nine

 

Years   

 

             Part 1

Entah harus ku kisahkan darimana, aku lupa bagaimana asal muasal semua kisah ini terjadi, yang aku tau, ada banyak kenangan indah selama “aku” berubah menjadi kita

Tak terasa 3 tahun sudah langkah ini selalu ditemani sosok dirinya. I never feel alone, aku lupa rasanya melalui semua seorang diri, iya…sepertinya aku sudah mulai bergantung, bergantung dengan cinta. Dia bukan cowok gagah, tinggi, atau senior tampan seperti dalam kisah teenlit yang sering di baca Amira di setiap jam kosong. Bukan!!….dia biasa saja, bahkan tak ada yang istimewa darinya saat awal melalui tahun pertama berseragam abu-abu ini. Sama sekali tak ada perasaan suka, saat berpapasan di kantin Bu Imah, atau  bahkan untuk memberinya senyuman ramahpun dapat terhitung dengan jari saat pertama bertemu. Kesan ku?? dia, biasa saja dan tak ada yang menarik.

Mungkin karena dia biasa-biasa saja hingga dunia ku yang terlalu luar biasa ini tertarik pada poros duniannya. Yang ku ingat, dia pernah menawarkan tumpangan pulang saat melihat aku yang waktu itu masih sendirian menunggu jemputan Papa yang tak kunjung datang. Saat melihatnya kala itu yang aku tau dia baik, that’s it! sampai disitu saja.

Entah bagaimana kelanjutannya, entah dia yang menyukai ku terlebih dahulu atau aku yang terlambat menyadari bahwa dia adalah magnet ku, poros ku sederhananya sumber senyuman ku selama berseragam abu-abu.

dia memiliki semua kenangan dari awal bertemu, perjuangannya mendekati ku hingga resmi memanggil ku dengan sebutan “ sayang…”sedangkan aku, yang masih tertanam dalam memori ku, adalah aku mulai menganguminya saat melihat sikap diam dan sopannya dari balik jendela kelas ku. Entah bagaimana, aku bisa menyukai cowok yang tak banyak bicara ini namun bertindak dalam diamnya hingga semua terselesaikan dengan baik. I can prove it!

Pernah sekali, sekolah ku menyelenggarakan acara reunian akbar.  Yang dimana  kita sebagai junior pada waktu itu, dipercaya menjadi bagian kepanitiaan. Dia terlibat didalamnya, walau bukan menjadi panitia inti seperti aku. Entah bagaimana di tengah hiruk pikuk, penuh stress dan tekanan menuju hari H, yang terlihat benar-benar tenang, diam dan bijaknya adalah sosok dirinya di mata ku. Tak menunggu perintah, dengan inisiatifnya sendiri dalam diam dikerjakannya semua dengan baik. He got his first point on me! entah bagaimana saat itu aku mulai diam-diam memperhatikan tingkah diam dan sederhananya itu.

The second one, I found by myself kalau dia bertanggung jawab dan pekerja keras, pernah sekali ku dapati tugas sekolah melakukan wawancara kepada warga secara random yang berlatar belakang sebagai petani. dan tak ku sangka subject penelitian ku adalah ayahnya yang telah menduda selama 20 tahun untuk menghidupi ke 3 anaknya, termaksud dirinya. Disitu di kisahkan oleh ayahnya sendiri, bahwa betapa bangganya beliau, karena memiliki seorang putra yang bisa lulus masuk ke sekolah bergengsi pada waktu itu dengan usaha mengumpulkan biaya pendaftaran yang tergolong mahal dengan uangnya sendiri. Terlihat jelas wajah bangga dan senyum bahagianya saat aku memberinya respon bahwa aku adalah salah satu teman angkatan dari anaknya.( even we never knew before )

Entalah, dia mencuri perhatian ku dengan hal-hal sederhana. Membuat ku terkagum-kagum dan mulai membandingkannya dengan teman-teman cowok seusianya dikelas ku bahkan disekolah. Yuaps! Dia bukan seperti aku, yang mudah bergaul dan aktif dalam setiap kegiatan sekolah. Setelah 3 tahun terlewati ini, aku semakin mengerti mengapa semua itu terjadi. Dia memilih untuk menyibukkan dirinya diluar sekolah untuk mengumpulkan yang perlu dikumpulkan, you know what I mean! hidup itu keras cuyyyy! kau perlu menjadi lebih keras untuk hidup, bukan?

