Perempuan & Egonya Part 21
Perempuan &
Egonya
Part 21
“
Ted…buru…..” Reinatha terburu-buru menyelesaikan
makanannya di kantin ketika mendapat kabar Nathan akan pulang hari ini
“Iya…iya
sesuap lagi…….”
“Ayooooo cepat….”
Kepergian Reinatha dan Teddi yang buru-buru ke Bandara spesial untuk menjemput
kepulangan kekasihnya itu.
Sesampainya di Bandara, Reinatha menunggu dengan
cemasnya kapan Nathan akan keluar, dilihatnya satu persatu teman-teman Nathan
berseragam TNI keluar namun Nathan belum juga dilihatnya, sampai semua
penumpang penerbangan siang itu selesai
“Mungkin
bukan hari ini kali, Rein….” Kata Teddi
“Nggak
mungkin, bilangnya hari ini kok….”Wajah Reinatha terlihat sedih, Dilihatnya
salah satu teman Nathan dan berlari mendekatinya untuk bertanya
“Mas….maaf,
mau tanya Nathannya kok nggak bareng yah pulangnya?”
“Oh
Nathan emang nggak ikut penerbangan ini”
“Oh
gitu yah,makasih yah”
“Udah
jangan sedih gitu dong, mungkin Nathan masih harus ditambah waktu latihannya” Bujuk
Teddi melihat sahabatnya yang sebentar lagi akan menangis
“Katanya
cuma seminggu Ted, sekarangkan udah seminggu…” Jawab
Reinatha sedih
“Yah
kan kita nggak tau, mungkin bisa lebih waktunya…”
“Mana
aku tau Ted, disana nggak ada sinyal lagi….”Umpat Reinatha
“Ya
udalah, lu kalau udah bete gini susah nih….”Ingat Teddi
“Yah
siapa yang nggak kesel gitu loh Ted…”
“Iya
iya gue tau, lu kangen tapikan Nathan juga ngejalanin tugas Negara”
“Emang
Negara rndu apa sama dia, yang rindu sama dia itu gue bukan Negara”
Umpat Reinatha kesal
“Hmmmmmm
panjang nih kesalnya, mau dibeliin eskrim nggak?”
“Nggak
usah, mau pulang aja….mau tidur biar nggak kesel lagi”
Sesampainya di rumah Reinatha
“Yakin
nih nggak mau dibeliin eskrim, martabak atau coklat biar elu nggak badmood lagi
nih” bujuk Teddi
“Nggak
usah, makasih yah udah nganterin..”
Tiba-tiba Anna keluar untuk menjemput kepulangan
Reinatha
“Lama amat sih
pulangnya? Ada tamu tuh buat kamu, udah ditungguin dari tadi didalam” kata Anna
“ahhhhh
lagi nggak mood Ann terima tamu” Jawab Reinatha
“Iya
suruh pulang aja, kasihan ntar tamunya di betein sama Reinatha” Sambung
Teddi
“Emang
pada kenapa sih? Itu tamu spesial loh didalam”
“Spesial?
Hehehehe spesial itu kalau Nathan yang datang Ann, kaya nggak tau aja saudara
elu satu ini” Canda Teddi
“Iya,
emang mas Nathan di dalam” Jawab Anna santai sambil menunjuk kearah
dalam
“Haaaa??????”
Teriak
Teddi dan Reinatha bersamaan dengan ekspresi kaget
Tanpa banyak tanya Reinatha berlari masuk ke dalam
rumah, dan didapatinya Nathan sedang duduk bercerita bersama Mas Bima
“Eh…udah
datang orangnya, aku ke dalam dulu yah…” Pamit Bima setelah
melihat Reinatha ada disana
“Hai…….”
Belum selesai Nathan melanjutkan kalimatnya, Reinatha langsung saja
berlari memeluknya
“Kamu
tau nggak aku dari Bandara dan kamu nggak ada disana, aku keselllll
bangetttttttt” Kata Reinatha manja dalam pelukan
Nathan, Nathan mengelus bahu Reinatha manja sambil tersenyum
“Kan
aku bilang cuma seminggu, sekarangkan aku udah disini…aku rindu makanya aku
buru-buru ketemu kamu ”
“nggak!
Aku yang lebih rindu, makanya aku kaya orang gila cari kamu di Bandara”
“Nggak!
Aku yang lebih rindu….rindu rindu banget sama pacar bawel ku ini” sambil
mencubit manja pipi Reinatha
“Nggak!
Tetap beratan rindu aku tau!!!!” Reinatha tak mau kalah,
keduanya saling tersenyum bahagia
‘oh
yah, aku punya sesuatu buat kamu” Nathan mengeluarkan
hadiah yang dipersiapkan khusus untuk Reinatha
“Apa
ini…?” Tanya Reinatha bingung, tak seperti pasangan romantis
lainnya yang akan menghadiahkan coklat, bunga atau boneka. Nathan memberikan replika
pesawat jet tempur F-16 yang bertuliskan namanya Nathanael Sean
“Itu
hadiah buat kamu” Jawab Nathan
“Emang yah
pacar aku tuh aneh bin ajaib, orang dimana-mana kasih bunga atau boneka ini
mala pesawat tempur” Goda Reinatha
“Kamu
harus tau, itu aku dapat dengan usaha semaksimal mungkin biar jadi penerbang
terbaik dalam pelatihan ini, jadi kamu perlu tau nggak semua bisa dapat itu Cuma
pacar kamu aja…hebatkan?”
