Perempuan & Egonya Part 25



Perempuan & Egonya
Part 25
(SATU EPISODE TERAKHIR)

“Cie yang ke Jakarta tau-tau dilamar, selamat yahhhh…” Peluk Anna bahagia

“Jadi Kapan nih Nikahnya?” Sambung Teddy

“Makasih yah…Nikahnya masih lama Ted, 2 tahun lagi kalau udah kelar kuliahnya” Jawab Reinatha
“Yah masih lama dong….” Sambung Teddi

Biarin aja kenapa sih, kamu tuh yang harusnya ditanya kapan mau lamar aku kaya Mas Nathan lamar Rein gitu…” Sambung Anna

Ya iya ayok…kamu siapnya kapan sekarang juga boleh…” Jawab Teddi tegas

alaaa alesan!! Btw mas Nathan mana kok gak ikut balik?” Tanya Anna

Nathan masih harus menjalani pengobatan dulu di Jakarta” Jawab Reinatha sedikit sedih

“Yah LDR dong….” Goda Teddi

“Heeemmmmm, sedih aku tuh Ted, tapi nggak papalah paling gak dia di Jakarta bukan di Thailand kaya waktu itu”

“ dan pastinya udah jelas! calon suami bukan pacar lagi kan…..” sambung Anna

“ yah lagian Jakarta Jogja deket ini kok…kalua kangen tinggal balik kan gampang” sahut Teddi

“Nggak boleh…”

nggak boleh gimana maksudnya?” Tanya Anna penasaran

“Nathan nggak mau aku tau-tau kabur aja ke Jakarta kalau lagi kangen, katanya dia yang akan ke Jogja jadi aku nggak boleh kesana, tugas aku disini cuma belajar dan selesain kuliah tepat waktu terus married deh…”

Emang, kamu nggak cemburu gitu cewe-cewe Jakartakan tau sendiri Rein” Goda Teddi lagi

“ nggak dong, itu tuh Nathananael Sean punyanya Gloria Reinatha, Cuma punyanya Rein seorang, disana juga dia diobatin sama Bapak kok jadi aku nggak perlu khawatir…” Senyum Reinatha lebar

“ahhhhh so sweeeettttt……………” Peluk Anna bahagia

terus terus gimana, cerita dong…aku pingin tauuuu…………” Paksa Anna sambil merangkul Reinatha menjauh dari Teddi

“ eh pada mau kemana? Aku jangan ditinggal dong, sayang Anna, Reinatha…” Teriak Teddi

Hari, Minggu dan Bulan berganti dilalui dengan penuh romansa indah diantara pasangan Nathan dan Reinatha

“ Kamu kapan datangnya? Lama bangetttt…….” Manja Reinatha yang  melepas rindunya bersama calon suaminya lewat telfon

“ Kan belum selesai pengobatannya sayang, kamu kangen yah?”

Pakai tanya lagi, yah kangen lah! Emang kamu nggak kangen sama aku apa?”

“Jelas kangen lah sayang, kangennya aku tuh melebihi kangennya kamu ke aku”

“nggak, aku lebih kangen tau! Gimana pengobatannya”

“Lumayan sih sayang udah mendingan, kamu gimana kuliahnya?”

“ aku sih pinginnya cepet-cepet diwisuda..”

biar cepat nikah yah sama aku yah?” goda Nathan

“ihhhhh GeeR banget sih…..”

“Oh jadi nggak mau nih, nikah sama aku? Yakin?”

“Apaan sih, nggak lagi mau becanda tau!!”

“ditanya calon suami kok calon istri jawabnya gitu… Goda Nathan lagi

“ Tuh kan digodain lagi…” Manja Reinatha

“ehemm ehemmmmmm” Anna memotong pembicaraan Reinatha dan Nathan sambil memberi kode kalau ini sudah larut malam kearah Reinatha, Reinatha meliha jam di dinding benar saja sudah pukul 02.15 dini hari.

“Udah diingetin Anna yah?” Tanya Nathan, yang tau dan sudah jadi kebiasaan Anna mengingatkan Reinatha

“Iya nih sayang bodyguard ku udah di depan pintu, hehe udah dulu yah sayang bye…”

“Mimpi indah calon istriku…”

“mimpi indah juga calon suami ku”

Melihat tingkah sepupunya itu sudah katam Anna menghadapinya,

“Yang mau nikah bentar lagi masih aja telfonan sampai lupa jam tidur, kaya baru pertama pacaran aja…” Goda Anna

“hehehe kan kangen tau, Ann”

“Iya tapi nggak tiap hari kan? Kalau gini terus baju nikahan kamu bisa nggak muat, kebanyakan begadang sebelum nikah susah! Lagian apa yang diomongin sih? Masalah ketring? Gedung? Undangan?” Tanya Anna lagi

“Nggak lah, belum ada kepikiran sampai disana, masih kangen-kangen aja”

“Yo Wes, mulai sekarang itu yang dipikirkan! Sana tidur besok kuliah pagikan?”

“siap Komandan! Btw Ann…..”

“Opo???”