aku mulai terbiasa dengan candaan bahkan permintaan serius teman-teman sekelas, seperti ini

“ Beb, cowok lu ojek kan? anterin gue pulang dulu yah…” atau Sis, gue pinjam dulu yah pacarnya ntar sore nganterin aku yah. ” dan masih banyak lagi.

 

“ Sayang, kamu nggak papa kalau aku anterin mereka pulang dulu yah, aku balik lagi kok buat anterin kamu pulang. Tapi kalau kamu kelamaan nunggunya, aku…..”

“it’s ok…udah sana nganterin dulu, pelanggan nggak boleh di tolak” begitulah kira-kira percakapan kita.

 If you are wondering how I feel about it, let me tell you “I am happy and it doesn’t matter at all”

terkadang aku mala yang sibuk menawarkan jasa dan melist pemesanan perharinya dari teman-teman ku. In simple way the call me admin ojek. hehehehe

Even my best friend, Amira trying to stop me dengan kata-katanya yang  sudah amat sering menyakiti perasaan ku  atau mencoba menggoyahkan iman ku untuk meneruskan hubungan ini, semua itu tidak pernah berhasil.

“Mau, maunya sih pacaran sama ojek! heran gue” or the worst words I ever heard Mau dikasih makan apa elu kalau beneran jadian sama dia! ntar yang ada kalau malam mingguan, yakin gue duit elu kan yang pakai buat bayar makan, nonton sama parkiran. nggak yakin gue pakai duit dia. udah deh,,,, putus aja!!!”

Finally, Amira menyerah untuk menggoyahkan ku. Bahkan kini kisahnya berbalik she  becomes one of my boyfriend’s besti also. See….dunia ku selucu ini bukan?

 

3 tahun….nggak kerasa, aku akan begitu rindu dengan gerbang sekolah ini, lapangan basket yang selalu ramai disaat hujan turun, kelas yang selalu banjir bila hujan selama seminggu tak kunjung berhenti juga, jam kosong yang adalah waktunya aku menawarkan jasa pengantaran pacar ojek ku tersayang. Hmmmmm tak akan ada lagi, callingan dadadakan untuk rapat osis untuk ku, tak ada lagi waktu serius untuk sharing pelajaran dan pengalaman didalam ruangan penuh kenangan bertuliskan kelas IPA2 itu. Tak ada lagi teriakan “ eh, bagi jawabannya dong…” “ serius loe ada ulangan? wah mati gue…!”

 

And now…dalam ruang aula yang berisi ratusan siswa seangkatan ku yang cantik dan gagahnya berdandan entah sudah dari subuh untuh hari terakhir di sekolah terlihat penuh antusias saling menyapa dan berpelukan serta berselfiria. Hari ini adalah acara wisuda pelepasan siswa kelas 3, which is Me inside of this story. Then here you are….

“Selanjutnya, dari Wakil bidang Kurikulum akan mengumumkan 3 peringkat terbaik, juara umum untuk angkatan siswa SMA Kasih tahun akademik 2007/2008” Kata Bu Theo, yang hari ini dengan cantiknya menjadi MC acara wisuda kelulusan angkatan ku.

 Baik, ini adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu anak-anak sekalian, maka Bapak akan langsung saja mengumumkan untuk juara umum peringkat 3 dari kelas…..3 IPA 4 atas nama  Erlangga Adipurwadinanta dengan nilai UN rata-rata 92, peringkat umum ke 2 dari kelas 3 IPS2 atas nama Mawar Kusuma dengan nilai UN rata-rata 96,3. dan juara umum 1 dari kelas…………….” Pak Wanto menahan kalimatnya, yang membuat seisi ruangan heboh saling sahut-sahutan menebak siapa yang menjadi peringkat umum 1.

