AS " Arkana & Sabrina " (Part 5)
ARKANA &
SABRINA
Semesta berbicara……
Beberapa Minggu setelah acara pertunangan CEO Appen grup Arkatama
Birendra dan selebgram Nayatanaya menjadi sorotan media dan perbincangan
publik, semua kembali ke kehidupan normal. Hiruk-pikuk kesibukan seperti biasa menjadi
rutinitas yang terjadi di Butik Find Love,
“
Aduh pusing deh eike lama-lama, ini banyak banget lagi proposal yang
masuk, tolong kamu simpan ini di meja bu
Agnes yah, yang ada stick note kuningnya itu enggak usah dikasih ke bu Sabrina
yah, simpan aja di meja bu Agnes.” Cipa mumet sendiri dengan pekerjaan
yang semakin hari semakin menumpuk tak ada habisnya, sambil memberikan sejumlah proposal kerja sama yang telah
diseleksinya untuk dilihat kembali oleh Agnes sebelum meminta tandatangan persetujuan dari Sabrina.
Selesai sudah pekerjaan nya
siang itu, Cipa membuka akun sosial medianya untuk mencari beberapa hiburan,
betapa terkejutnya ketika membaca headline news siang itu.
“
Demi apa?????OH NOOOOO….” Merasa kurang yakin dengan berita yang dibacanya
barusan, Cipa kemudian mencari informasi lebih lanjut, menghabiskan waktu
berjam-jam untuk mencari kebenaran isi berita tersebut, Cipa akhirnya meminta
salah satu karyawan butik untuk mengganti chanel TV siaran gossip dan benar
saja semua headline news siang ini isi beritanya benar seperti yang dibacanya
dalam situs media online sebelumnya.
“
Sabrina………….Na……………..Na….” Teriak Cipa histeris sambil berlari menuju ruangan
Sabrina yang terletak di ujung koridor Butik.
Sabrina menatap sahabatnya dengan heran tanpa bertanya ada apakah gerangan
hingga Cipa sehisteris itu didalam kantornya.
“
Lu, pasti kaget baca berita ini….” Sambil membuka Handphone nya kembali, mencari berita
sebelumnya untuk diberikan kepada Sabrina. Sabrina yang menerima Hp pemberian
Cipa langsung saja menscroll isi berita tersebut. Ekspresi kaget yang sama diberikan Sabrina saat membaca tiap
tulisan dalam berita tersebut.
“ Benerkan?? aneh enggak sih Na, menurut lu isi beritanya??” Cipa
bertanya. Sabrina terdiam ekspresi biasa saja di tunjukan dihadapan Cipa sambil
mengembalikan Hp miliknya tersebut, seakan tak ingin ikut campur dan peduli
dengan berita tersebut.
“ Masa headline beritanya seperti ini, Dikabarkan gagal menikah selebgram
Nayatanaya kembali menghabiskan waktu healing ke Bali seorang diri. Ini lagi
nih satu lagi, CEO muda Arkatama Birendra dan Selebgram Nayatanaya dikabarkan
membatalkan pernikahan mereka yang tinggal dua minggu lagi, APA INI BERITANYA
COBA?? ini…ada lagi, Pisah dengan baik-baik, Nayatanaya dan Arkatama saling
mendoakan, tidak ada isu orang ketiga diantara batalnya pernikahan mereka. WHAT
THE HELL????” Baca Cipa satu persatu dari judul berita tersebut. Sabrina
masih saja tidak menanggapi respon kaget Cipa akan berita yang menjadi tranding
topic hari ini di sosial media.
“ Mana akun Nayatanaya di non aktifkan lagi, jadi mau cari tau kebenaran
beritanya jadi susahkan….aneh banget nggak sih Na, menurut lu??”
“Aneh gimana?”
“ Yah masa iya, baru kemarin pesta para sultan, mereka terlihat baik-baik
aja kok, walau kita yang lain udah gondok banget sama perempuan ular itu, kok hari
ini berubah 360 derajat..” Jelas Cipa lagi. Karena Sabrina tak jua
meresponnya, Cipa menaruh curiga.
“ Na, lu nggak labrak Nayakan waktu acara pertunangan mereka kemarin?
atau ngancam Arka gitu….??” Selidik Cipa.