“Makasih yahhhh, sarangeeee…” sambil memberi kode hati dengan jarinya kearah Anna

“sarangtawonnnnnnnnn”

Bergantinya waktu membuat Reinatha lebih focus akan kuliahnya dan target selesainya dengan tepat waktu. Disetiap malamnya tak luput selalu didoakan Nathan untuk kesembuhannya, selalu dibayangkannya bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan Nathan, konsep pernikahannya dan foto-foto preweddingnya nanti, konsep yang sempurna telah ada dipikiran Reinatha.

Tuhan jaga dia
Jaga hati dan cintanya untukku
Karna ku slalu menunggu
Sampai akhir hayat ini

LDR kali ini tak seberat LDR waktu itu, bahkan tak berasa seperti pasangan yang sedang LDR, semua dijalani dengan santai dan bahagia. Sekali-kali Nathan datang ke Jogja untuk menemuinya dan melepas rindu berdua, hubungan mereka berjalan dengan sehat dan harmonis. 1 setengah  tahun berjalan dan kini waktu yang ditunggu Reinatha

“Hai sayang……tebak aku dimana?” Reinatha melakukan panggilan video secara tiba-tiba

“Kamu di kampus kan Yang…” Jawab Nathan sambal mengamati latar belakang lokasi Reinatha berdiri

Iya dikampus tapi dimananya?”

“Dimana Yang?”

“Taraaaa……….”

“Sekret Program studi? Kamu ngapain disitu sayang bukannya ada kelas?”

“Aku udah daftar buat siding minggu depan!! Surpriseeeeee” Teriak Reinatha

“Serius kamu Yang? Kok kamu nggak bilang-bilang?”

“Ihhh, kok ekspresinya gitu? Kaya nggak sukak aku udah daftar sidang…”

“Nggak gitu Yang maksudnya, aku tuh kaget kamu tiba-tiba kasih kabar kaya gini, I am happy for you, lebih happy lagi karena setelah wisuda kamu berstatus Istri Bapak Nathanael Sean” Goda Nathan

“hehehhehehe….. doain aku yah minggu depan aku sidang”

“ Doa dan cintaku selalu buat kamu, kamu perlu aku disana nggak buat meluk supaya kamu nggak gugup?” Goda Nathan lagi

“Mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…… hehehe, tapi nggak usah deh Yang, kan kamu harus kerja juga disana doain aku aja yah love you”

“love you too calon istri…”

Hari yang dinantikanpun tiba, bukan Reinatha jika tidak menyelesaikan sidangnya dengan sempurna, diluar ada Teddi dan Anna yang sedang menunggu dengan bunga dan balon ucapan selamat untuk Reinatha, yang ditunggupun keluar dengan wajah semeringah dan lega

“Gimanaaaa Gimanaaaaaaaaa” Tanya Anna penasaran

“Aku Lulusssssssssssssssssss” Teriak Reinatha bahagia

“Yeahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Selamattttttttt Rein, aku seneng banget sumpah!” Peluk Anna

“Elu udah, gue kapan yah?” Tanya Teddi

“ Makanya jangan males-males, cepetan! Gue bantuin deh ngerjain skripsinya…” Tawar Reinatha

“Bener yah…….” Tagih Teddi

“ Iya makanya buru sebelum gue balik ke Jakarta”

“Mas Nathan udah tau belum, kabarin kabarin….” Ingat Anna

“Oh iya bener, aku telfon dulu yah…” Reinatha mengeluarkan Hpnya dan hendak menelfon Nathan tapi di panggil oleh Pak Mifta

“Reinatha, selamat yah….”

“Pak Mifta, terimakasih Pak, semua atas bimbingan Bapak, saya berterimakasih sudah dibantu sama Bapak selama ini…”


“itu semua juga karena kamu orangnya gigih, ulet dan pintar, oh yah Bapak mau rekomendasikan kamu untuk kerja di salah satu perusahaan teman Bapak, kebetulan Bapak juga salah satu pemegang saham disana dan Bapak rasa kamu cukup mampu, pusatnya sih memang di Jakarta tapi sekarang yang disini sedang berkembang dan Bapak butuh orang seperti kamu untuk bergabung, gimana?”

“ Kerja yah Pak? Eh gimana yah saya belum kepikiran untuk kerja…” Jawab Reinatha gugup

“ Loh kok nggak kepikiran? Hehehe lucu kamu Rein, emang habis wisuda mau ngapain kalau nggak kerja, mau nikah? Sayanglah ilmu kamu kalau dipakai buat nikah dulu… yah tapi terserah kamu, kalau kamu berminat ini alamat kantornya, kamu bisa langsung aja kesana. nama kamu sudah ada dalam list perusahaan”

“Terimakasih yah Pak….”

“Saya tunggu kepastiannya Rein, kabarin kalau kamu berminat atau nggak, yok Mari semua…”

“Iya Pak…..”