“uuuuuuuhhhhhhh
hebat bangeeet cihhh pacar aku, kapan
dong nih mau terbangin hati aku?” Rayu Reinatha manja
“Sekarang
juga bisa, mau kemana Kapten?” Canda Nathan
“Emmmmmmmm
kemana yah, ke hati kamu aja deh”
“Ohhh
sini…sini…sini” Dipeluknya Reinatha erat-erat. Kedua
pasangan ini saling bercanda romantis melepas kerinduan diantara mereka.
Hari-hari dilalu pasangan ini dengan romansa mereka
berdua sendiri, membuat semua yang ada disekeliling mereka ikutan baper.
“Mau
aku jemput nggak?” Suara Nathan terdengar dari balik
telfon
“Nggak
usah…awas aja kalau kamu datang kaya waktu itu”
Ancam Reinatha
“Kan aku mau
jemput pacar aku, boleh dong….” Goda Nathan
“ihhhhh
dibilangin nggak usah, yang ada kamu mala dikelilingin sama cewe-cewe itu”
“cemburu yah?”
Goda Nathan
“ihhhh
apaan, siapa juga yang cemburu, nggak yah, aku tuh Cuma capek aja harus marah-marah sama cewe-cewe
itu buat lindungin kamu dari mereka”
“Masa??
Kok nggak cemburu sih sama pacarnya..”
“ihhh
sok ganteng banget dah…. Aku nggak cemburu titik!”
“iya…iya…ya
udah, aku udah di parkiran kampus yah sayang…”
“haa???? Kan aku
bilang nggak usah di jemput…”
“Ya
udah makanya ayoo cepat kesini, sebelum aku diserang cewe-cewe ini lagi”
Goda Nathan
“ahhhhhhh
ngeselin” Reinatha mematikan tlfnnya dan segera berlari menemui Nathan
Sesampainya di tempat Parkir, betapa terkejutnya
Reinatha melihat aksi kocak Nathan yang membawa spanduk bertuliskan Maaf udah
punya pacar namanya Reinatha lengkap dengan fotonya.
“Ini apa-apan
sih…malu tau….”
“Yah biar
nggak usah di godain sama cewe-cewe lain kan? Biar pacar aku nggak cemburu…”
Bisik Nathan merayu
“Yah tapi nggak
gini juga…itu pada dilihatin semua orang…”
“Yah
nggak papa, biarin aja mereka lihat biar mereka tau..”
Goda Nathan
“ihhh nggak
lagi-lagi yah Yang, jemput aku kaya gini…ayo pergi-pergi…pergi”
Sesampainya mereka di salah satu tempat makan,
Reinatha masih sibuk menyelesaikan tugas kuliahnya disela-sela makan siang bersama
Nathan
“Masih
banyak kerjaannya?” Tanya Nathan memastikan ketika
melihat Reinatha mengabaikan makan siangnya
“hemmmm
ini harus di kumpulin sore ini” Jawab Reinatha serius
“Tapi
tetap harus makan dulu dong sayang, biar ada tenaga ngerjainnya”
“Bentar lagi
yah Yang, kamu nggak buru-burukan?” Reinatha memastikan
Nathan kemudian memindahkan kursi duduknya disamping
Reinatha dan menyuapinya, agar Reinatha tetap fokus mengerjakan tugasnya sambil
terus makan
“Kamu
nggak makan?” Tanya Reinatha
“Ini lagi makan..”
“Apaan,
itu kamu lagi nyuapin aku doang Yang, tuh makanan kamu nganggur”
“Yah
kamu yang makan sama aja aku juga makan…”
“ihhh
apaan sih dapat teori dari mana tuh…”
“Udah
diem, kerjain aja tugasnya, buka mulutnya…..”
“Akhirnya….yeah
selesai…..” Reinatha Nampak bahagia tugasnya telah selesai
“Sini
biar aku makan sendiri, kamu makanlah….”Pinta Reinatha
“Sussstttt
udah diam, buka mulutnya aja….. biar aku yang suapin sampai habis, aku nggak
tau kapan lagi bisa suapin kamu kaya gini” Kata Nathan sambil membenarkan
posisi rambut Reinatha yang berantakan
“Tunggu…tunggu…tunggu….maksud
kamu apa Yang?”
Nathan terdiam sesaat
“Nath…….”
Selidik Reinatha
“Kamu
nggak mau cerita sama aku?” Reinatha melanjutkan kalimatnya
Nathan menggenggam tangan Reinatha erat
“Nath, ada apa
sih ini?”
