperti sedang berkencan dan berbagi rasa hanya dengan bayang-bayang semu
Tak
ada kepastian……..
Masih
bisakah kita bertahan?
Happy
anniversary Nath…
Right
now I wanna be not okay
too tired to siting here waiting
If
I could hear one word from you
So
Let me just give up
Let
me just let go if this isn’t good forme or good for us…
Let
me just stop trying
Let
me just stop fighting I don’t wanna here any advive except it’s from you
You
don’t know what it’s like…
Alone
here missing you
Reinatha π

Reinatha, jgn hulang smangat gtu. Kasian Nathankuπ₯°π
ReplyDeleteπππ
Delete