“Coba lihat kartu namanya, ini sih perusahaan besar tau Rein, bokap gue juga salah satu investor disini” Sambung Teddi

“ Kalau menurut gue sih ada baiknya elu coba dulu kerja disini” Sambung Teddi lagi langsung diberi kode tatapan tajam oleh Anna

“Apa sih Yang?” Tanya Teddi bingung melihat ekspresi Anna

“Kamu tuh kalau ngasih saran yang bener dong Yang….” Sambung Anna

“Emang nggak bener Yang?” Teddi bingung sendiri dengan ucapannnya

“Kan kamu tau habis ini, Rein mau nikah sama mas Nathan! Kamu malah nyaranin buat ambil kerjaan itu”

“Lah emang kalau nikah kenapa? Reinatha nggak boleh kerja gitu? Reinatha itu pintar loh masa habis nikah bakal duduk diam dirumah doang nggak kerja? Gue yakin Nathan juga bakal setuju kok kalau dia kerja”

“Tapi nggak gitu juga Yang…..” Anna masih tak terima

“Udah-udah, kenapa jadi kalian yang ribut sih? Udah ayokkk aku lapar nih…..” Potong Reinatha

“Surpriseeeeeeeeeeeeeeeeee……..” Teriak Anna dan Teddi bersamaan ketika mereka sampai di restoran, ternyata restoran tersebut telah disulap menjadi tempat perayaan selamat atas sidang Reinatha siang ini dengan dihadiri beberapa teman dekatnya.

“Ini kalian, yang bikinnnnn….” Reinatha gagap mengungkapkan rasa bahagianya melihat semua ini

“Ini itu surprise dari mas Nathan, kita Cuma bantuin eksekusinya aja….” Jawab Anna

“Jadi Nathan yang buat ini? haaaaaaaaaaaaa?” Reinatha tak habis pikir dibuat sebahagia ini oleh Nathan lagi dan lagi

Anna memberikan sebuah hp yang telah disambung video call bersama Nathan sebelumnya kepada Reinatha

“Hai Sayang selamat yah…..maaf aku nggak bisa ada didekat kamu saat ini, kamu sukak nggak surprisenya?” Tanya Nathan

“Kamu yah, selalu aja kasih aku kejutan tiba-tiba kaya gini…..” Reinatha mulai menangis bahagia

“Ih kok nangis? Jangan nangis dong Yang…..” Pinta Nathan

“Aku nggak tau harus ngomong apa, aku terlalu bahagiaaaaaaaaaa……Makasih yah Nath”

“Kamu butuh pelukan nggak biar nggak dilihatin orang-orang kalau kamu lagi nangis?”

“Mauuuuu tapi kamu kan jauh….masa aku meluk Teddi?” Canda Reinatha

“Coba kamu berbalik….” Pinta Nathan

Ketika Reinatha membalikan badannya ternyata ada Nathan disana, betapa terkejutnya Reinatha ternyata kekasihnya itu telah ada disana sebelum kedatangannya, ini bukan lagi surprise tapi double surprise untuk dirinya. Reinatha berlari secepat mungkin untuk memeluk kekasihnya itu diantara kerumunan orang-orang.

“Yang, kamu kok nggak bilang kalau bakal datang! Pake acara bikin surprise lagi, untung jantung ku kuat terima semua kebahagiaan ini”

“ Yah harus kuat dong Sayang, masa calon istri seorang Kapten jantungnya lemah….”

“Kapten? Maksudnya Yang?…..aaaaaa, jangan bilang kamu???” Reinatha mulai menebak dengan bahasa isyarat kepada Nathan sambil menutup mulutnya dengan tangannya, Nathan mengangguk, tanda benar apa yang ada dipikiran Reinatha

“Yang,  seriusan???????????ahhhhhhhhhhhhhhhhhh” Reinatha melompat kegirangan


“Susssssssssttttt, dilihatin orang Yang….”

“Ahhhh aku seneng banget sumpah! kok kamu nggak cerita duluan ke aku Yang? “ Reinatha terlihat begitu bahagia

“Karena suratnya baru datang pagi tadi Yang, tepat setelah kamu selesai sidang…” Senyum kas Nathan melengkapi kebahagiaan Reinatha

‘Oh iya Yang, masih ada satu lagi surprise buat kamu…” Sambung Nathan lagi

“ Apa lagi ini sayang, kasih tau deh sebelum aku semakin jantungan

“soal pernikahan kita, aku mau kamu bertemu sama Wedding Organizer acara kita nanti, gimana?”

“Kamu pakai WO?” Tanya Reinatha memastikan

Iya biar lebih gampang Yang, kok wajah kamu gitu, kenapa? Kamu punya WO sendiri yah?”

“Nggak gitu sih Yang, aku sih maunya kita merencanakan semuanya sendiri dari awal, nggak usah pakai WO”

“ Tapi itu bakalan capek banget loh Yang….aku nggak mau kamu kecapean ngurusin ini” Bujuk Nathan

“Yah aku sih pinginnya biar kita belajar aja dari semua proses itu, yah…boleh yah Yang serain semuanya sama aku” Manja Reinatha

Kamu yakin? Aku nggak mau kamu kecapean loh Yang ngurus ini”

“Kamu nggak percaya sama aku Yang? Let me do this, ok?”

“Ya udah tapi kalu kamu stress atau kecapean ngurusnya kita pakai WO, ok?”