“ WHAT????” Sabrina terkejut dengan pertanyaan barusan, ekspresi
wajahnya berubah heran.
“ Iya sih, nggak mungkin juga seorang Sabrina ngelakuin hal itu, enggak
penting juga buat lu! tapi kok bisa yahhhhhhhh??? ah….apa Arka tau kalau dia
dibohongi selama ini oleh Naya? Tapi, nggak mungkin, kalau Arka tau masa mereka batal
menikah dengan berita yang baik-baik saja tentang hubungan keduanya? NAH! Apa mungkin bu
Ningsi turun tangan yah?? Atau the power of Kak Atta? bisa jadikan yah??hmmmmmmmmmm bisa jadi….” Cipa
mulai berasumsi seorang diri.
“ Ah…rumit! apa gue telfon Sri aja yah buat tanya langsung” Cipa bersuara
lagi, tak juga dipedulikan Sabrina.
“ Emang masih ada hubungan keluarga yah antara elu sama Arka atau Naya?”
“
Yah, nggak gitu juga sih Na, tapi ini tuh aneh nggak sih….”
“Terus
kalau aneh, lu mau ngapain? penting banget terlibat dalam hubungan mereka?”
“
Ah elu mah susah di ajak gibah…bisa jadi ada konspirasi besar di balik semua
ini”
“Konspirasi??konspirasi
apaan? ngacooo kamu Cipa!”
Tiba-tiba pintu di ketuk,
Agnes masuk sambil membawakan proposal yang sudah di periksa nya untuk di
tandatangani Sabrina.
“ Na, ini ada tawaran
kerjasama dengan perusahaan periklanan untuk design baju-baju model iklan acara
TV untuk minggu depan dengan konsep pakaian adat Nusantara, konsep mereka bagus
kok dan ternyata cuma butik kita yang diprioritaskan menjadi vendor iklan ini,
gue udah search informasi perusahan ini dan Ok banget, Doni juga bilang kalau
perusahaan mereka ini yang terbaik di bidang periklanan, ini proposalnya…”
Agnes memberikan Proposal tersebut kepada Sabrina untuk dibaca, Cipa yang
mengetahui bahwa proposal tersebut adalah milik perusahaan Arkatama langsung
memberi kode kepada Agnes untuk menghentikan aksinya dan jangan memberikan
proposal tersebut ketangan Sabrina, mengingat hubungan yang kurang baik
diantara kedua CEO hebat tersebut. Sayang, Agnes yang tidak tau apa-apa, dan
arti kode yang diberikan Cipa kepadanya sudah begitu saja memberikan proposal
kerja sama tersebut kepada Sabrina. Tanpa curiga dan degan teliti membaca isi
proposal tersebut Sabrina angkat suara.
“
Jadi Doni kenal dengan orang yang kerja di perusahaan ini?” Tanya Sabrina
sambil bersiap menandatangani kontrak kerja tersebut. Cipa tampak panik melihat
Sahabatnya yang tak tau menau bahwa CEO perusahaan tersebut adalah orang yang
membenci nya atas gagalnya berita pernikahan mereka kemarin langsung mengalihkan
pembicaraan.
“
ehh Na, kan banyak tuh proposal yang masuk, nggak mau lihat yang lain dulu?
konsep yang lainnya juga nggak kalah bagus kok..”
“
Tapi ini oke juga kok Cipa, kitakan selama ini belum pernah coba pakaian adat
Nusantara, Sabrina pasti suka, iyakan Na?” Sambung Agnes tanpa mengerti
maksud yang diutarakan Cipa barusan, Cipa mulai geram dengan sahabat
disampingnya yang benar-benar tidak mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi.
“
Tapi Na……” Cipa berusaha lagi
“
Bagus kok ini, aku suka, kapan kita bisa meeting sama tim mereka?” Tanya Sabrina
sambil menyelesaikan tandatangan dalam proposal tersebut.
“
Besok udah bisa, aku bisa hubungi Doni soal ini untuk atur schedule meeting
kita besok, kebetulan Doni kerja diperusahaan ini juga” Jawab Agnes
“Perusahaan
ini juga?? Maksud kamu kontrak kerja kita ini dengan perusahaan Appen, tempat
Doni bekerja??” Sabrina mulai sadar satu hal yang
ditakutkan Cipa dari awal, sambil melihat kearah Cipa yang tenga berpura-pura
menatap tembok dan sekitar ruangan
Sabrina dengan acting pura-pura tidak mengetahui datangnya kontrak kerja dari
perusahaan Arka tersebut.