“Sayang
maaf yah….”
“Yah
maaf kenapa? Kamu……aku nggak ngerti deh “
“Aku
harus pergi lagi…”
“oh
oke….seminggu kan? Nggak papa kok, ini kemana lagi tugasnya”
Reinatha masih tampak santai menenangkan kekasihnya itu
“Kok
mukanya serius banget? Tempatnya jauh yah? Nggak papa sayang, kan kita udah
terbiasa kamu nggak ada sinyal dan kasih kabar, aku masih kuat kok menumpuk
rindu hehehe” Rayu Reinatha
“Setahun Rein”
Kalimat sederhana dari Nathan membuat jantung Reinatha berhenti sesaat, terasa
ada yang kaku untuk sesaat dlam rongga dadanya, tangannya gemetar kakinya
mulaimelemah kehilangan tenaga
“Setahun? Maksudnya
12 bulan?” Reinatha tampak seperti orang kehilangan akal
Nathan mengangguk memberi jawaban atas pertanyaannya tanpa suara
“Aku
harus lanjut latihan penerbangan untuk pesawat tempur di pedalaman Thailand”
“Mulai Kapan?”
Suara Reinatha terdengar gemetar sedang menahan tangis, matanya tak kuat menatap Nathan
“Minggu
depan”
Ada yang sesak, yang memaksa air matanya tertumpah
membasahi pipihnya, Reinatha berusaha sekuat tenaga mengontrol perasaannnya
yang kacau, melihat Reinatha yang mulai menangis Nathan mulai panik
“Yang
aku…..”
“Nath,
aku nggak papa kalau kamu pergi cuma sebentar seminggu, sebulan….. tapi ini
setahun! Setahun Nath???? Kamu bakal nggak ada disamping aku saat Mas Bima
wisuda, bahkan saat ulang tahun aku dan annive kita nanti?” Reinatha
meluapkan perasaannya
“Rein…Yang,
aku….” Nathan terbata-bata
“Aku
tau kecintaan kamu untuk Negara begitu besarnya, aku tau ini udah tugas
kamu..tapi kamu mikir nggak aku gimana selama setahun ini tanpa kamu?” Kali
ini airmatanya semakin mengucur deras tanpa permisi lagi memberontakan
perasaannnya
Nathan memeluk Reinatha, agar tenang
“Maafin
aku yah…….” Tak ada kata yang bisa diucapkan Nathan
selain maaf, maaf dan maaf untuk Reinatha
“Aku
bisa apa kaya gini Nath, aku nggak mungkin larang kamu untuk pergikan, tapi aku
gimana….? Kamu baru aja datang lalu mau pergi lagi? Setahun ini, Nath….setahun……”
Reinatha menangis sejadi jadinya dalam pelukan Nathan
Perasaan Reinatha kacau sekacau kacaunya, Dia hanya
punya waktu selama seminggu untuk menguatkan hatinya mengantar kepergian Nathan
selama setahun. Sore ini Nathan berusaha menghibur Reinatha dengan mengajaknya
ke Mall, ada sesuatu yang ingin dihadiahkan Nathan sebelum kepergiannya
“Ini apa?”
Tanya Reinatha masih dengan wajah sedihnya dan mata sembabnya
“Ini
buku, buat kamu tulis semua apa yang ingin kamu ceritakan ke aku saat kita
nggak bisa saling komunikasi, saat aku kembali nanti aku akan baca semua cerita
kamu selama aku nggak ada dan ini boneka aku, “
“Boneka
kamu?”
“Iya, lihat berseragam
tentarakan? Hai Reinatha pacarnya Kapten Nathan....perkenalkan aku Nathan
junior yang akan selalu menjaga mu selama Nathan Sean nggak ada disisimu, tapi
tenang aja yah aku nggak akan buat kamu sedih, kamu bebas marah, peluk, mukulin
aku kapan pun kamu mau tapi satu yang pasti aku nggak akan ninggalin kamu
sendiri” Nathan menirukan suara boneka untuk menghibur Reinatha, dan
Reinathapun tersenyum bahagia
Setahun……
Siapkah hatimu berpisah?
Tanpa saling sapa, tanpa saling tatap
Kenapa Cinta perlu diuji sekejam ini?
Kenapa Rindu perlu dikurung selama ini?
Bagaimana nanti aku, bila aku rindu?
Bagaiman aku, bila nanti aku ingin kamu ada disini?
Bagimana aku, bila nanti aku ingin marah padamu?
Jangan buat aku ragu, Setahun ini terasa berat
Apakah cinta akan berubah?
Apakah rindu akan hilang?
Aku mulai takut….
Aku takut akan ketidakpastian & perasaan yang
mungkin saja bisa berubah
Katakan, Aku harus bagaimana bila perasaan itu datang
padaku?
Maukah kau kembali pulang saat ku panggil namamu???

Setahun? Kok b yg rasa berat ew?🤔🤔
ReplyDelete😂😂 Harus kuat harus kuat
Delete