“Ok deh…..” Senyum Reinatha puas

“Hmmmmm Yang, satu lagi tadi aku dapat tawaran dari Pak Mifta, dosen aku diKampus untuk kerja disalah satu anak cabang perusahaannya….”

“Terus………”

“Tapi di Jogja bukan di Jakarta”

“Kamu maunya di Jakarta?”

“Bukan…bukan gitu, kan kita mau nikah,kamu…..” Reinatha enggan melanjutkan kalimatnya

“Kamu takut aku nggak setuju kalau kamu kerja? sayang suka nggak sama pekerjaannya?” Nathan balik bertanya

“Yah belum tau, aku masih Tanya pendapat kamu…menurut kamu?” Reinatha Nampak bingung dengan pilihannya sendiri

Nathan tersenyum ramah sambil mengelus kepala calon istrinya itu,

“Aku dukung kamu 100% untuk ambil pekerjaan itu kalau kamu suka, kamu bisa belajar pengalaman baru, kalau soal pernikahan kita, aku percaya kamu bisa menghandle semua itu, kan kamu bisa minta pindah ke Jakarta, kalau nggak aku yang akan mengajukan pindah lagi ke Jogja”

Seriusan Yang, kamu ijinin aku?”” Reinatha tampak girang, Nathan menggangguk sambil tersenyum


Kurang sempurna apa jalan kisah cinta ku ini,
Benar bahwa proses tidak pernah menghianati hasil
Entah mengapa, Tuhan begitu baik padaku
Memberikan semua yang lebih dari yang aku minta
Nathan, ciptaan Mu yang satu ini, aku bingung bagaimana aku mengucap syukur untuk setiap cinta yang ku dapat darinya sebagai bentuk cinta Mu untuk ku,

Tuhan…untuk cinta ini, ijinkan dia untuk tetap tumbuh, berkembang dengan sehatnya
Sampai nanti hari yang kami nantikan tiba.
Bila Pernikahan adalah awal kesempurnaan cinta ini maka jaga Dia Tuhan sebaik-baiknya engkau menjaga ku


Nathan telah kembali untuk mempersiapkan acara pelantikannya di Jakarta, dan Reinatha memulai hari yang baru sebelum acara wisudanya dengan status karyawati di salah satu perusahaan yang direkomendasikan Pak Mifta

Selamat Pagi semua, perkenalkan ini rekan baru kalian yang akan mulai bergabung bersama kita mulai hari ini, namanya Gloria Reinatha” Senior Manager memperkenalkan Reinatha kepada rekan kerja barunya.

Halo semua, salam kenal panggil saja saya Reinatha, saya minta bantuannya dari teman-teman semua untuk mengajari saya untuk belajar disini” Sapa Reinatha ramah memperkenalkan diri

“Belajar mah di kampus, disini buat kerja!” Celetuk salah satu senior yang super-duper cool dengan wajah tampan dan dinginnya. Wajah Reinatha langsung pucat mendengarnya, tak pernah dibayangkan akan di jawab dengan celetukan seperti itu di hari pertamanya.

“ Hai Reinatha, aku Mita, jangan di dengerkan ucapan Mas Annga, dia emang gitu oarangnya” Sambil menggandeng Reinatha dengan ramahnya

“ Ok kalau begitu saya tinggalkan Reinatha sama kalian yah, Angga….!my eyes on you” Warning senior Manager sambil mengisyaratkan pada cowok cool di ujung meja untuk bersikap lebih manis lagi kepada anak baru.

“ Hai Reinatha, aku Kiki, ini mas Coki, mas Dimas, itu Mita dan itu mas Angga leader devisi kita” Kiki salah satu wanita berhijab memperkenalkan semua orang dalam ruangan tersebut dengan ramah.

“Hai Reinatha, kamu anak UGM yah?” Tanya Dimas

“Iya Pak” Jawab Reinatha kaku

Seketika seisi ruangan tertawa pecah, dan Reinatha semakin bingung

“Jangan panggil Pak! Tua banget dengarnya, panggil mas aja Mas Di”

Hahahaha ala sok Cool lu Dim, oh yah itu meja kerja kamu, kalau kamu butuh sesuatu, itu meja aku, panggil aja aku kalau nggak Mita” Sambung Kiki lagi sambil tersenyum ramah

“Makasaih yah Mba…..”

“Kamu cantik banget sih, pake skincare apa?” Reinatha kaget mendengar pertanyaan random dari Mita

“Aku nggak pake apa-apa, ini cuma kiriman obat dari mama” Reinatha gugup menjawabnya

“Mama kamu dokter kecantikan yah?” Tanya Mita lagi

“eh, nggak juga sih tapi emang dokter..”

“Kapan-kapan aku boleh nggak konsultasi sama mama kamu?”

“Boleh-boleh banget ”

“ ah makasih yah Reinatha…” Peluk Mita tiba-tiba

Reinatha benar-benar bingung dengan keadaan sekitarnya dan rekan kerja barunya. Sungguh sesuatu warm coming yang tidak diduganya sama sekali.