“
Hemmm catnya mulai usang yah warnanya, mau diganti aja nggak sih Na?” Cipa mengalihkan
pertanyaan Sabrina barusan.
“
Iya Na, Appen tempat Doni bekerja,
kenapa? kok ekspresinya gitu semua, apa ada yang salah?” Agnes menyadari
ekspresi wajah Sabrina yang berubah.
“
Cipa………………..” Sapa Sabrina lembut, Cipa yang telah lebih dahulu tau apa yang akan
dikatakan sahabatnya itu, mulai angkat bicara.
“
Iya..iya salah gue! harusnya gue ngasih tau Agnes dulu, tadi gue cuma pesan
buat pisahin proposal yang gue kasih stick note warna kuning biar nggak sampai ke meja elu.” Jelas Cipa
dengan wajah bersalahnya. Agnes yang merasa tidak menerima stick note apapun
dari Cipa membela diri
“
Tapi di proposal ini nggak ada stick note apapun Cipa”
Sabrina
kembali melotot kearah Cipa, meminta pertanggung jawabannya.
“
Yah….jatuh kali, dibawah karyawan ke ruangan Agnes, tadi…” Bela Cipa dengan
suara rendahnya penuh rasa bersalah.
“
Emang ada yang salah yah dengan perusahaan Appen?” Agnes benar-benar polos
“ Selama lu honey moon kemaren nih beb, hampir terjadi pertikaian besar antara CEO Appen grup Arkatama sama CEO Find Love Butik, tau nggak!” Bibir Cipa menunjuk kearah Sabrina
“
Kenapa Na?” Agnes penasaran sambil menarik kursi didepannya untuk duduk dan
mendengarkan cerita dari Sabrina.
“
Udah nggak papa-papa kok” Jawab Sabrina santai
“
Kok nggak papa? jangan jadiin gue orang bego sendiri yang nggak tau apa-apa dong kalau
kaya gini, kenapa bosnya Doni? nggapain dia sama Sabrina? biar gue labrak
sekalian, bodo amat mau dia atasan suami gue…” Agnes terbakar emosi
“
Panjang waa ceritanya, intinya kita mergokin calon istrinya selingkuh, masih
ingatkan lu sama seblebgram yang gue ceritaain waktu itu?”Cerita Cipa
“
Iya tau gue….kan baru kemaren kalian hadirin pestanya kan, terus?” Agnes menanti
penjelasan lebih lanjut.
“
Intinya, si Arka itu nggak percaya sama omongan kita, mala tuduh Sabrina ingin
merusak acara pertunangannya! eh mala sekarang beritanya mereka berdua batal
menikah dong”
“ Bagus dong itu……………..” Respon Agnes
“ Bagus gimana beb? orang sekarang lu mala ngasih Sabrina buat tandatangan
kontrak kerjanya, gimana sih? nggak makin terjadi pertikaian tuh diantara
mereka berdua??” Jelas Cipa lagi, Agnes menatap Sabrina dengan rasa
bersalah.
“
Maafin gue Na, gue nggak tau..kalau lu mau, gue batalin aja nih kontrak kerja
kita, gimana?”
“
Nggak usah, itukan masalah pribadi, ini masalah kerjaan, kita ambil aja, lumayan gede kan bayarannya. ” Jawab Sabrina
pasti. Cipa dan Agnes saling berpandang, tak ada yang bisa mereka perbuat jika
Sabrina sudah menggunakan keprofessionalan kerjanya dibanding mementingkan masalah
pribadi yang terjadi diantara mereka. Mereka yakin dan percaya jika sahabat
mereka telah berkata demikian maka yang terbaik yang akan dikerjakannya.
Sehari
sebelum berita batalnya pernikahan antara Arkatama dan Naya di publikasikan
oleh media, mereka berdua bertemu untuk
membicarakan masalah serius.
“
Hai sayang….tumben kamu nggajak kita ketemuan ditempat gini, kangen yah sama
aku?” Goda Naya saat tiba ditempat yang sudah ditunggu Arka terlebih dahulu.