“Kelas 3 IPA2 Pak….” Teriakan kencang terdengar dari arah teman-teman seperjuangan ku

“Kelas 3 IPS1, Pak….” Teriak yang lainnya, saling bersahut-sahutan

“Pokoknya anak IPS Pak, Pride IPS pakkkkkkkk”

“Kelas 3 IPA3, pokoknya Pak….’” begitu riweh suasana pengumuman ini, yang menjadi pride dari kelas masing-masing.

“Ok, Ok…Bapak akan umumkan sekarang….tenang yah, untuk juara Umum 1 dengan nilai rata-rata 99,5 dari kelas 3 IPA2 atas nama Gracia Geraldine ”

Suara histeris gembira dan tepuk tangan tampak meriah menyambut sang juara umum itu maju kedepan mendampingi kedua temannya yang sudah duluan berada di depan untuk menerima penghargaanya.

Kebaya modisnya yang cantik dilengkapi riasan make up sederhananya, gadis manis yang selalu menjadi andalan teman sekelasnya dalam segala urusan ( tugas, PR, ulangan, catatan,dan segala jenis lomba) kini menjadi primadona seangkatan karena otak cerdasnya. Siapa yang tak kenal si juara lomba debat, siapa yang mampu mengalahkan bersinarnya mantan wakil osis, siapa yang dikaruniakan Tuhan wajah manis, cantik, sederhana dan setengah dari otak bapak Alberth Einstein ini. “Gege”, begitu namanya di panggil. Did I just describe myself to you guys?? hehe….For your information, it’s Me!!! Yuap….

 

“Uhhhhh That’s my girl!!” Teriakan Amira terdengar tembus merobek dinding telinga setiap orang sekaligus menghantarkan langkahku menuju mimbar untuk memberikan sepata dua kata sebagai ucapan terimakasih dan kalimat perpisahan untuk guru-guru tersayang dan teman seperjuangan ku.

Ku sampaikan kalimat perpisahan dan terimakasih untuk semua secara singkat, padat dan jelas! That’s the point. Yang ku tau pasti, kami akan sangat saling merindukan suatu masa nanti, saat semua sudah sibuk melepas seragam ini.

“Papa, bangga sama kamu Ge” Pelukan dari orang tersayang dan supportnya is my mood for life!

“ Itu cucu saya, itu cucu kebanggaan saya…” You guys can hear that, she is my grandma, my best of the best grandma ever! Sambil menunjuk kearah ku dan berkata kepada orang-orang sekitarnya, dibantu kaka dan adik ku yang sedang menopangnya berjalan menuju arah ku dan papa.

I got a lot of love today! Don’t ask where is my Mom? She is in heaven right now; she was busy for sending me praying and blessing every single day. And absolutely when she sees me now she is very proud of me! That what are my Dad and grandma said. I just would like to say “ Mom Thank you….”

Mau hadiah apa dari Papa?” Tanya cinta pertama ku itu dengan wajah bangganya setelah selesai acara wisuda.

“ehmmmmmm apa yah, mikir dulu deh, bolehkan Pak?”

“Mobil Ge, mobil ayokkk buru mumpung ditanyainkan” Bisik adik laki-laki ku yang masih duduk di bangku kelas 1 SMA dengan wajah tanpa noda dosanya memanfaatkan keadaan.

“ Itu mah mau elu, bukan mau gue…” Jawab ku jail

“ Ahhh Gege nggak asik, masa kita numpang mobil Kak Chris mulu sih kalau mau berangkat sekolah, ayo lah…ih kapan lagi dapat juara umum Ge, nggak lagi-lagi kalau udah kuliah…” Bujuk iblis disamping ku ini semakin bersemangat. Aku yang mulai berpikir untuk menjaili si bontot memberi kode ke arah kaka ku Mas Chris yang selalu ku panggil Abang.

“ Abang, kata Coy mobil abang…………..”

“ Susstttttttt…….” Si bontot langsung terlihat kaget dan takut hingga menutup mulut ku sebelum bocor melaporkannya kepada Abang. Mas Chris yang mulai melirik kearah aku dan Coy menunggu kalimat ku selanjutnya.