“Oh yah Rein, Taman kota Jogja itu proyek kamu yang handle yah?” Tanya Coki lagi

“Iya mas, sama tim waktu itu”

“Ha seriusan itu proyek elu???” Teriak Kiki dan semua yang ada dalam ruangan tersebut kaget mendengarnya

“ jadi yang menang tender itu kalian wah gila sih…hebat banget” Sambung Mita

Reinatha bingung harus berekspresi senang atau kaku dengan situasi saat ini.

“ Padahal waktu itu kita juga nawarin punya kita tapi yang tembus ternyata kalian, hebat loh…”

“iya tuh waktu itu inget banget gimana kita gila-gila lemburnya sampai Mas Angga nggak pulang-pulang lagi…”Mita keceplosan dan semua memberi kode agar Mita tak bicara terlalu kencang hingga di dengar Angga.

Tiba-tiba Angga datang menaruh setumpukan map tebal dimeja Reinatha

“ Apa ini Pak?” Tanya Reinatha bingung

“ Bisa baca kan? Apa perlu saya bacaain?

“ oh iya, maaf Pak…” Reinatha tampak gugup

“ saya kasih waktu 2 hari buat selesaiin baca semua ini dan buat kesimpulan dari ini, ngerti?”

Reinatha tampak menahan nafasnya dalam-dalam, 2 hari? dengan segepok map tebal yang ada di mejanya? Ini kerjaan apa hukuman?

“Nggak bisa dalam 2 hari?” Sambung Angga lagi karena taka da respon dari Reinatha

“ Iya bisa Pak…” Jawab Reinatha

Angga berlalu meninggalkan Reinatha. Dimas, Coki dan Kiki datang mendekat untuk menghiburnya.

“Nih Ngopi dulu, jangan di buat beban, Angga emang gitu kok orangnya. Santai aja..kalau ada yang mau ditanyain tanyain aja sama kita nanti kita bantu”

“Makasih yah….” Reinatha tampak sedikit lega

Hari pertama kerja, Reinatha melewatkan jam makan siangnya hanya untuk mnyelesaikan tugas pertamanya dari Angga.

“Rein, balik yuk udah jam 05.00 ayok…” Ajak Kiki

“Iya Mba duluan aja, aku dikit lagi”  Senyum Reinatha

“Ya udah duluan yah Rein, bye….”

“ Yukk Rein, wes mule…. Besok lagi lanjutnya “ Ingat Dimas dan Coki

“Iya Mas”

Jam menunjukan pukul 07.30 malam, ketika Angga meninggalkan meja kerjanya dia melihat Reinatha masih sibuk sedangkan meja disekelilingnya telah gelap.

“Ehem ehemmmm Jam berapa ini? nggak ada uang lembur buat pegawai baru, jadi mending pulang dah” Tegur Angga, Reinatha yang kaget mendengar suara Angga langsung beberes

“Iya Pak, maaf….”

Seperginya Angga, Reinatha langsung mengumpat

“Sumpah……..ngeselin bangetttttttttttt! Ada yah leader kaya gini! Yah gimana proyeknya mau tembus, jahat banget sama pegawainya! Tau nggak sih gue tuh baru disini, dibaik-baikin kek! Uhhhhffffffffff kalau bisa gue timpuk gue timpuk dah!!!!”

Sambil mengangkat tinggi-tinggi tumpukan map yang dipegangnya kearah perginya Angga, tiba-tiba Angga kembali lagi untuk mengambil jaket di ruangannya.

“ Ngapain ? Ada cctv loh disini, semuanya terekam” Kata Angga sesaat mendapati ekspresi Reinatha yang nampak kesal.

oooo aaaaaaaa, nggak Pak, ini mau pulang misi Pak……..”  Reinatha bergegas kabur


Sesampainya di rumah, Reinatha menceritakan pengalaman hari pertamanya dan rasa kesalnya terhadap leadernya kepada Nathan by phone, Nathan yang begitu setia mendengar celotehan calon istrinya itu tetap memberi semangat dan pujian kepadanya.

“ Oh iya Yang, tadi aku ke rumah kamu ngobrol sama Ibuk dan Bapak, kita tadinya nentuin tanggal 24 Agustus ini untuk nikahan kita, tapi aku bilang sama mereka, aku harus tanya kamu dulu, gimana menurut kamu?” Kata Nathan

“Yangg,,, Agustus? 3 bulan lagi dong? Aku belum…………” Reinatha menghentikan kalimatnya, dia teringat akan perkataan Nathan yang mempercayakan semua padanya. Bagimana bisa dia jujur kalau belum mempersipkan konsep pernikahan bahkan gaun pengantin juga design undangannya sendiri, Reinathapun menahan kejujurannya takut Nathan akan kecewa, berusaha menyakinkan dirinya untuk mempersipakan semuanya dengan baik.

“Yang, Sayang…..kok diam, gimana menurut kamu?” Tanya Nathan lagi

“ehhh aku sih nggak ada masalah Yang, berarti 2 minggu lagi aku kirim design undangan yang aku mau yah Yang”

“hehehe…kamu Yang, udah ngomongin undangan kita aja belum foto prewed Yang, kamu lupa yah? Foto apa yang mau di taruh di undangan? “ Goda Nathan lagi

“oh iya yah bener..hehehe sorry yang aku lupa…”

“Yah udah mau fotonya dimana? Jakarta? Jogja? Atau kamu punya pilihan lain?” Tanya Nathan dengan sabarnya

“Aku sih maunya Bali Yang….tapi….”