“
Kenapa sih sayang, kok ekspresi wajahnya kaya gitu, kangen yah sama aku….oh yah
sayang ini aku baru beli tas hermes, harganya 350 juta, cantik kan? aku pake kartu kredit yang kamu
kasih kemarin hehe, nggak papakan sayang? Ini juga aku ada lihat koleksi berlian untuk
dipake diacara resepsi kita, akau maunya yang ini, bagus kan? menurut kamu
gimana sayang? Tapi sayang…limit kartu kredit ku udah mau abis, aku boleh nggak minta yang
baru lagi, boleh yah sayang…..” Naya tampak manja dan terlihat sibuk mempersiapkan
kemewahan acara pernikahan mereka yang tinggal 2 minggu lagi.
“
Nay, mari kita akhiri disini saja….” Suara Arka terdengar tegas
tanpa ekspresi di wajahnya. Ekspresi girang dari wajah Naya berubah drastis, Ia shock mendengar perkataan Arka barusan. Ia masih mencoba tenang, mungkin saja
Ia salah dengar karena kebisingan disekitar mereka.
“
Sayang…kamu bilang apa tadi? akhiri disini, maksud kamu? aku nggak usah pake
kartu kredit lagi? nggak bisa gitu dong sayang, aku tuh masih butuh untuk
peralatan make up, acara bridal shower sama teman-teman aku lusa, masih banyak
yang harus…..”
“ Kita tidak perlu melanjutkan pernikahan ini” Jawab Arka terdengar
lebih tegas kali ini.
“
WHAT? sayang….kamu sakit? kamu lagi banyak kerjaan kantor? sorry kalau aku buat
kamu stress karena persiapan pernikahan kita ini, kamu tau sendirikan aku juga
sibuk menyiapkan semuanya, kamu jangan suka prank gitu deh….” Naya masih
mencoba tenang menanggapinya.
“ Naya, aku serius…..”
Naya menghentikan aktivitas
membuka majalah berlian yang akan
ditunjukannya kepada Arka, kini Ia menatap Arka dengan penuh keseriusan dan mulai bercucuran air
mata.
“ Aku punya salah apa sama kamu sayang, kok kamu tega ngomong kaya
gitu….” Suaranya terdengar penuh kesedihan, airmatanya mulai berlinang
deras. Arka tidak memberikan alasan apapun akan pernyataannya barusan, Ia hanya
terdiam menunggu Naya tenang dan diam dalam tangisnya sambil memberikan tisu
kepada Naya.
“ Apa sih salah aku sayang….? apa gara-gara keluarga kamu, iya? kakak
kamu? ibu kamu? mereka nggak setuju? atau kamu lebih percaya sama mereka?? atau
jangan-jangan semua ini ada hubungannya dengan Sabrina dan Kak Atta waktu itu?”
Naya mencoba memanipulasi keadaan, playing victim mengapa Arka tega seperti itu
kepadanya.
Arka menaruh diatas meja
beberapa bukti foto Naya sedang bermesraan diluar hotel dan diruang publik dengan beberapa pria.Betapa terkejutnya Naya saat mendapati foto-foto tersebut.
Mencoba membalikan keadaan dengan memutar otak sedemikian caranya agar Arka
kembali percaya kepadanya lagi, Naya mengeluarkan semua ekspresi sedih dan
teraniaya dihadapan Arka.
“
Sayang, kamu percaya dengan semua ini? aku kan udah bilang sama kamu kalau ini
om aku…”
“ Apa penjelasan kamu dengan pria yang lainnya di foto itu?” Potong
Arka
“
Kamu dapat ini dari mana? benerkan dugaan aku kamu lebih percaya sama designer
itu dari pada aku tunangan kamu sendiri, kamu taukan aku itu public figure
banyak gossip yang mencoba menjatuhkan aku apalagi mereka tau aku calon istri
kamu…aku berani sumpah Arka….” Tangis Naya semakin keras.
“
Semua ini tidak ada hubungannya dengan Sabrina atau kak Atta, aku udah tau jauh
sebelum mereka tau semua ini, dan perlu kamu tau Sabrina sampai saat ini tidak
pernah mengatakan apapun tentang kamu….” Jawaban Arka sontak saja
membuat Naya semakin shock. Arka sudah tau jauh sebelum Sabrina dan Kak Atta mengetahui perselingkuhan nya? lalu kenapa Arka diam saja? dan tetap mau bertunangan dengan nya?