“ Nggak Bang, nggak papa, Gege nih iseng….Abang, pegangin aja Oma yah” Jawab Coy terlihat panik, takut dimarahi Mas Chris.

“ ihhh Parah lu!” Umpat Coy kearah ku kesal.

That’s my family members, Bang Chris adalah anak sulung dari keluarga ku yang sekarang kuliah semester 5 fakultas kedokteran Universitas Indonesia, yang paling di segani kedua setelah Papa di rumah oleh Coy. Nah, Coy adalah my lit’ bro, my sweet enemy. Papa, adalah Dokter spesialis dan Oma, yang selalu menggantikan sosok Mama dirumah membuat kami saling melengkapi, but wait…. Oma adalah special case, bukan seperti oma-oma pada umumnya. Oma ku diusianya yang semakin menua dan dengan segala kekolotannya masih memegang kukuh prinsip Family Pride first. let’s talk again… then Me, I am the only one princess in my family. Aku mungkin terlahir dari keluarga yang bahagia dan berkecukupan, semua yang selalu diinginkan anaknya selalu Papa sediakan. Kecuali Mama baru…. hehe, entah bagaimana ku kisahkan besarnya cinta Papa, hingga Dia setia menduda setelah kematian Mama, disaat aku dan Coy yang masih balita waktu itu membutuhkan sosok mama disamping kami, Papa always be there as a mother for us.

“ Uhhhhh That’s my baby girl,  I am the lucky besti ever….” Teriak Amira menyambutku dalam pelukan hangatnya.

“ Gila, sumpah… gue besti lu! sebangga itu sama elu Gege…” Tak henti-hentinya Amira memuji ku.

“Makanya belajar, biar sekali-kali kek dapat juara. Masa 3 tahun nggak pernah juara kelas ihhh…” That’s annoying sound of course is from Coy, yang selalu tak pernah akur dengan aku dan Amira.

“ Ih bocah!!! dasar lu….!” Jawab Amira yang sudah kebal dengan kata-kata Coy.

“Elu, biasa nggak ngalahin Kakak-kakak lu, tuh Bang Chris bentar lagi jadi Dokter, Nih Kaka lu Gege juara umum, nah elu….. uuuueekkkkk” Gantian kini Amira yang mengumpat pada Coy

Ihhh…bisa-bisanya banding-bandingin, orang juga udah tau otak pintarnya Papa udah diambil semua sama Gege, yah gue sebagai adik harus mengalah yang gue  dapat kelembutan hati dari almarhum Mama. Bela Coy

“ihhhh lemes banget tuh mulut….kelembutan hati, pala lu kelembutan hati!!”

Ok..ok Wait, that’s Amira! My bestfriend. Kalau kalian penasaran berapa lama kami mulai berteman maka jawabannya dari dalam kandungan Ibu masing-masing.  Mama dan Papa ku adalah teman baiknya Ibu dan Bapak Amira, tidak hanya berteman merekapun memilih setelah menikah untuk hidup bertetangga bahkan merencanakan program kehamilan anak kedua secara bersamaan dan lahirlah aku dan Amira. Soooo she is my family also. Dari SD, SMP, SMA belum pernah ada sekalipun kami terpisah, can you see betapa membosankan pertemanan ini? hehehehehe Kidding…..

“ Jadi, udah kepikiran masuk kampus mana…..?” pembicaraan serius diangkat oleh Om Adi, papa Amira

“Gege, mah masuk dimana aja pasti keterima nilai UNnya aja nyaris sempurna” Respon Tante Nanda, Mama Amira.