“Ya udah kita ke Bali. Kamu kapan bisa liburnya?”

“Haaaa? Seriusan Yang kita ke Bali???”  Reinatha masih tak percaya segampang itu Nathan menyetujui keinginannya

Iya kita ke Bali, Sayang…”

“aku Sabtu Minggu libur Yang, Tapi kamunya gimana?”

“Aku gampang kok Yang, ya udah fix yah kita ke Bali minggu ini!”

‘Minggu ini??? Yang….” Reintha hendak protes tapi Nathan buru-buru memotong pembicaraannya

“Sayang maaf aku harus kembali ke Barak, ini ada panggilan tugas…”

“Ya udah Yang hati-hati……. love you”

  

Malam itu Reintha, Teddi dan Anna berbagi tugas. Teddi membantunya menyelesaikan bacaan dari kantor dan Anna membantunya memilih spot foto, baju serta make up untuk dipakai foto sesi Prewed.
 Jam menunjukan pukul 05.00 pagi, Anna dan Teddi telah tertidur sedangkan Reinatha masih stay on dengan tugas dan datelinenya.

“Aduh harus buru-buru ke kantor nih” Reinatha buru-buru mandi dan berangkat sebelum terlambat
Sesampainya di kantor, Reinatha tampak begitu ngantuk karena belum tidur dari semalam, matanya sudah tak dapat menahan rasa kantuknya lagi hingga tertidur dimejanya sebelum teman-teman lainnya datang.

“Eh Reinatha, lembur yah?” Tanya Kiki panik

“Wah si Angga bener-bener kelewatan! Jadi ini anak gak pulang-pulang dari semalam?” Tanya Dimas memastikan

“Jangan di bangunin kasihan…” Sambung Coki

“Selamat Pagi semuaaaaaaaaaaaa” Teriak Mita yang baru datang langsung diberi kode untuk diam oleh rekan kerjanya agar tidak membangunkan Reinatha

Pukul 09.00 Angga tiba di kantor dan melewati meja Reinatha begitu saja, tiba-tiba Angga teringat akan sesuatu dan kembali lagi ke meja Reinatha dan mendapatinya sedang tertidur pulas, di ketuknya meja Reinatha

“Tok tok…..”

“Apaan sih Ann, aku masih ngantuk” Jawab Reinatha yang lupa bahwa dirinya sekarang berada di kantor bukan dirumah

Angga, biarin dulu sepertinya dia kecapen belum tidur dari semalam” Bela Kiki

“Ki, ini tuh kantor bukan kos-kosan! Kalau mau tidur di rumah bukan di kantor!

Reinatha bangunnnnnnnnnnnnn!” bentak Angga yang langsung membangunkan Reinatha

“Iya siap Pak Angga…” Reinatha terkejut reflek berdiri sambil memberikan map kepada Angga dengan wajah bantalnya

“Apa ini?” Tanya Annga

“Tugas dari Bapak sudah saya selesaikan”

Angga mengambil map tersebut dan membacanya lalu berlalu pergi meninggalkan Reinatha,
Semua mata tercengang kagum kepada Reinatha, Mita mengangkat jempolnya begitu juga Dimas dan Coki. Angga kembali kepadanya dan berkata

“Walau tugas kamu selesai sebelum waktunya bukan berarti kamu bisa tidur di kantor paham!”

“Paham Pak!”

“Hebat kamu Rein. Cepat banget nyelesaiinnya! Kalau aku bisa berminggu-minggu itu bacanya” Sambung Coki

“Good Jooob” kedipan mata Kiki memberi semangat

“Emang nggak salah Pak Mifta rekomendasikan kamu, hebat…” Sambung Dimas

“Makasih yah semua, maaf aku ketiduran…”

Setelah selesai membaca rangkuman Reinatha, Annga memanggilnya keruang kerja

“ Silahkan duduk.”

Sambil memberikan sebuah kerjaan baru

Apa ini Pak?” Tanya Reinatha bingung

“itu tugas kamu yang pertama, saya percayakan sama kamu”

“Maksud Bapak, saya handle gitu? “

“Kenapa? Kamu Nggak bisa??”

“ eeeh bukan gitu Pak maksud saya…”

“sebulan.  saya kasih kamu waktu sebulan untuk pimpin proyek ini, gimana?”

“sebulan????” Reinatha semakin panik

“Ok saya anggap kamu setuju, silahkan keluar….”

Ahhhhhh…
Ingin nangis rasanya

‘Kenapa Rein?” Tanya Mita tiba-tiba melihat ekspresi Reinatha lemes keluar dari ruangan Angga

“Mit, kayaknya aku bakalan gila deh kerja disini….”