“
Maksud kamu??” Naya mulai panik, keadaan berubah kali ini, Ia benar-benar tak bisa
mengelabui Arka lagi seperti sebelum-sebelumnya.
“
Selama ini, aku minta tolong salah satu ajudan ku untuk awasi kamu, kemanapun
kamu pergi….”
“
Apa?? kamu awasin aku?? kamu nggak percaya sama aku Arka?” Naya mendesak
seakan Arka patut disalahkan untuk ini.
“
Aku tau ini salah! tapi ku rasa ini perlu, karena sudah terlalu sering kamu membohongi ku”
“Membohongi
bagaimana Arka??”
“
Ke Bali waktu itu??”
“
Aku ke Bali buat kerja Arka, ya Alloh…bisa-bisanya kamu….”
“
Kalau begitu, bisa kamu jelaskan siapa itu Erwin???” Desak Arka
“ Eeeer…….dia…dia…dia” Naya
terdengar gagap dan bingung harus berkata apa, diberikan pertanyaan tiba-tiba
seperti itu oleh Arka.
“
Siapa? teman? manager? sahabat? om kamu? sepupu? atau simpanan kamu yang kamu
sembunyikan selama ini? kamu ke Bali untuk kerja? yakin? bukan untuk
menghabiskan waktu berdua bersama Erwin? aku masih diam saja saat yang kalian
gunakan untuk bersenang-senang adalah kartu kredit ku, apa pernah aku marah?
mungkin kamu lupa saat memberitahuku bahwa
kamu sedang bekerja tapi ternyata kalian sedang bersenang-senang
disebuah Bar menggunakan kartu kredit tersebut. aku tau semua itu Nay...”
“Sayang, aku bisa jelasain…………………”
“ Tadinya ku pikir, it’s Ok. Semua orang bisa melakukan kesalahan. Semua
orang berhak mendapatkan kesempatan untuk berubah, aku maafkan kesalahan kamu
dalam diam ku, karena aku yakin kamu bisa berubah, semenjak keseriusan kita
untuk berumah tangga. Jauh sebelum Sabrina dan Kak Atta memberitahukan ku soal
ini, aku sudah berniat membatalkan semuanya, tapi….”
“
Tapi apa Arka?”
“
Aku yang terus kau sakiti ini, masih memikirkan bagaimana caranya agar tidak
mempermalukan mu dihadapan banyak orang. Di hadapan keluarga ku, di hadapan teman-teman mu, di hadapan mereka semua yang sebenarnya menganggap aku bodoh dan mau saja di perdaya oleh mu!”
Mendengar kalimat tersebut
Naya, menangis histeris, hatinya terluka seakan ada sebuah tombak yang menembus
dadanya, ternyata pria tak berdosa yang duduk dihadapannya ini masih berusaha
menyelamatkannya dari rasa malu dan cemo'oan orang-orang bila tau yang sebenarnya
terjadi. Masih bisa-bisanya Arka mengutamakan perasaan Naya diatas penghianatan yang dia terima. Bagimana bisa seorang laki-laki yang telah terluka, masih menghormati perempuan tersebut? bagimana bisa Arka?
“
Ku pikir, ini salah satunya cara terbaik untuk kita, aku tak ingin namamu
hancur karena berita perselingkuhan itu benar adanya, Ini usaha terakhir ku
Naya, Mari kita selesaikan disini, kau... ku ijinkan pergi, tapi ingat jangan pernah untuk kembali lagi, sudah ku maafkan semua salah mu, kau berhak bahagia dengan
pilihan mu, begitu juga aku, bukan?” Berkelas dan berkarismatik
Arka menjelaskan yang selama ini disembunyikannya dihadapan semua orang. Naya
benar-benar tak menyangka, semua kelicikannya dan kebusukannya selama ini yang
menurutnya terbungkus rapi ternyata diketahui oleh Arka, hanya saja pria baik
hati dan dewasa ini memaafkannya begitu saja dan mengakhiri semua dengan cara
yang indah dan dewasa tanpa menyakiti siapaun bahkan sudah menyelamatkan nya dari rasa malu,
walau sakit yang Ia rasa telah menyia-nyiakan laki-laki terbaik dalam hidupnya
karena kebodohannya sendiri, tak ada habisnya Naya menangis, menyesali
perbuatannya dihadapan Arka.