“ Iyeee… Gege mah enak nggak pusing-pusing mikir mau kuliah dimana, kamu nih Dek, diajarin mulu sama Gege kok nggak pintar-pintar sih” Canda Tante Nanda lagi

“ Gimana mau pinter tante, kerjanya pacaran mulu…” sambung si biang rusuh, Coy

“ Ih…. bocah, mulutnya ringan banget kaya angina yah. Dimana-mana juga tetap nggak bisa pintar Ma, orang Gege IPA aku anak IPS, ketemunya di mana? Stasiun Cikini? ” Bela Amira

“ Kenapa pada ribut, mikir kuliah dimana sih. mereka baru aja lulus kita perlu rayakan dulu kelulusan Gege dan Amira. Malam ini kita makan malam keluarga di luar, ingat yah Ronal, Adi, kosongkan jadwal kerja kalian sore ini khusus untuk anak-anak.” Kalau ibu Negara kebangsaan alias Oma yang bicara, nggak ada satu semutpun dapat menentangnya.

“ Aku boleh ngundang teman nggak Oma?” Tanya ku

“ Bolehlah…. ajak teman kalian berdua yang banyak yah….” Jawab Oma

“ Serius lu mau ngajak El, ketemu oma loh ini Ge!” Amira nampak panik sambil berbisik.

“Susstttttttttttttttttttttt!’ Ku beri kode diam untuk Amira.

“Awas aja lu! jangan gila-gila aja coba-coba ajak El ketemu oma, bisa jantungan dia di Tanya-tanyain sama Oma, lu tau oma kan Ge.” Amira masih saja panik dengan rencana undangan teman ke acara makan malam keluarga kami ini. 

“Ayok, temanin cari Ell dulu, dari tadi aku belum ketemu sama dia. ” Ku tarik tangan Amira untuk membantuku menemukan Ell di tengah kerumunan masa.

“Ell”, yuaps dia cowok biasa-biasa saja yang telah mencuri hati ku tepat 3 tahun yang lalu.

“Selamat yah sayang….sudah selalu jadi yang terbaik,  aku bangga sama kamu.” Ku dapati kado akan prestasiku dari sang pacar.

“Kamu malam ini ada acara nggak? kita mau makan diluar, bareng Mira juga” Tanya ku halus

“ Acara keluarga?” Tanya Ell memastikan.

“ Nggak juga sih,rame-rame aja…”

“Actually, ini acara keluarga sih Ell, lu tau kan ada Oma juga.” Sambung Amira

“Tapi, kata oma kita boleh ngundang teman-teman kita kok, iya kan Mir?” Ku beri kode pada Amira

“Iya sih, tapi saran gue, jangan deh Ell…..” Jawab Amira yang langsung saja ku tatap penuh kode untuk diam sebelum kata-katanya lebih menyakitkan lagi.

“ Iya…iya aku ngerti kok sayang, nggak papa. ntar aku usahain yah…” Jawab Ell santai, tanpa ada rasa sakit hati atau tersinggung sedikitpun ditunjukannya.

 

 itu kelebihannya yang aku sukai, even he knew it! ada gap diantara hubungan kita, yeah that’s my family. Status social diantara kita yang terkadang menjadi kendala dalam hubungan kami, aku tak pernah memberitahukan kepada keluarga ku bahwa Ell adalah pacarku. But I think, my Dad already knew it, karena pernah beberapa kali Papa melihat aku diantar oleh Ell, when he asked me who is he; I said He is my friend. Damn girl, you can’t lie to your parent’s right. Respon Papa? He is fine, selagi aku baik-baik saja dan nggak ada masalah dengan prestasi ku disekolah. Untuk 2 saudara ku? I think they even don’t care, dengan siapa aku pacaran. But it’s different untuk Oma, dengan old stylenya  yang masih memegang teguh Family pride first, Oma adalah orang yang paling selektif dan mempertimbangkan dari bibit, bobot dan bebet seseorang, I knew you guys will judge her! Namanya orang tua, mereka hidup pada masanya dan memegang teguh prinsip tersebut so it’s hard to change them.

That’s why, you guys now know, why Amira bersikap seperti itu terhadap Ell, she is absolutely an angel for us ( Me and Ell) dari segala ide gila ku.  

Acara makan malam inipun berlangsung, semua terlihat begitu bahagia. ini adalah hal yang paling membahagiakan bagi ku, berada di tengah keluarga yang selalu memberikan vibe yang positive bagi kami anak-anaknya, kasih dan sayang yang didapat selalu tulus dari semuanya. aku bahkan lupa bagaimana harus melalui 15 tahun hidupku setelah kepergian Mama, tanpa kasih sayangnya. Don’t worry Mom I got a lot of love here.