“Perhatian semua kumpul……” Suara Angga mengejutkan Reinatha

Ok mulai besok, saya mau semua Tim bekerja sama untuk proyek Hotel Dharmawangsa dibawah pimpinan Reinatha, paham semua? Ada yang mau bertanya? Kalau nggak ada saya anggap jelas…” Pengumuman dari Angga yang singkat padat dan jelas dihadapan rekan kerjanya membuat Reintah mati kutu

“Uhhhhhhhhhhh…. Baru hari kedua udah dipercaya pimpin proyek, hebat kamu Rein. Ok aku bisa bantu apa?” Tanya Kiki dan yang lainnya memberi semangat


Reinatha merasa canggung sekaligus malu,
Karena dia hanya seorang anak baru namun telah dipercaya sedemikian besarnya. Dia takut akan gagal dan takut salah dihadapan para seniornya.

‘Kenapa mesti malu? Santai aja kali Rein, kita udah tau kok kemampuan kamu bukan sembarang orang yang bakal di rekomen sama Pak Mifta kesini, tunjukin sama Angga kalau kamu bisa kita dukung kok” Suport Kiki dan yang lainnya setelah mendengar curhatan kekacauan dan ketakutan Reinatha

“Angga itu baik kok, hanya emang gitu orangnya perfecsionis dan teliti” Sambung Coki
                                                                                                                                                           
“Iya awal aku masuk juga gitu, stress aku tuh Rein, sempat masuk UGD dikasih kerjaan sama Mas Angga” Curhat Mita

“Tapi kamu hebat, bisa handle dengan baik tugas-tugas dari Angga” Sambung Dimas

“Jadi kapan kita mulai sibuknya nih….aku siap all day all night” Sambung Mita

“Sabtu ini gimana Rein?” Tawar Kiki

“Maaf Mba, tapi Sabtu ini sepertinya aku nggak bisa…” Sambung Reinatha

“Ya udah Minggu gimana?” Tawar Dimas lagi

“Sejujurnya aku Mau tapi aku harus ke Bali Sabtu Minggu ini”

“Wah Ke Bali………. gimana kalau kita ngerjainnya sambil jalan-jalan ke Bali juga” Sambung Mita lagi

“Lu kalau ngasih ide yang logis kenapa Mit? Mau di makan sama Angga?”

‘Atau gini aja, elu di Bali tapi videocallan sama kita, kita disini tetap negrjainkan bisa yah? Jadi kita tetap in touch gimana?” Sambung Kiki

Aku setuju tuh boleh Mba…..”

Bali di bulan Mey begitu indahnya, namun sayang Reinatha dari landing hingga sesi prewed Nampak gelisa mencari jaringan 4G dilokasi fotoshoot mereka.


“Yang…..kita mau foto loh” Ingat Nathan yang sedari tadi melihat Reinatha sibuk dengan Hpnya

“Iya Yang bentar yah……”

“Ini ngurusin apaan sih Yang?”

“Cari sinyal Yang……” Reinatha yang menyadari bahawa caranya salah kemudian segera mematikan Hpnya dan kembali serius untuk sesi foto mereka berdua

“Kamu masih bawa urusan kerjaan kesini?” Tanya Nathan datar

Maaf Yang…..ayuk kita lanjut fotonya”

Sesi foto hari pertama mereka telah selesai, Nathan sibuk berdiskusi dengan foto grafer untuk sesi foto keesokan harinya sedangkan Reinatha yang tadinya penuh antusias duluan masuk ke kamar hotel untuk videocall sama rekan kerjanya untuk proyek barunya.

“Yang, kamu nggak mau lihat hasilnya?” Tanya Nathan

“Yang, kamu aja yang lihat bisa kan? Kalau menurut kamu udah Ok aku ikut aja….” Sambil sibuk dengan laptopnya

“Yakin kamu nggak mau lihat dulu?” Tanya Nathan

Reinatha mulai peka akan keinginan Nathan, lalu mematikan laptopnya bergabung bersama Nathan untuk melihat hasil foto shoot mereka
Foto Prewed mereka telah selesai, dan telah kembali ke Jogja

“Yang…kerjaan kamu nggak buat kamu streskan?” Tanya Nathan

Ini yang dari kemarin aku pingin ngobrol sama kamu Yang, aku dikasih tanggung jawab baru untuk handle proyek”

Bagus dong, akhirnya pimpinan kamu tau kamu emang berbakat, yah walau terlalu cepat sih buat anak baru…”

“benerkan, menurut aku juga ini terlalu cepat, kenapa nggak ke yang lain tapi ke aku”

“ Bersyukur Yang, kamu dipercaya secepat itu, kamu gimana nyaman nggak ngerjainnya?”

“Yah teman-teman aku sih support, jadi aku masih enjoy…”

Terus kamu bisa ambil cuti nggak buat acara nikahan nanti? Udah di omongin belum?”

Seketika Reinatha ingat, benar banyak hal yang belum dipikirkannya, cuti? Dengan status karyawan baru, dikasih nggak yah? Reinatha mulai kebingungan sendiri namun berusah tenang di depan Nathan.

" Nanti aku bicaraain Sayang sama pimpinan aku…”

“Kamu ingat istirahat yang cukup, jaga kesehatan yah… pesawat aku bentar lagi take off aku berangkat dulu yah, love you” Ciuman hangat di kening dari Nathan membuat Reinatha memiliki energi lebih untuk mengurus semuanya dengan baik.