“
Maafin aku…..Maafin aku, aku benar-benar minta maaf Arka, aku nyesal, aku
bodoh, aku kotor…..maafin aku….” Naya menangis sejadi-jadinya, perempuan mana yang tidak tersentuh dengan perlakuan yang dewasa menerima semua luka seperti ini.
“
Kamu laki-laki hebat dan terbaik yang
pernah diijinkan Tuhan untuk merubah hidupku, bodoh dan tololnya aku tidak juga
menyadari itu semua, dalam diam dan dewasa mu sudah kau maafkan begitu saja
perbuatan ku, aku minta maaf Arka….hiksss hikssss, Terimakasih karena sudah
menyelamatkan ku dari rasa malu, aku tak tau harus berkata apa, seribu maafpun
aku tau itu tak pantas kau terima dari ku, aku benar-benar malu di hadapan mu
kini Arka…”
“
It’s ok Nay, semua orang pernah melakukan kesalahan hanya saja setiap manusia
juga tidak pantas untuk dipermalukan atas kesalahannya itu, aku sudah memaafkan
mu dan ini jalan terakhir untuk hubungan kita…”
“
Makasih yah Arka, aku benar-benar enggak tau lagi harus ngomong apa lagi sama kamu,
aku benar-benar berterima kasih atas kebaikan hati kamu, kamu pantas dapat yang
terbaik dan benar itu bukan aku orangnya, aku akan urus semua berita ini, terima kasih karena sudah menyelamatkan ku sekali lagi dari rasa malu…”
“
Aku mau minta tolong Naya, soal masalah Sabrina….”
“
Aku tau, aku paham…aku akan klarifikasi semuanya dengan segera, dia perempuan
baik-baik, sampaikan permintaan maaf ku bila kau bertemu lagi dengan nya, aku sudah cukup malu bertemu dengannya secara langsung kini…..” Isak tangis Naya tak ada
hentinya. Perbincangan yang serius yang terjadi diantara keduanya mengantarkan mereka pada keputusan final bahwa pernikahan ini tidak akan pernah terjadi, Arka telah
mengetahui semuanya dari lama hanya saja Ia tak cukup tega mempermalukan Naya
di hadapan keluarganya bahkan ketika kakaknya sendiri sudah memberikan nya banyak
bukti, Ia tau betul bagaimana memperlakukan seorang wanita, walau tak sedikit orang yang mencapnya sebagai laki-laki bodoh. Ia memilih mengakhirinya dengan
baik-baik dan dewasa, setelah acara pertunangan mereka, agar nama baik keluarga dan nama
baik Naya tetap terjaga, walau sakit yang didapatinya. Tidak semua orang harus
tau bentuk pengorbanan mu, yang perlu kau tau, kau sudah melakukan hal benar
menurut hati mu dan bukan menurut pikiran orang-orang.
Keesokan harinya, Meeting
perdana antara penanggung jawab Appen bagian promosi dan Butik Find Love
dilaksanakan di kantor Appen, Doni tampak girang menyambut kedatangan istri dan
sahabat-sahabatnya itu.
“
Akhirnya setelah sekian purnama, kita bisa kontrak kerja bareng juga yah…” Doni bahagia
“
Ayo, aku antar ke ruang Meeting” Lanjut Doni
lagi
di dalam ruangan meeting
telah menanti Arka dan para tamu lainnya untuk membahas kerjasama tersebut, kehadiran
Sabrina sebagai fashion designer utama proyek mereka amat sangat dinantikan,
semuanya terlarut dalam obrolan serius untuk perencanaan dan pelaksanaan proyek
tersebut, sampai penentuan model dan lain-lain. Semua berjalan dengan lancar.
Namun dari kursi yang berbeda Cipa tampak mengawasi sekali-kali didapatinya
Arka mencuri pandang kearah Sabrina saat tak ada seorangpun yang
memperhatikan mereka. Cipa menjadi curiga dengan cara pandang Arka kepada sahabatnya
itu, apakah Arka masih menyimpan dendam? atau Arka sedang merencanakan sesuatu?
batin Cipa bergejolak.