Ditengah makan malam ini, tiba-tiba saja Ell mengirimkan sebuah pesan singkat

“ Aku di depan” It shocks me, ku tunjukan isi pesan Ell kepada Amira, agar dia mengcover kepergianku di tengah-tengah keseruan makan malam ini. Ku temui Ell di luar, benar saja pacarku dengan rapinya sedang menunggu ku didepan.

“ Kenapa nggak masuk?” Tanya ku spontan

“ emmmmm…. kamu mau aku di interogasi Oma kamu, hehehe” Candanya

“ Iya juga sih, hehe….”

“Belum saatnya aku masuk sekarang, suatu saat nanti kamu yang akan harus memperkenalkan aku sama keluarga kamu, khususnya Oma kamu.” Bisiknya halus penuh canda

“ hehehe…oke oke, terus sekarang kamu mau kemana?”

“ Aku mau ngajak kamu, keluar sebentar, boleh?”

“Kemana?”

“ Ketempat favorite aku”

“ Tempat Favorite?” Ku terdiam sejenak, selama 3 tahun we event don’t have a favorite place together, yah katakanlah semua tempat makan di kaki lima pinggir jalan adalah tempat favorite setiap malam minggu untuk kami berdua.

“ Sayang…..mau nggak?”  Ell membuyarkan lamunanku

“ Ya udah ayok….”

 30 minutes later…

“ Sayang, kamu nggak bercandakan nggajak aku kesini?” Aku mulai terlihat panik dengan keadaan sekitar, yang gelap dan sunyi.

Sini, aku pegangin tangannya, hati-hati sayang ada batu…” Kata Ell ramah, sambil membantu ku untuk tetap berjalan mengikutinya.

“ Yang, kamu jangan gila deh, tempat favorite apaan kaya gini, serem tauuu ayok pulang…” Sepanjang perjalan menguji iman ini aku yang selalu sering protes. Tiba-tiba saja langkahnya terhenti, akupun spontan ikut berhenti.

 

“ Ma, kenalin ini Gege….” Katanya pelan, lembut, sopan dan bernada penuh kehangatan dengan mata sayunya. Then I realize, Ell membawa ku ke makam Ibunya. Ku pandangi makam yang telah retak-retak ubinnya ada sebuah figura berwajah ayu cantik dan kalem persis wajahnya seperti adik perempuan Ell. Kini, ku tau wajah tampan dan halusnya di dapati juga dari Ibunya. and This is my First time to meet his Mom but I mean nggak harus malam ini juga kan? bayangkan saja, Pacar mu membawa kamu di jam 7 malam ke makam Ibunya, what kind of sweet is it? dan aku sebagai seorang yang penakut sejak lahir jelas saja protes dan segera ingin pulang but situasinya berbeda ketika pacarku menyapa dan memperkenalkan aku dengan begitu lembutnya kepada almarhumah ibunya. Seketika rasa takutku hilang yang hadir hanya rasa haru dan sweet melihatnya.

“ Ge, ini Mama aku…..” Matanya berkaca menatapku

“ Hai Tante, salam kenal. saya Gege, pacarnya Ell…” Fix, I maybe look stupid right now, tapi asli demi apapun it feels like real. bertemu langsung dengan Ibunya sang Pacar and I am nervous. Jadi ini yang dimaksudnya tempat favorite.

Lama terdiam, entah Ell sedang berdoa atau aku yang terlihat semakin gugup dan takut bercampur menjadi satu dalam keadaan heningn inipun berbisik padanya

“ Sayang, kamu belum mau pulang? ini gelap, sunyi serem loh sayang…”

Bukan respon iya yang aku dapat, mala Ell menertawaiku akan tingkah konyol ku sendiri.