Minggu-minggu penuh stress di hadapi Reinatha, dengan tumpukan pekerjaan deadline, omelan Angga, dan persiapan pernikahan.
Bertemu dengan wedding designer dan menentukan konsep pernikahan membuat Hubungan Reinatha dan Nathan mulai sedikit renggang. Reinatha yang berusaha menghubungi Nathan pada waktu yang tidak tepat karena kesibukan Nathan, begitupun sebaliknya.

“Yang, kamu jangan iya iya aja dong…kasih ide kek, aku capek nih ngurus semua sendirian” Amarah Reinatha meluap ketika membicarakan konsep pernikahan yang tak ujung titiknya dengan Nathan

“Kalau kamu capek kan bisa istirahat Yang, jangan dibawa beban….” Jawab Nathan santai

“Tuh kan…kamu ngegampangin aku nggak sukak!!!”

Ngengampangin gimana Yang?”

“Yah kamu ngertiin aku lah, aku tuh capek ngurus ini semua sendirian…. kerjaan aku banyak! kamu ditanya ini ngegampangin mulu.”

“Aku harus gimana Yang?  Kamu mau konsep putih iya nggak papa, mau biru juga nggak papa….”

“Nath, kamu kelewatan yah! Kamu tuh mau nikah, apa aku doang yang harus capek? Mentang-mentang kamu udah jadi Kapten! Nikah aja sama jabatan kapten kamu sana!”

“Yang, kok gini arahnya? Kamu kalau capek istirahat dulu….kita handle ini nanti yah..” Tenang Nathan

“Kamu emang ngegampangin yah…padahal tinggal 2 bulan lagi loh! Aku capek ngomong sama kamu!!!terserah kamuuuuuuuuuuuuuuu”

“Yang…Rein…sayang….kita bicara nanti yah kalau kamu udah tenang”

Reinatha mematikan Hpnya dan menghela nafas panjang

“Reinatha, apa-apaan ini?” Bentak Angga dengan hasil yang tidak diharapkannya sama sekali

“Segini doang usaha kamu? Kalau segini doang mahasiswa semester satu juga bisa ngerjainnya! Apa bedanya kamu sama mereka! Saya nggak mau tau minggu depan saya udah terima hasil yang lebih baik dari ini!!! Paham!!!!

“Iya maaf Pak”



Beban persiapan pernikahan yang mulai membuatnya stress ditambah kerjaan kantor yang menumpuk isi kepala Reinatha seakan akan mau pecah! Emosinya jadi tidak stabil, staminanya menurun, konsentrasinyapun perlahan terbagi-bagi, pelampiasan kemarahannya adalah Nathan.

Tanpa sepengetahuan Reinatha, Nathan terbang ke Jogja untuk menyelesaikan masalah mereka yang telah larut berminggu-minggu

“ Kamu ngapain disini?” Tanya Reinatha

“ Kita perlu bicara Yang…”

‘ Aku capek, aku mau istirahat…” Reinatha berlalu begitu saja dari Nathan dihadapannya

“ Rein, Yang…sayang… kalau  kamu capek karena pekerjaan baru kamu ini, kamu bisa resign kan dan focus sama pernikahan kita?”

“What??? Resign?? Kamu datang jauh-jauh kesini untuk saranin aku resign dari kerjaan aku??” Tanya Reinatha dengan emosi yang tertahan

Bukan gitu maksdunya Yang, aku perhatiin karena beban kerja kamu jadi kamu seperti ini sekarang…or let we use WO, ok? Biar kamu nggak stress kaya sekarang….”

“Aku stress??? Nath, ahhhh kamu inget nggak kamu yang saranin aku buat ambil kerjaain ini, kamu yang bilang I should do it untuk buktiin kemampuan aku, then now kamu mau aku keluar dari pekerjaan ini? kamu sadar nggak kamu itu egois… kamu boleh berkarir dengan jabatan kamu sekarang seorang kapten lalu segampang itu kamu minta aku resign?”

“Rein, you need to calm down….”

“ Kamu yang perlu tenang Nath, semua cara kamu gampangin, pake WO lah gampangin banget nggak hargain usaha aku buat ngurus semua ini. aku berharap kamu lebih ngerti tapi ternyata enggak……semuanya terlihat mudah dimata kamu”

“Rein…..”

“Sudah Nath, aku capek…. Aku perlu istirahat! Sepertinya pernikahan kita harus di undur atau mungkin nggak perlu ada pernikahan sama sekali…”

Kalimat yang tidak disangka-sangka keluar dari mulut Reinatha dan membuat NATHAN TERKEJUT MENDENGARNYA.


Beginikah akhir dari persiapan pernikahan idaman itu? 
apa semua yang ingin menikah mengalaminya?
perdebatan-perdebatan kecil hingga akhir yang harus digantung dan diakhiri tanpa ujung yang dinginkan?
Reinatha...benar inikah yang kau inginkan?😢


Comments

Popular posts from this blog

AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)

Perempuan & Egonya Part 20