“ Senang bisa bekerja bersama dengan anda semua” Suara Arka lembut sambil mengakhiri meeting mereka yang berlangsung
kurang lebih 2 jam tersebut, Semua tampak merapikan barang bawaan masing-masing
dan keluar satu persatu dari ruang rapat tersebut. Tiba-tiba saja,
“
Emmmm Sabrina, bisa kita bicara sebentar?” Sontak saja, pertanyaan
Arka yang tiba-tiba tersebut membuat Cipa dan Agnes sontak saja menatap curiga
padanya dan menahan sahabat mereka tersebut dengan tatapan hati-hati. Belum
juga Sabrina menjawab pertanyaan Arka, datang Sri dengan panik tengah berusaha
menahan Atta yang mencoba untuk masuk ke ruang rapat yang telah selesai
tersebut, hanya tersisa Arka, Sabrina, Cipa dan Agnes.
“
Maaf pak, saya sudah menahan Bu Atta, tapi…..” Sri tampak takut dihadapan
Arka yang tak kuasa menahan sang kaka masuk menemuinya tanpa membuat janji
terlebih dahulu.
Sabrina yang melihat
ekspresi wajah Atta yang amat terkejut langsung menarik Cipa dan Agnes untuk
keluar dari ruangan tersebut dan menunggu di luar ruangan.
“Ya sudah Sri, kamu boleh pergi…”
“
Permisi Pak…..”
“
Ada apa lagi sih Kak?”
“ Harusnya aku yang tanya kaya gitu, ada berita apa lagi sih Arka??”
Sambil melempar tabloid berisi headline berita, yang bertuliskan Arka dan Naya
yang batal menikah ke meja kerja Arka.
“ Kok diam aja? jawab Arka….”
“
Kak Atta mau aku jawab apa?”
“
Apa kek…..terserah!!”
“
Iya berita itu benar…”
“Seriously??” Wajah Atta girang bukan main mendengar jawaban sang
adik.
“
Sudah aku jawab kan kak? ada lagi, aku masih harus ketemu sama Sabrina di luar ada yang mau kita bahas.”
“
Wait, tadi ada Sabrina yah? kok aku enggak lihat yah, buru-buru kali yah jadi enggak
ngeliat” Sontak saja Atta mala keluar dan memanggil Sabrina untuk masuk dengan
gaya girangnya memberi kode Sabrina untuk masuk.
“ Sini ayok masuk….” Sambil tersenyum girang dari balik pintu.
Sabrina yang heran kenapa dirinya tiba-tiba disuruh masuk oleh Kak Atta,
melangkahkan kakinya masuk tanpa tau apa yang sedang terjadi.
“ Ada apa yah kak?” Sabrina tampak bingung berada di antara dua kakak
beradik tersebut. Arka bahkan tak menyangka sang kakak tiba-tiba saja
mengundang Sabrina untuk masuk, membuatnya mulai hilang kendali.
“
Na, kamu sudah bacakan beritanya?” Atta memberikan tabloid yang dibawahnya untuk
dibaca Sabrina. Sabrina mengangguk iya dengan pelan dan penuh hati-hati, saat
membaca headline berita tersebut.
“ Mereka sudah putus ternyata” Bisik Atta pelan ke Sabrina dengan
ekspresi bahagianya.
“
Kak Atta please… Kalau kaka masih punya urusan lain lagi, kaka bisa telfon aja
atau kita bisa bicarakan ini di rumah oke? aku masih ada urusan kerjaan sama
Sabrina” Tegas Arka
“
iihhhh gitu aja marah, jangan marah-marah dong, upsss lupa baru putus yah jadi
emosinya masih belum stabil hehehe….” Canda Kak Atta. Sabrina terheran-heran melihat tingkah dua saudara ini hanya terdiam.
“
Jadi bener nih…udah putus yah??? bener kan…..akhirnya, Sri Sri………di catet yah
Bos kamu sekarang single yah, bikinin spanduk yang gede depan kantor…….” Teriak Kak Atta sambil meninggalkan Arka yang tampak
kesal dengan sikap sang kaka dan juga Sabrina. Arka yang mulai bingung harus memulai percakapan dari mana setelah kehadiran sang kakak, mencoba menarik nafas panjang dan berusaha
kembali professional di hadapan Sabrina.