“ Sayang, ini baru sunyi, sepi dan gelap….bukan tanda kematian”

“ Ihhh kok ngomongnya gitu! pemali tau Yang…”

“ Kamu nggak perlu takut hanya karena gelap, sunyi atau sepi sayang, karena terkadang yang ramai, indah dan terang tidak selalu membuatmu bahagia. Sunyi, sepi dan gelap terlihat menakutkan namun sesungguhnya kamu membuthkan mereka untuk mengerti bagaimana harus hidup dalam kerasnya terang itu sendiri”

Katanya terlihat sederhana, but I knew something’s going wrong with him.

“ Kamu, ada masalah sayang?”  I told you before, pacaran 3 tahun. We don’t need sweet words to explain that pacar mu sedang dalam masalah. Terkadang dengan wajah dan kata-kata bercandanya saja hati mu langsung tau dia tidak sedang baik-baik saja. am I right?

“ Aku nggak papa sayang” Jawabnya memastikan sambil mengelus rambut ku

I know he is lying. Karena terkadang ketika seorang laki-laki berkata dia baik-baik saja dihadapan mu, dia hanya sedang tidak ingin terlihat lemah dimata mu. I got it babe, don’t worry!! ku alihkan topik pembahasan ini

“ Jadi, kamu udah tau mau lanjut kuliah dimana habis ini?”

‘ Aku nggak kuliah sayang…”

“ Kok nggak kuliah???” Nada ku kaget reflek meninggi, membuatnya menoleh dengan terkejut juga. Wajahnya masih saja bisa tersenyum dengan ekspresi ku yang heran.

“ Kenapa? kamu nggak suka kalau pacarnya nggak kuliah?” Candanya ramah

“Yah, bukan gitu sayang…. maksud aku, kamu mau ngapain kalau kamu nggak kuliah coba?”

“ Akukan bisa cari kerja dulu sayang…”

“ Yah mau kerja apa sayang, kamu cuma lulusan SMA.” Ok, nada ku mulai terdengar kecewa

“ Yah, apa aja, ojek, tukang, apalah pokoknya kerja aja….”

“ Yah, kenapa coba,  jelasin alasan logis kamu nggak mau lanjut kuliah?”

“ Kamu taukan sayang, aku nggak punya uang buat kuliah”

“ Kamukan punya tabungan selama ini, pakai aja dulu buat biaya masuk, selebihnya nanti bisa cari beasiswa kok. Kamukan lumayan pintar sayang, atau aku minta tolong sama Papa ku, papa pasti punya banyak kenalan yang bisa buat kamu dapat beasiswa. Aku telfon Papa yah…” Aku mencoba mencarikan solusi terbaik untuk Ell. Ell menghentikan ku menelfon Papa dan mengambil handphone ku.

“ Sayang, thank you karena sudah begitu peduli sama aku. Tapi tidak semua semudah yang kamu bayangkan sayang”

“ Apanya yang susah sih Ell, semua itu pasti ada jalan keluarnya kok, kamu jangan nyerah gini dong, let me help you yah pleaseeee…..”

“ Kamu udah terlalu banyak bantu aku kok sayang udah terlalu buaaayakkk banget. But please untuk kali ini…” Ell tak sanggup melanjutkan kalimatnya, aku tau dia tak ingin membuat ku merasa bersalah dengan memaksakan keinginanku. Berat untuk ku mengerti kemauannya, ada yang mengganjal dalam hati kecilku.

“Ok, kalau itu mau kamu…terus uang tabungan kamu mau kamu pakai untuk buka usaha? usaha apa? udah kepikiran belum?” Tanya ku lagi memastikan keputusannya sudah tepat

“Uangnya udah aku kasih ke Kakak semuanya, yah aku harus cari kerja baru lagi”

“ Wait…wait…wait, maksud kamu apa, ngasih ke Kakak?”

“ Kakak kan bentar lagi wisuda, dia butuh uang untuk regis dan biaya akhirnya. Kamu tau kan sayang Ayah nggak punya semua biaya itu.” Suaranya pelan terdengar namun tidak dengan suaraku

“ Loh, bukannya kata kamu, kakak kamu disana kerja juga? punya duit dong dia. Kenapa mala mintanya sama kamu??” Ok Fix, aku tak bisa mengontrol emosi ku, karena ini bukan pertama kalinya ku dengar.