“
Kamu sudah makan siang?” Sontak saja pertanyaan yang keluar dari mulut Arka
membuat Sabrina terkejut.
“ HAAAAAAAAAA!” Sabrina kaget bukan main, pertanyaan yang tidak
disangka-sangka.
“ Bukan,,,bukan itu, maksud saya kalau kamu belum makan siang mau saya
ajak kita makan di luar untuk bicarakan urusan proyek ini…” Arka terdengar
terbata-bata, perasaannya bercampur aduk, dan hilang konsentrasi, terlihat berul bahwa Ia benar-benar gugup dan hilang kendali.
Sabrina terlihat diam dan
mencoba mengamati situasi sekitar sambil memberikan tatapan penuh tanya
kepada Arka anak maksud ajakannya barusan.
“
Sorry, tadi saya punya banyak pertanyaan yang mau saya diskusikan soal proyek ini, tapi kedatangan kak Atta barusan tiba-tiba semuanya hilang, buyar....…saya……” Arka mencoba
menjelaskan secara perlahan agar Sabrina tak salah paham padanya.
“
Oww…key, but saya sudah punya janji siang ini…”
“
Bagaimana dengan makan malam?” Arka langsung menyerang dengan pertanyaan lagi
“ Makan what? makan malam?” Sabrina kembali terkejut dibuatnya.
“
Maksud saya…biar saya tidak lupa akan apa yang mau saya tanyakan dalam waktu
dekat, ini soal…..” Arka terdengar semakin kacau dan gugup.
“
I got this! saya paham ini soal kerja'an…oke! Be calm….tenang, saya mengerti
semua itu”
“
Ah syukurlah kalau kamu paham dan tidak berpikiran macam-macam” Arka terlihat
lega.
“ Owkey! ada lagi?” Tanya Sabrina santai
“
Enggak ada, nanti malam di restoran Jepang…..kita….”
“
Arka! I got this, kamu bisa minta sekertaris kamu untuk sherlock ok? Kalau
tidak ada, saya boleh pergi?”
“Okey, Sorry Sabrina tadi..….”
“It
just fine…”
Malam harinya, Sabrina menepati janjinya untuk membicarakan pekerjaan yang sedang mereka kerjakan bersama, terlihat Arka tengah menanti kedatangan Sabrina di salah satu Restoran Jepang di daerah Kemang, Jakarta Pusat.
“
Hai….sudah lama?” Tanya Sabrina basa-basi
“ Nope! Baru beberapa menit
yang lalu…” Jawab Arka santai menyambut kedatangan Sabrina, tiba-tiba dari
arah belakang Sabrina, terlihat seorang pria yang tak kalah tampannya dari Arka mendekat.
“ Hai Arka….” Senyum Vano ramah kepada sepupunya itu, Arka yang tak
mengira bahwa Sabrina akan datang bersama Vano pun terkejut.
“ Vano, kamu disini juga?”
“
Aku nganterin Sabrina, kasihan dia malam-malam keluar sendirian, enggak papakan
kalau aku gabung?” Tanya Vano
ramah.
“ Tadi Vano dari butik, udah aku bilang enggak usah di anter, tapi katanya
dia juga mau ikut ke sini, jadi enggak papakan? berhubung Vano bagian management juga aku
pikir harusnya enggak ada masalah.” Lengkap Sabrina lagi, Arka hanya terdiam.
Sebenarnya ada sesuatu yang ingin disampaikan Arka secara pribadi kepada
Sabrina, sayang niat baiknya itu harus disimpannya dahulu, semesta sedang tidak
mendukungnya kali ini.
Dear semesta…..
Bila meminta
maaf begitu sulit, setidaknya Kau tau
Aku tak pernah
sebercanda ini untuk menyakiti siapapun.
Jika dimata
semua orang aku jahat dan bodoh!
setidaknya beri
aku satu keyakinan bahwa yang ku lakukain ini benar!
logika dan Hati
tak pernah bisa jalan beriringan soal keputusan yang mengatas namakan Cinta!
Setidaknya terima kasih telah membuat ku belajar, bahwa masing-masing orang
dengan caranya telah membawa Cinta….
TO BE CONTINUED ...

Comments
Post a Comment