“ Uangnya harus daftarain biaya untuk calonnya juga”

“ Jadi maksudnya, Uang yang dia kumpul selama ini untuk biayai pacarnya dan uang kamu dipakai untuk biayai keperluannya, gitu?? wah wah wah….hebat banget yah pacarnya. emang udah nggak punya orangtua apa yah pacarnya, sampai nggak bisa biayain kuliahnya sendiri juga??? Kakak kamu itukan pintar yah, kok jadi kaya orang nggak berotak gitu yah pola pikirnya gimana sih? itu baru pacar……belum jadi istri! dan bisa-bisanya dia nggak mikir kamu gimana, setelah semua tabungan kamu kasih ke dia?”

“ Sayang…….” suara lembut Ell mencoba menenangkan aku.

“ Nggak, nggak ah…aku nggak abis pikir aja, kok bisa yah kalian itu saudara kandung loh tapi kok bukannya saling membantu, mala saling manfaatin satu sama lain. Kamunya sih terlalu baik jadi adik!” Kata ku kesal

“Sayang ada mama aku loh dengerin….” Goda Ell lagi, agar marah ku meredah

aku yang mulai sadar akan situasi sekitar

“ Maaf yah Tante, habis anaknya ngeselin…..susah banget dibilangin, terlalu baik”

Ell tersenyum melihat tingkah ku yang comel.

“ Mungkin karena itu, hingga Tuhan dan Mama  menghadiahkan perempuan paling smart dan tangguh disamping ku, kamu…” Godanya sambil mencubit manja hidungku.

“ Ihhhh jangan bercanda sayang, ini dulu kelarin. Jadi kuliahnya gimana? kamu tetap harus kuliah loh….” Topik ku masih belum bisa dialihkan

“ Iya…iya…. aku udah ngomong sama Kakak, sekarang aku bantu dia dulu untuk selesai kuliah, setelah dia selesai dia akan bantu aku untuk kuliah.” Senyum kasnya menenangkan aku. Thank God

“ Bener yah….awas aja kalau kakak kamu bo’ong….kamu nggak boleh nolak lagi bantuan aku buat cariin kamu beasiswa”

“ Iya sayang comel aku iyaaaaa….”

sesederhana ini, lembut hatinya dan pola pikirnya membuat aku semakin jatuh cinta. bagaimana bisa aku tidak mencintai laki-laki disamping ku yang sedang khusuk berdoa. Entah dapat dorongan dari alam mana, aku tiba-tiba berdoa dengan khusuknya kepada Tuhan lewat Ibundanya untuk dirinya.

 

“ Tante, tau kan saya sesayang ini sama anak tante yang satu ini. Terimakasih karena sudah menjaganya dengan cara Tante dari alam sana, namun selama dia disini ijinkan saya untuk selalu menjaganya. tolong yah Tante, bantu dia bagaimanapun caranya agar dia menjadi Pria yang sukses suatu saat nanti, bantu dia agar apa yang dikerjakannya berhasil. Tante, nggak perlu takut saya akan selalu ada disaat dia membutuhkan seseorang untuk bersandar dan maaf bila saya akan sering cerewet disaat dia terlalu baik dan gampang dimanfaatin orang. But believe me Tante, I do my best for Him, so don’t wory “

“ Lama banget doanya sayang….” Bisik Ell yang menanti ku selesai

“ Aku nggak lagi doa kok”

“ Terus, nggapain tuh pake merem lama gitu…”

“ Lagi diskusi aja sama Mama kamu, lagi minta ijin aja akan hak mengomeli kamu kalau kamu terlalu baik kaya gini”

“ Hahahahhahaha lucu gemesss kamu sayang….ayok, aku anter pulang”

“ Oh shit!!! I forgot……mati gue di cariin oma” Gerutu ku dalam hati

 

 

                        When you Love…

                        You just Love without reasons 

                        To be continue Part 2

Comments

Popular posts from this blog

AS " Arkana & Sabrina" (Part 4)

Perempuan & Egonya Part 20